commit to user 59
1. Analisis SWOT dan QSPM untuk Komoditi Pisang
a. Alternatif  Strategi
Untuk  merumuskan  alternatif  strategi  yang  diperlukan  dalam mengembangkan  komoditi  pertanian  di  Kecamatan  Baureno
digunakan  analisis  Matriks  SWOT.  Matriks  SWOT  menggambarkan secara  jelas  bagaimana  peluang  dan  ancaman  eksternal  dapat
dipadukan  dengan  kekuatan  dan  kelemahan  internal  sehingga dihasilkan  rumusan  strategi  pengembangan  komoditi  pisang.  Matriks
ini  menghasilkan  empat  sel  kemungkinan  alternatif  strategi,  yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.
commit to user 60
Tabel 24. Alternatif Strategi
Matriks SWOT
Pengembangan Komoditi Pisang di Kecamatan Baureno
Kekuatan-S
1.  Petani mempunyai motivasi yang tinggi
dalam melakukan budidaya pisang
2.  Sarana komunikasi yang dimiliki petani sudah baik
3.  Petani memiliki kreatifitas untuk memanfaatkan
setiap bagian dari tanaman pisang
4.  Pisang termasuk tanaman tahan banjir
5.  Produksi pisang tinggi bahkan cenderung
meningkat
Kelemahan-W
1.  Pengetahuan dan
teknologi budidaya
pisang, masih minim 2.  Manajemen usahatani
masih lemah dan skala kecil
3.  Rendahnya daya beli petani terhadap saprodi
4.  Petani sering menjual pisang dalam bentuk
fresh tanpa pengolahan
Peluang-O
1. Adanya bantuan bibit dari pemerintah untuk
mengembangkan pisang 2. Prospek pemasaran pisang
bagus 3. Pemerintah memberi perhatian
dalam upaya peningkatan keterampilan petani dalam
pengolahan pisang 4. Berkembangnya industri
kerajinan berbahan baku pisang 5. Daun pisang masih dibutuhkan
masyarakat sebagi pembungkus makanan
6. Adanya peluang kerjasama UPPKSBKP Disperindag
dalam pengembangan komoditi pisang
Strategi S-O 1.  Peningkatan  diversifikasi
produk olahan pisang S1, S3, S4, O1, O2, O3
2.  Pengoptimalan  peran  PPL untuk
meningkatkan kualitas
SDM petani
pisang S1, O3 Strategi W-O
1.  Pembinaan usahatani Komoditi pisang W1,
W2, O3 , O4 ,O6 2.  Peningkatan manajemen
usahatani dan agroindustri berbahan
baku pisang W1,W2, O2,O4
Ancaman-T
1. Persaingan pemasaran pisang 2. Kredit usaha lebih banyak
disediakan untuk komoditi selain pisang
3. Kondisi infrastruktur penunjang jalan, irigasi, jembatan kurang
mendukung 4. Ancaman keberadaan buah lain
Strategi S-T 1.  Peningkatkan kualitas
infrastruktur untuk mendukung pemasaran
pisang S5, T1,T3 2.  Meningkatkan efisiensi
pemasaran pisang S1,S3, T1 ,T4
Strategi W-T 1.  Perluasan pangsa pasar
pisang W4,T2,T1,T3,T4
Sumber : Analisis Data Primer, 2010 Setelah  mengidentifikasi  faktor-faktor  internal  dan  eksternal
yang  menjadi  kekuatan  dan  kelemahan  serta  peluang  dan  ancaman dalam  pengembangan  komoditi  pisang  di  Kecamatan  Baureno  maka
commit to user 61
diperoleh  beberapa  alternatif  strategi  yang  dapat  dipertimbangkan, antara lain:
1 Strategi S-O
Strategi  S-O  Strength-Opportunity  atau  strategi  kekuatan- peluang adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan  peluang  eksternal.  Alternatif  strategi  S-O  yang dapat dirumuskan adalah :
a Peningkatan diversifikasi produk olahan pisang
Kemampuan  tanaman  pisang  yang  mampu  bertahan pada kondisi banjir merupakan daya tarik tersendiri bagi petani.
Pisang termasuk tanaman yang mudah tumbuh karena tanaman pisang  tidak  membutuhkan  spesifikasi  lahan  khusus.  Namun,
agar  produktivitasnya  optimum,  sebaiknya  pisang  ditanam sesuai  dengan  syarat  agronomi  dan  agroklimat  tanamannya,
yaitu dataran rendah tropika basah dengan ketinggian 100-700 m dpl dan suhu udara 22-32
C, dan terutama harus ada sumber pengairan  saat  musim  kemarau  panjang  dan  berada  di  daerah
beriklim  basah  dengan  curah  hujan  merata  sepanjang  tahun Ramdan, 2010. Produksi pisang tinggi pada saat musim hujan
dan  akan  menurun  pada  saat  musim  kemarau.  Pisang  menjadi tanaman  alternatif  yang  banyak  diusahakan  oleh  masyarakat
karena  karakteristik  tanaman  ini  yang  mampu  bertahan  saat keadaan banjir.
Pisang  merupakan  tanaman  yang  hampir  semua  bagian dari  tanaman  dapat  dimanfaatkan,  mulai  dari  daun,  batang,
jantung  pisang,  pelepah,  dan  buahnya.  Semua  bagian  pisang tersebut  memiliki  nilai  ekonomi  termasuk  daun  pisang.    Salah
satu strategi
penting yang
dapat diterapkan
untuk mengembangkan  komoditi  pisang  adalah  dengan  melakukan
peningkatan  diversifikasi  produk  olahan  pisang.  Ledre merupakan produk olahan pisang yang  menjadi icon  dan  pada
commit to user 62
umumnya menggunakan pisang raja.  Selain pemanfaatan buah pisang,  di  Kecamatan  Baureno  pelepah  pisang  juga  sudah
menjadi  bahan  baku  penting  dalam  industri  kerajinan  pelepah pisang  di  daerah  Gresik.  Industri  kerajinan  ini  menghasilkan
tas, anyaman tikar, sepatu dan lain-lain. Peluang  untuk  mengembangkan  produk  olahan  cukup
besar.  Hal ini didukung oleh motivasi petani yang besar untuk menanam  maupun  mengolah  komoditi  pisang.    Bahkan
kecilnya  dukungan  pemerintah  terhadap  kredit  usaha,  tidak mampu  menyurutkan  motivasi  petani  untuk  mengembangkan
produk  olahan  pisang.  Walaupun  dalam  skala  kecil,  petani hanya  menanam  pisang  di  pekarangan  rumah  dan  hanya
merupakan  usahatani  sampingan,  pisang  merupakan  tanaman alternatif  yang  menghasilkan.  Adanya  kesuaian  lahan,
tingginya  motivasi  petani  serta  adanya  peluang  industri kerajinan berbahan baku pisang, mengakibatkan meningkatnya
laju    komoditi  pisang  hingga  178,89  di  tahun  2008 lampiran  6.  Produksi  ini  masih  bisa  ditingkatkan    dengan
memanfaatkan program pemerintah Kecamatan Baureno untuk mengembangkan  tanaman  pisang.  Program  pemerintah  ini
berupa  bantuan  bibit  dan  peningkatan  keterampilan  petani. Produksi yang banyak akan menjamin ketersediaan bahan baku
untuk pengembangan produk olahan pisang. Dari
sisi pengolahan
pisang, peluang
untuk mengembangkan  masih  besar  karena  seluruh  bagian  tanaman
pisang  dapat  diolah  menjadi  produk  yang  lebih  bernilai  dan memiliki  prospek  pemasaran  yang  masih  luas.    Pada  saat  ini
selain  ledre,  ada  petani  yang  mengolah  pisang  menjadi  kripik, kulit  batang  yang  dikeringkan  diolah  menjadi  anyaman  yang
kemudian  diproduksi  lebih  lanjut  menjadi  tas.    Hanya  saja pengolahan ini belum dilakukan secara intensif. Misalnya pada
commit to user 63
keripik  pisang  yang  hanya  diproduksi  ketika  ada  pesanan  dan pengolahan  batang  yang  belum  banyak  dilakukan  oleh  petani.
Disisi  lain  peluang  pasar  masih  besar  dan  industri  kerajinan kulit  pisang  juga  sudah  ada.  Selain  itu  petani  juga  belum
memanfaatkan  pelepah  pisang  secara  optimal.  Industri pengolahan  pelepah  pisang  dikembangkan  di  Gresik,  bukan  di
Kecamatan Baureno yang merupakan supplier bahan bakunya. Strategi  untuk  mengembangkan  diversifikasi  produk
olahan  pisang  dapat  dilakukan  dengan  memperbesar  akses petani  terhadap  program  pengembangan  tanaman  pisang
misalnya  dengan  menyediakan  bibit  yang  berkualitas, pemberian  bantuan  modal  untuk  pengolahan  produk  pisang,
membentuk kelompok
usaha pengolahan
pisang dan
mengoptimalkan  peran  PPL  dengan  lebih  optimal  untuk membina  petani  pisang  dalam  pengembangan  produk  olahan
pisang.
b Pengoptimalan  peran  PPL  untuk  meningkatkan  kualitas
SDM petani pisang
Upaya  mempertahankan  dan  meningkatkan  peran komoditi  pisang  sebagai  produk  unggulan  di  Kecamatan
Baureno  dapat  dilakukan  dengan  mengembangkan  strategi optimalisasi peran PPL untuk meningkatkan kualitas SDM atau
petani pisang.  Pada saat ini sebagian besar petani pisang hanya menjadikan  pisang  sebagai  tanaman  pekarangan  dan  tanaman
alternatif  di  daerah  bantaran  sungai.    Pembudidayaannya  juga dilakukan  secara  sederhana.    Bibit  yang  digunakan  biasanya
diambil  dari  anak  pisang  dari  tanaman  sebelumnya  dan dibudidayakan seadanya saja bahkan tanpa pemupukan.
Petani memiliki
motivasi yang
tinggi untuk
membudidayakan  komoditi  pisang  dengan  lebih  baik.  Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas SDM atau petani pisang
commit to user 64
merupakan  strategi  yang  penting  untuk  mengembangkan komoditi pisang.
Pihak  penghubung  yang  memiliki  pengaruh  besar terhadap keberlangsungan dan pengembangan komoditi pisang
adalah  PPL,  karena  PPL  adalah  pihak  yang  langsung berhubungan  dengan  petani.    PPL  yang  mengkomunikasikan
program  pemerintah  kepada  petani  termasuk  mendidik  dan melatih  petani  dalam  meningkatkan  pengetahuan  dan
ketrampilan.  PPL juga merupakan wadah aspirasi petani ketika petani  merasakan  kesulitan  dalam  budidaya  atau  dalam
pemasaran produksinya. Oleh  karena  itu  pengoptimalan  peran  PPL  untuk
meningkatkan  kualitas  SDM  atau  petani  pisang  merupakan strategi  yang  penting  untuk  mengembangkan  komoditi  pisang
sebagai komoditi unggulan di Kecamatan Baureno.  Kondisi di lapang  menunjukkan  bahwa  petani  masih  memiliki  motivasi
tinggi  untuk  meningkatkan  pengetahuan  dan  ketrampilan.    Di sisi lain PPL yang ada siap membantu dan tersedia juga sekolah
lapang  sebagai  lembaga  pendukung.  Kondisi  ini  akan memudahkan  peningkatan  peran  PPL  dalam  meningkatkan
kualitas  SDMpetani  pisang.    Upaya  yang  dapat  dilakukan untuk  mengoptimalkan  peran  PPL  antara  lain  dapat  dilakukan
dengan  menambah  jumlah  PPL,  peningkatkan  kualitas  PPL dengan  memberikan  pengetahuan  dan  ketrampilan  terkait
dengan  budidaya  tanaman  pisang  dan  pengembangan  produk olahan  pisang,  dan  mengintensifkan  penyuluhan  dan  pelatihan
kepada  petani  pisang  dengan  mengoptimalkan  sekolah  lapang yang sudah ada.
2 Strategi W-O
Strategi W-O
Weakness-Opportunity atau
strategi kelemahan-peluang
adalah strategi
untuk meminimalkan
commit to user 65
kelemahan  yang  ada  untuk  memanfaatkan  peluang  eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :
a Pembinaan usahatani komoditi pisang
Komoditi  pisang  di  Kecamatan  Baureno  merupakan komoditi  unggulan  prima  yang  memberikan  kontribusi  besar
dan laju pertumbuhan positif. Pisang merupakan komoditi yang mampu  beradaptasi  dengan  wilayah  Kecamatan  Baureno  yang
sangat  rentan  dengan  serangan  banjir  setiap  tahun.  Pisang mampu  tumbuh  dengan  baik  disepanjang  bantaran  sungai
Kecamatan  Baureno,  sehingga  pisang  banyak  diusahakan  oleh masyarakat petani di Kecamatan Baureno.
Peningkatan produksi
dapat dilakukan
dengan penggunaan  bibit  unggul  seperti  bibit  pisang  raja  Kinalun,
pisang  Kepok  Tanjung,  kemudian  penggunaan  pupuk  yang tepat  dan  pemeliharaan  yang  terkontrol.  Selama  ini  petani
menggunakan  bibit  tanaman  pisang  anakan  dan  kurang memperhatikan  kualitas  bibit.    Petani  juga  sangat  jarang
menggunakan  pupuk  karena  beranggapan  bahwa  tanaman pisang mampu tumbuh tanpa dipupuk. Penggunaan pupuk yang
sesuai untuk tanaman pisang adalah pupuk Urea sebanyak 207 kgha,  pupuk  SP36  sebanyak  138  kgha  dan  pupuk  KCl
sebanyak  608  kgha  Prabowo,  2007.    Hal  ini  dikarenakan rendahnya  pengetahuan  dan  teknologi  budidaya  yang  dimiliki
petani  serta  keterbatasan  modal  yang  dimiliki  petani.  Oleh karena  itu  diperlukan  penyuluhan  atau  pelatihan  mengenai
teknis  budidaya  pisang  yang  benar.  Produktifitas  pisang  yang tinggi dan kontinyu akan mendukung meningkatnya keinginan
petani untuk terus mengusahakan komoditi pisang dan bahkan mencoba upaya pengolahan pascapanen.
commit to user 66
b Peningkatan  manajemen  usahatani  dan  agroindustri
berbahan baku pisang
Manajemen  usahatani  merupakan  salah  satu  faktor penentu  keberhasilan  usahatani  pisang.    Petani  di  Kecamatan
Baureno  pada  saat  ini  melaksanakan  budidaya  pisang  secara tradisional dan belum memperhatikan manajemen dengan baik.
Skala  usaha  masih  kecil  karena  sebagian  besar  dibudidayakan di  pekarangan  rumah  dan  teknik  budidaya  yang  masih
seadanya.  Bahkan  dalam  budidayanya  hampir  tidak  ada perlakuan  karena  pisang  dibudidayakan  sebagai  tanaman
sampingan saja. Oleh  karena  itu  dalam  rangka  pengembangan  komoditi
pisang,  salah  satu  straegi  yang  dapat  diterapkan  adalah meningkatkan  kemampuan  manajemen  usahatani  pisang.    Hal
ini  dapat  dilakukan  dengan  memberikan  pengetahuan  dan ketrampilan kepada petani terkait dengan manajemen usahatani
pisang.    Dengan  pemahamaan  terhadap  manajemen  usahatani diharapkan  petani  mampu  mengkalkulasikan  keuntungan  dan
kerugian  yang  mungkin  terjadi  pada  usahataninya.  Sehingga petani  mampu  mengetahui  resiko  usahatani  yang  ditekuninya.
Apabila  petani  mampu  menjalankan  manajemen  dengan  baik, maka  petani  akan  memiliki  pemikiran  untuk  mampu
memperoleh  nilai  tambah  dari  usahatani  yang  dilakukannya. Peningkatan  nilai  tambah  dapat  mendorong  terjadinya
peningkatan  pendapatan  dan  kesejahteraan  petani.  Cara  untuk mengatasi permasalahan manajemen usahatani dan pengolahan
industri  berbahan  baku  pisang  adalah  dengan  mengoptimalkan peran  penyuluh  dalam  pendidikan,  pelatihan  petani  misalnya
dengan menambah
jumlah penyuluh,
mengintensifkan penyuluhan,  memberikan  perhatian  khusus  dalam  penyuluhan
tentang manajemen usahatani pisang dan memberikan pelatihan
commit to user 67
langsung tentang cara mengolah pisang menjadi produk olahan yang memiliki nilai ekonomi.
3 Strategi S-T
Strategi  S-T  Strength-Threat  atau  strategi  kekuatan- ancaman  adalah  strategi  untuk  mengoptimalkan  kekuatan  internal
yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :
a Peningkatan  kualitas  infrastruktur  untuk  mendukung
pemasaran pisang
Pemasaran pisang
dan produk
olahan pisang
membutuhkan dukungan infrastruktur yang baik.  Infrastruktur yang ada seperti jalan, irigasi dan jembatan kondisinya saat ini
kurang  mendukung.    Sehingga  dalam  rangka  pengembangan komoditi  pisang  sebagai  komoditi  unggulan  di  Kecamatan
Baureno, infrastruktur yang ada perlu ditingkatkan kualitasnya. Banyaknya  jalan  yang  rusak,  berlubang,  kemudian  kurangnya
sarana penerangan jalan, jembatan penghubung antar desa yang hanya berupa bambu, merupakan gambaran rendahnya kualitas
infrastruktur  di  Kecamatan  Baureno.  Kondisi  ini  mendorong diperlukannya  upaya peningkatan kualitas infrastruktur.
Upaya  yang  dapat  dilakukan  untuk  meningkatkan kualitas  infrastruktur  yang  sudah  ada  adalah  dengan
memperbaiki  kondisi  jalan,  penerangan  dan  jembatan  karena infrastruktur  pendukung  ini  mengalami  kerusakan.    Dengan
adanya perbaikan
infrastruktur diharapkan
dapat mempermudah pemasaran.  Selain itu kinerja infrastruktur bisa
ditingkatkan  dengan  membangun  sentra  penjualan  oleh-oleh khas  Kecamatan  Baureno  yang  berupa  showroom.  Showroom
ditujukan  agar  hasil  olahan  pisang  sebagai  produk  unggulan dapat  lebih  dikenal  masyarakat  luar  wilayah  Kecamatan
Baureno, serta dengan adanya showroom ini diharapkan kinerja
commit to user 68
kelompok  tani  dapat  diitngkatkan  dengan  adanya  kerjasama dalam  pegelolaan  showroom.  Hal  ini  dikarenakan  selama  ini
penjualan  produk  olahan  pisang  seperti  ledre  masih  banyak dilakukan di rumah-rumah warga yang memproduksinya.
b Peningkatan efisiensi pemasaran pisang
Pisang  sebagai  salah  satu  produk  unggulan  di Kecamatan Baureno mempunyai jumlah produksi yang banyak
dan  stabil.    Salah  satu  masalah  yang  dihadapi  oleh  petani pisang  adalah  harga  jual  yang  berbeda  jauh  antara  harga  di
petani  dan  harga  di  tingkat  konsumen.  Hal  ini  antara  lain karena  pisang  biasanya  dijual  oleh  petani  dalam  kondisi  yang
belum  masak  benar  sehingga  harganya  murah  berkisar Rp.  3.000sisir  -  Rp  4.000sisir,  dijual  tanpa  pengolahan,  dan
seringkali  menjual  kepada  tengkulak.    Oleh  karena  itu  untuk meningkatkan  pendapatan  petani  dari  komoditi  pisang,  perlu
strategi peningkatan efisiensi pemasaran pisang. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi  pemasaran  pisang  antara  lain  dengan  menjual  pisang langsung  kepada  konsumen  dan  dalam  kondisi  yang  sudah
masak atau bahkan sudah dalam bentuk produk olahan.  Selain itu  upaya  meningkatkan  harga  pisang  dapat  dilakukan  dengan
memelihara  pisang  dengan  baik  sehingga  kualitas  produknya juga baik.  Pengolahan pisang menjadi berbagai produk olahan
seperti  ledre,  keripik  pisang,  selai  pisang,  dan  lain-lain  dapat juga  menjadi  alternatif  bagi  petani  untuk  meningkatkan  nilai
ekonomi pisang sehingga pendapatan petani akan meningkat.
4 Strategi W-T
Strategi  W-T  Weakness-Threat  atau  strategi  kelemahan- ancaman  adalah  strategi  untuk  meminimalkan  kelemahan  internal
dan  menghindari  ancaman  eksternal.  Alternatif  strategi  W-T  yang dapat dirumuskan adalah :
commit to user 69
a Perluasan pangsa pasar pisang
Meningkatnya  produksi  pisang  di  Kecamatan  Baureno merupakan  suatu  potensi  yang  baik  untuk  dikembangkan.
Namun hal ini belum didukung dengan proses pascapanen dan pemasaran  yang  memadai.  Pengolahan  pascapanen  hanya
dilakukan  oleh  petani  apabila  ada  pesanan,  serta  dipasarkan hanya  di  rumah-rumah  petani  yang  memproduksi.  Pemasaran
produk  olahan  yang  sempit  ini,  menyulitkan  akses  konsumen terhadap  produk  olahan  pisang  di  Kecamatan  Baureno.  Oleh
karena  itu  diperlukan  leaflet  dan  website  sebagai  sarana promosi  produk  olahan  pisang.  Leaflet  dan  website  dapat
dijadikan    media  promosi  yang  efektif  karena  dengan  adanya leaflet  dan  website  masyarakat  yang  berasal  dari  luar  wilayah
Kecamatan  Baureno  dapat  mengetahui  produk  lokal  dari Kecamatan  ini.  Penyebaran  leaflet  dan  website  ini  dapat
dilakukan  melalui  kerjasama  dengan  pihak  dinas.  Pihak  dinas dipilih  karena  pihak  dinas  memiliki  akses  yang  lebih  luas
dengan pihak lain di luar Kecamatan Baureno. Dengan adanya kerjasama  ini  diharapkan  dapat  menggiatkan  petani  dalam
peningkatan produksi dan produk olahan pisang.
b. Strategi Terbaik