commit to user 45
diperlukan persiapan yang cukup, baik materi maupun mental. Untuk itu, diharapkan semua siswa belajar lebih giat untuk menguasai materi Hidrosfer.
Dalam permainan ini tidak ada faktor keberuntungan, sehingga untuk menjadi pemenang dalam turnamen, siswa dalam satu tim harus dapat menjawab
pertanyaan sebanyak-banyaknya dengan benar. Sistem permainan dan kompetisi pada metode pembelajaran TGT sangat cocok diterapkan pada tingkat usia
remaja seperti siswa SMA, sehingga menjadikan mereka lebih aktif dan lebih antusias saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dapat diduga bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode TGT Teams Games Tournament dengan media Roda Impian lebih efektif dibandingkan dengan siswa yang
melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD Student Teams Achievement Divisions maupun metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab. Hal tersebut karena adanya unsur permainan yang menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar dan berkompetisi dalam suasana rileks.
Untuk memperjelas hubungan metode pembelajaran dengan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka pemikiran sebagai berikut:
Keterangan : = Lebih Baik.
Gambar 2.3. Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan masih bersifat teoritis. Sukardi, 2008: 41.
Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2
Kelompok Kontrol Metode STAD
Metode TGT Metode Ceramah
Tanya Jawab
commit to user 46
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan hasil belajar Geografi yang menggunakan metode pembelajaran STAD, metode TGT, dan metode Ceramah Tanya Jawab pada
Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
2. Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode STAD pada Kompetensi Dasar
“Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
3. Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran STAD lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode Ceramah Tanya Jawab pada
Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
4. Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode Ceramah Tanya Jawab pada
Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
commit to user 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dilaksanakan untuk kegiatan penelitian ini selama empat belas bulan di tahun 2010 sampai tahun 2011. Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan Jan
2010 Feb – Mar
2010 Apr 2010 Mei
2010 Jun – Ags
2010 Sept 2010 –
Feb 2011 Persiapan
Penyusunan proposal
Penyusunan Instrumen
Penelitian
Pengumpulan data
Analisis data Penulisan laporan
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini, yang merupakan kelompok besar yang memiliki karakteristik umum yang sama yang menjadi sasaran penelitian adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20092010, yaitu sebanyak 345 siswa. Populasi tersebut terbagi ke dalam sepuluh kelas, yaitu siswa
Kelas X-1, siswa Kelas X-2, siswa Kelas X-3, siswa Kelas X-4, siswa Kelas X-5, siswa Kelas X-6, siswa Kelas X-7, siswa Kelas X-8, siswa Kelas X-9, dan siswa
Kelas X-10. Penentuan sampel yang merupakan kelompok kecil individu yang
dilibatkan secara langsung dalam penelitian ini digunakan teknik simple random