Populasi dan Sampel Rancangan Penelitian

commit to user 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dilaksanakan untuk kegiatan penelitian ini selama empat belas bulan di tahun 2010 sampai tahun 2011. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian Jadwal Kegiatan Jan 2010 Feb – Mar 2010 Apr 2010 Mei 2010 Jun – Ags 2010 Sept 2010 – Feb 2011 Persiapan Penyusunan proposal Penyusunan Instrumen Penelitian Pengumpulan data Analisis data Penulisan laporan

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini, yang merupakan kelompok besar yang memiliki karakteristik umum yang sama yang menjadi sasaran penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20092010, yaitu sebanyak 345 siswa. Populasi tersebut terbagi ke dalam sepuluh kelas, yaitu siswa Kelas X-1, siswa Kelas X-2, siswa Kelas X-3, siswa Kelas X-4, siswa Kelas X-5, siswa Kelas X-6, siswa Kelas X-7, siswa Kelas X-8, siswa Kelas X-9, dan siswa Kelas X-10. Penentuan sampel yang merupakan kelompok kecil individu yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian ini digunakan teknik simple random commit to user 48 sampling. Teknik tersebut memungkinkan semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama dan independen untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi kesepuluh kelas yang menjadi anggota populasi. Undian tersebut dilaksanakan satu tahap dengan tiga kali pengambilan. Nomor undian yang pertama keluar ditetapkan sebagai kelompok eksperimen I, nomor undian yang keluar kedua ditetapkan sebagai kelompok eksperimen II, dan nomor undian yang keluar berikutnya ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan undian, terpilihlah siswa Kelas X-5 sebagai kelompok eksperimen 1 diberi pembelajaran dengan metode STAD, siswa Kelas X-1 sebagai kelompok eksperimen 2 diberi pembelajaran dengan metode TGT, dan siswa Kelas X-3 sebagai kelompok kontrol dengan pembelajaran Ceramah Tanya Jawab.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yang merupakan sesuatu, konsep, gejala yang menjadi fokus atau sasaran penelitian, diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas yang berfungsi untuk mempengaruhi variabel yang lainnya adalah metode pembelajaran yang meliputi metode pembelajaran STAD, TGT, dan Ceramah Tanya Jawab. Ketiga variabel tersebut secara bebas berpengaruh terhadap variabel hasil belajar siswa. 1 Metode STAD a Definisi Operasional: Pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, siswa duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang untuk saling membantu satu sama lainnya sebagai tutor sebaya dengan tujuan untuk menguasai materi Geografi pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi”. b Skala Pengukuran : Nominal. commit to user 49 c Indikator : Proses pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang ditetapkan. 2 Metode TGT a Definisi Operasional : Pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan turnamen akademik. b Skala Pengukuran : Nominal. c Indikator : Proses pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang ditetapkan. 3 Metode Ceramah Tanya Jawab a Definisi Operasional : Penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan – penjelasan secara lisan disertai pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang diberikan. b Skala Pengukuran : Nominal. c Indikator : Proses pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang ditetapkan.

b. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi”. Variabel tersebut dipengaruhi oleh ketiga metode pembelajaran. 1 Definisi Operasional : Skor yang menunjukkan penguasaan siswa akan materi pelajaran Geografi pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi”. 2 Skala Pengukuran : Interval. 3 Indikator : Hasil belajar geografi setelah berlangsungnya proses belajar mengajar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Pada penelitian ini, metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang nilai commit to user 50 kemampuan awal pretest dan posttest hasil belajar geografi gaya kognitif siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi di SMA Negeri 2 Surakarta. Tes awal atau yang sering dikenal dengan istilah pretest ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Sementara itu, tes akhir atau posttest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Fungsi posttest adalah untuk menilai kemampuan murid mengenai materi pelajaran sesudah pengajaran pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah soal tes yang berjenis tes formatif untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran setelah mengikuti suatu program instruksional tertentu, dalam hal ini adalah penguasaan pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Sebelum soal tes dibuat, terlebih dahulu direncanakan kisi-kisi soal terhadap jenjang ranah kognitif siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Indikator materi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 1 Menjelaskan siklus hidrologi, 2 Mendeskripsikan air tanah, 3 Mengklasifikasi jenis-jenis danau, 4 Mendeskripsikan manfaat rawa, 5 Mengklasifikasi ciri sungai dan jenis pola aliran sungai, 6 Menganalisis faktor penyebab kerusakan, serta upaya pelestarian Daerah Aliran Sungai, 7 Menjelaskan perbedaan pesisir dan pantai, 8 Mengklasifikasi jenis-jenis laut, 9 Mengidentifikasi morfologi laut, 10 commit to user 51 Menjelaskan gerakan air laut, 11 Mengidentifikasi kualitas air laut di Indonesia, 12 Menjelaskan manfaat perairan laut. Materi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Kisi-kisi soal instrumen penelitian selengkapknya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2. Kisi – kisi Soal Instrumen Penelitian Indikator Aspek Kognitif Jumlah C1 C2 C3 1. 1 3 2 3 2. - 5 4 2 3. 6, 7, 30 8 - 4 4. 10 - 9 2 5. 11 13, 14 12 4 6. - 17 15, 16 3 7. 24 - - 1 8. - 18 19 2 9. - 20, 21 - 2 10. 23, 25 - 22 3 11. 28 - 26, 27 3 12. 29 - - 1 Jumlah 30 Bentuk soal yang digunakan adalah tes obyektif pilihan ganda atau multiple-choice test. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sama untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara menilai tes dilakukan dengan rumus Percentages correction, dimana hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban yang benar. Purwanto, 2006: 112. Contoh perhitungan nilai tes dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 43. Sebelum soal tes diberikan kepada subyek penelitian, terlebih dahulu soal ini diujicobakan kepada para siswa di luar subyek penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat ukur ini layak dipakai sebagai alat pengumpul data, sehingga perlu dilakukan uji instrumen tersebut dengan menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran item soal. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sampel penelitian, yaitu siswa Kelas X-2 SMA Negeri 2 Surakarta. commit to user 52

a. Validitas

Data evaluasi yang baik dan sesuai dengan kenyataannya disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika pernyataan tersebut dibalik, instrumen evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila mengukur apa yang hendak diukur. Validitas item soal dihitung menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji validitas item soal pretest dan posttest: Tabel 3.3. Ringkasan Hasil Uji Validitas Item Soal Pretest No. r xy r tabel Ket. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 0,473 0,427 0,599 0,625 0,602 0,534 0,477 0,568 0,488 0,392 0,615 0,592 0,546 0,546 0,63 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Uji validitas butir soal pretest dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama pengujian validitas diperoleh bahwa dari 35 soal pretest yang dibuat, diperoleh 30 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 16, 18, 21, dan 35. Ketigapuluh butir soal yang valid tersebut kemudian diuji validitasnya pada tahap kedua dan diperoleh hasil bahwa ketigapuluh butir soal tersebut valid semuanya, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas pada No. r xy r tabel Ket. 19. 20. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 0,492 0,737 0,445 0,373 0,421 0,462 0,553 0,489 0,379 0,457 0,367 0,453 0,613 0,517 0,445 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid commit to user 53 tahap ketiga. Dengan demikian, 30 butir soal yang valid tersebut dapat digunakan untuk penelitian. Item soal dikatakan valid apabila harga r xy lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi α = 5. Perhitungan butir soal nomor 4 diperoleh r xy sebesar 0,599 sedangkan harga r tabel pada N = 30 dengan taraf signifikansi 5 sebesar 0,328, karena r xy r tabel atau 0,599 0,328 maka dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 4 dinyatakan valid. Hasil uji validitas item soal pretest selengkapnya disajikan pada Lampiran 27. Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Uji Validitas Item Soal Posttest Uji validitas butir soal posttest dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama pengujian validitas diperoleh bahwa dari 35 soal posttest yang dibuat diperoleh 30 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 1, 16, 18, 21, dan 35. Dengan demikian, 30 butir soal yang valid dapat digunakan untuk penelitian, sedangkan 5 butir soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Perhitungan butir soal nomor 3 diperoleh r xy sebesar 0,591 sedangkan harga r tabel pada N = 30 dengan taraf signifikansi 5 sebesar 0,328, karena r xy r tabel atau 0,591 0,328 maka dapat disimpulkan bahwa butir No. r xy r tabel Ket. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 0,534 0,591 0,406 0,401 0,34 0,454 0,47 0,433 0,471 0,42 0,658 0,484 0,703 0,461 0,356 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid No. r xy r tabel Ket. 19. 20. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 0,347 0,619 0,428 0,364 0,456 0,473 0,409 0,398 0,351 0,416 0,374 0,36 0,518 0,461 0,452 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 0,328 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid commit to user 54 soal nomor 3 dinyatakan valid. Hasil uji validitas item soal posttest selengkapnya disajikan pada Lampiran 28.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Tes dikatakan memiliki kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas merupakan keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama, dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak sama pada waktu yang sama. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus Kuder-Richardson KR 20. Tabel 3.5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Pretest Instrumen Penelitian Jumlah Soal Keputusan Uji Reliabilitas Kriteria Uji Reliabilitas Soal Pretest 30 0,906 Tinggi Dari 30 butir soal pretest yang valid dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20, dan diperoleh hasil perhitungan r hitung r tabel r 11 = 0,906 0,328, yang berarti tes tersebut reliabel atau dapat dipercaya. Berdasarkan kriteria indeks reliabilitas, tes tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi. Perhitungan uji reliabilitas item soal pretest selengkapnya disajikan pada Lampiran 27. Tabel 3.6. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Posttest Instrumen Penelitian Jumlah Soal Keputusan Uji Reliabilitas Kriteria Uji Reliabilitas Soal Posttest 30 0,872 Tinggi Hasil uji reliabilitas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian untuk item soal posttest adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas pada tabel di atas diperoleh r hitung sebesar 0,872 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel dengan kriteria reliabilitas tinggi, yaitu antara 0,71 sampai dengan 0,90. Perhitungan reliabilitas soal posttest selengkapnya disajikan pada Lampiran 28. commit to user 55

c. Daya Pembeda Item Soal

Daya pembeda item soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah kurang pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut ”indeks diskriminasi”. Tabel 3.7. Ringkasan Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal Pretest Hasil pengujian daya beda item soal pretest menunjukkan sebesar 4 soal 13,3 memiliki daya beda yang lebih membedakan, 9 soal 30 cukup membedakan, dan 17 soal 56,7 soal memiliki daya beda yang kurang, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal-soal pretest memiliki kriteria daya beda yang kurang. No. Daya Beda Keterangan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 0,333 0,333 0,556 0,667 0,444 0,444 0,333 0,500 0,333 0,389 0,500 0,611 0,389 0,500 0,611 Kurang Kurang Cukup Lebih Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang Kurang Cukup Lebih Kurang Cukup Lebih No. Daya Beda Keterangan 19. 20. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 0,444 0,722 0,333 0,333 0,333 0,278 0,556 0,389 0,333 0,389 0,389 0,333 0,389 0,444 0,333 Cukup Lebih Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Kurang commit to user 56 Tabel 3.8. Ringkasan Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal Posttest No. Daya Beda Keterangan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 0,389 0,611 0,389 0,222 0,389 0,333 0,444 0,278 0,556 0,333 0,611 0,389 0,667 0,444 0,278 Kurang Lebih Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Lebih Kurang Lebih Cukup Kurang Hasil pengujian daya beda item soal posttest menunjukkan sebesar 4 soal 13,3 memiliki daya beda yang lebih membedakan, 4 soal 13,3 cukup membedakan, dan 22 soal 73,4 soal memiliki daya beda yang kurang, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal - soal tes memiliki kriteria daya beda yang kurang. Perhitungan uji daya beda item soal posttest dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28.

d. Taraf Kesukaran Item Soal

Tingkat kesukaran item soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran difficulty index, yaitu menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Hasil pengujian terhadap tingkat kesukaran item soal pretest menunjukkan sebesar 8 soal 26,7 mudah, 17 soal 56,7 sedang, 5 soal 16,6 sukar, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal-soal tes tergolong sedang. Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran soal pretesecara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Perhitungan tingkat kesukaran item soal pretest dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27. No. Daya Beda Keterangan 19. 20. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 0,278 0,778 0,222 0,222 0,500 0,389 0,333 0,278 0,333 0,278 0,278 0,222 0,278 0,333 0,278 Kurang Lebih Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang commit to user 57 Tabel 3.9. Ringkasan Hasil Tingkat Kesukaran Item Soal Pretest Tabel 3.10 Ringkasan Hasil Tingkat Kesukaran Item Soal Posttest No. Tingkat Kesukaran Keterangan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 0,528 0,583 0,583 0,500 0,417 0,444 0,556 0,417 0,444 0,556 0,583 0,528 0,556 0,611 0,750 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah No. Tingkat Kesukaran Keterangan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 0,556 0,778 0,611 0,556 0,556 0,333 0,500 0,528 0,722 0,750 0,583 0,583 0,583 0,583 0,583 Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang No. Tingkat Kesukaran Keterangan 19. 20. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 0,500 0,583 0,611 0,444 0,556 0,361 0,611 0,417 0,500 0,250 0,417 0,611 0,250 0,389 0,611 Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sukar Mudah No. Tingkat Kesukaran Keterangan 19. 20. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 0,583 0,556 0,556 0,556 0,583 0,583 0,500 0,583 0,611 0,417 0,417 0,500 0,472 0,556 0,472 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang commit to user 58 Hasil pengujian terhadap tingkat kesukaran item soal posttest menunjukkan sebesar 3 soal 10 tergolong mudah dan 27 soal 90 tergolong sedang, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal-soal tes tergolong sedang. Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran soal posttest secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.10. Perhitungan tingkat kesukaran item soal posttest dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28.

D. Rancangan Penelitian

Di dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen. Keunggulan penelitian ekperimen adalah dapat menentukan apakah hubungan yang ada merupakan hubungan sebab akibat, sedangkan pada penelitian korelasional hanya dapat menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Zuriah, 2005: 57-58. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Zuriah, 2005: 60. Jenis desain eksperimen yang digunakan adalah Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak yang dapat dilihat pada Tabel 3.11. Desain tersebut termasuk dalam desain eksperimen semu, yaitu desain eksperimen yang tidak memungkinkan melakukan penempatan subyek secara acak, baik karena kelompok kontrol atau komparasi tidak ada, tidak memuaskan atau terlalu mahal. Dengan demikian, dalam desain ini peneliti memilih dua atau lebih kelompok subyek yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan eksperimental. Eksperimen dilakukan di suatu kelas tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya. Peneliti tidak mungkin mengubah kelas siswa dalam menentukan subyek untuk kelompok - kelompok eksperimen. Peneliti memilih dua atau lebih kelompok subyek yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan eksperimental. commit to user 59 Siswa pada awal kegiatan penelitian dikenakan test awal pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode STAD untuk kelompok eksperimen 1, sedangkan kelompok eksperimen 2 menggunakan metode TGT. Kelompok kontrol dikenakan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab. Pada akhir penelitian, siswa dikenakan tes akhir posttest. Hasil kedua tes tersebut dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya dengan analisis statistik. Tabel 3.11. Rancangan Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 Metode STAD Eksperimen 2 Metode TGT Kontrol Metode Ceramah Tanya Jawab Y 1 Y 1 Y 1 X 1 X 2 - Y 2 Y 2 Y 2 Sukardi, 2008: 186 Keterangan : Tabel di atas merupakan bagan Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak. Y 1 = hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan Hidrosfer sebelum diberi perlakuan Y 2 = hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan Hidrosfer setelah diberi perlakuan X 1 = perlakuan dengan metode STAD X 2 = perlakuan dengan metode TGT Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan ini adalah : 1. Memberikan pretest Y 1 pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan. 2. Memberikan perlakuan X 1 berupa penggunaan metode STAD pada kelompok eksperimen 1 dan perlakuan X 2 berupa penggunaan metode TGT pada kelompok eksperimen 2. 3. Memberikan posttest Y 2 pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan X 1 dan X 2 . commit to user 60 4. Memberikan posttest Y 2 pada kelompok kontrol. 5. Membandingkan hasil pretest dan posttest ketiga kelompok dengan Analisis Kovarian.

E. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI DI KELAS VII SMP NEGERI I GATAK TAHUN PELAJARA

0 3 62

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUK

0 3 100

STUDI KOMPARASI ANTARA METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2009 2010

0 10 67

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA PADA KOMPETENSI DASAR ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

0 8 100

Bab 7 Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Bumi

0 14 38

(ABSTRAK) PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK HASIL BELAJAR GEOGRAFI DALAM MATERI POKOK BAHASAN HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA N 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK HASIL BELAJAR GEOGRAFI DALAM MATERI POKOK BAHASAN HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA N 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.

0 0 95

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN PENDEKATAN OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI (Materi Pokok Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Peserta didik Kelas X-8 SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Ajaran 2014/

0 0 26

Efektivitas Model Problem Based Instruction dan Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 4 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 (Kompetensi Dasar Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan di Muka Bumi).

0 0 20

EFEKTIVITAS METODE TEAMS GAMES TURNAMENTS (TGT) DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 20142015 (Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya Terh

0 0 18