commit to user 42
Tabel 17. Kondisi Jalan di Kabupaten Bojonegoro tahun 2005-2007 km Uraian
2005 2006
2007 1. Panjang jalan
a. Baik b. Sedang
c. Rusak ringan d. Rusak berat
2. Permukaan jalan a. Aspal
b. Makadam c. Tanah
319,81 77,97
96,82 133,25
526,15 87,20
14,50 270,68
92,77 129,16
135,25
526,15 87,20
14,50 290,55
96,72 96,03
144,55 517,35
76,00 14,50
Sumber: BPS Kabupaten Bojonegoro, 2008 Berdasarkan Tabel 18.dapat diketahui bahwa terjadi penurunan
panjang jalan dengan kualitas baik dari tahun 2005 hingga tahun 2007. Sedangkan untuk jalan dengan kualitas rusak berat malah mengalami kenaikan
dari tahun 2005 sepanjang 133,25 km menjadi 144,55 km di tahun 2007. Hal ini mengindikasikan bahwa infrastruktur jalan membutuhkan perbaikan.
Permukaan jalan sudah didominasi dengan permukaan aspal, namun jumlahnya menurun di tahun 2007 karena banyaknya kerusakan jalan.
E. Keadaan Sektor Pertanian
Sektor pertanian di Kecamatan Baureno ditunjang oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan,
subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Tahun 2007-2008 atas dasar harga konstan
tahun 2000 di Kecamatan Baureno pada sektor pertanian disajikan pada Tabel 18.
commit to user 43
Tabel 18. PDRB Subsektor Pertanian Kecamatan Baureno Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Jutaan Rupiah
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2010 Berdasarkan Tabel 18. dapat diketahui terdapat tiga subsektor terbesar
yang memberikan dukungan terhadap sektor pertanian, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan dan subsektor peternakan.
Kontribusi terbesar diberikan oleh subsektor tanaman bahan makanan walaupun terjadi penurunan kontribusi di tahun 2008.
Adapun produksi komoditi pertanian tanaman bahan makanan, komoditi perkebunan dan komoditi peternakan yang dihasilkan di
Kecamatan Baureno pada tahun 2007-2008 secara lebih rinci disajikan pada Tabel 19. sebagai berikut.
Tabel 19. Produksi Komoditi Pertanian Tanaman Bahan Makanan, Komoditi Perkebunan di Kecamatan Baureno Tahun 2007 – 2008
Komoditi Pertanian Produksi Ton
2007 2008
Padi 39.134,79
36.259,87 Jagung
3.068,73 3.677,12
Ubi Kayu 443,00
747,60 Kedelai
263,25 381,80
Kacang Hijau 1.515,31
199,65 Mangga
810,10 282,10
Pisang 19.975,00
58.900,00 Kelapa
55,00 55,00
Kapuk Randu 1,00
1,00 Tembakau Virginia
1.562,00 893,00
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2010 Berdasarkan Tabel 19 di atas, dapat diketahui bahwa komoditi pisang
merupakan tanaman yang mempunyai jumlah peningkatan produksi yang sangat tinggi. Dimana pada tahun 2007 produksi sebesar 19.975 ton dan
Subsektor Pertanian Tahun
2007 2008
Tanaman Bahan Makanan 54.877,59
53.797,18 Perkebunan
6.019,82 6.764,28
Peternakan 8.364,99
11.781,46 Kehutanan
1.595,99 2.113,40
Perikanan 597,84
664,06
Total
71.456,23 75.120,38
commit to user 44
ditahun 2008 meningkat menjadi 58.900 ton. Peningkatan ini dikarenakan tanaman pisang merupakan tanaman alternatif yang tahan terhadap banjir.
Karakteristik wilayah Kecamatan Baureno yang merupakan daerah rawan banjir mengakibatkan timbulnya kebutuhan masyarakat terhadap tanaman
alternatif yang tahan banjir. Komoditi pisang merupakan tanaman alternatif yang sesuai apabila di budidayakan di lahan sekitar aliran sungai atau
bantaran sungai. Penurunan produksi terbesar terjadi pada komoditi kacang hijau.
Kacang hijau yang rentan terhadap banjir mengalami penurunan produksi, dimana pada tahun 2007 produksi sebesar 1.515,31 ton dan menurun menjadi
199,65 ton di tahun 2008. Hal ini pula menunjukkan bahwa besarnya dampak banjir pada besarnya produksi komoditi pertanian yang tidak tahan banjir.
Selain komoditi tanaman bahan makanan dan komoditi perkebunan, juga terdapat komoditi peternakan yang merupakan subsektor terbesar ketiga
yang mendukung sektor pertanian. Besarnya produksi peternakan di Kecamatan Baureno dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini:
Tabel 20. Produksi Komoditi Pertanian Peternakan di Kecamatan Baureno Tahun 2007-2008 Ekor
Komoditi Peternakan Produksi
2007 2008
1. Sapi 2. Kambing
3. Domba 4. Ayam Buras
5. Ayam Ras 2.182
6.090 845
65.372 31.700
1.831 3.183
678 89.509
17.264 Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro, 2009
Berdasarkan Tabel 20. dapat diketahui bahwa peningkatan produksi hanya terjadi pada komoditi ayam buras. Hal ini dikarenakan komoditi ayam
buras mudah untuk di budidayakan dan mudah untuk dijual. Bahkan kebanyakan ayam buras di Kecamatan Baureno dibudidayakan secara liar
sehingga ada penurunan biaya pada pakan ayam buras. Peningkatan ini terlihat pada jumlah produksi pada tahun 2007 sebanyak 65.372 ekor dan
commit to user 45
meningkat menjadi 89.509 ekor ditahun 2008. Selain komoditi ayam buras, empat komoditi lainnya mengalami penurunan produksi. Pada komoditi sapi
pada tahun 2007 memiliki produksi sebanyak 2.182 ekor dan menurun menjadi 1.813 ekor di tahun 2008. Pada komoditi kambing pada tahun 2007
memiliki produksi sebanyak 6.090 ekor dan menurun menjadi 3.183 ekor di tahun 2008. Pada komoditi domba pada tahun 2007 produksi sebanyak 845
ekor kemudian menurun menjadi 678 ekor ditahun 2008. Pada komoditi ayam ras produksi pada tahun 2007 sebanyak 31.700 ekor dan menurun menjadi
17.264 ekor di tahun 2008. Kecenderungan penurunan produksi yang terjadi ini disebabkan karena kecilnya modal usaha yang dimiliki oleh petani. Usaha
ternak sapi, kambing, domba dan ayam ras membutuhkan sistem penanganan yang intensif, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan menjadi besar.
Ketidaktersediaan modal ini mengakibatkan petani hanya melakukan pemeliharaan yang minim, akibatnya kebutuhan ternak tidak terpenuhi dan
dampaknya adalah penurunan produksi ternak.
commit to user 46
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keragaan Umum Komoditi Pertanian Tanaman Bahan Makanan,
Perkebunan dan Peternakan di Kecamatan Baureno
Setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda sehingga akan membentuk karakteristik perekonomian yang berbeda pula dengan daerah lain.
Adanya potensi daerah yang berbeda-beda inilah yang mendorong pemerintah daerah Kecamatan Baureno untuk mampu mengembangkan cara terbaik agar
dapat mengoptimalkan potensi daerah tersebut. Kecamatan Baureno mempunyai potensi wilayah yang perlu dikembangkan berupa sumber daya
manusia maupun sumber daya alam. Namun dikarenakan Kecamatan Baureno merupakan salah satu daerah dengan dampak banjir terparah di Kabupaten
Bojonegoro, mengakibatkan potensi wilayah ini menjadi terhambat untuk dapat dioptimalkan. Petugas lapang yang giat memberikan penyuluhan pada
petani menjadi terhambat ketika banjir datang, kemudian lahan budidaya tergenang sehingga terjadi gagal panen. Hal inilah yang kemudian mendorong
Pemerintah Daerah Kecamatan Baureno untuk lebih cermat dan teliti dalam memberdayakan potensi wilayahnya dalam rangka meningkatkan pendapatan
daerah sehingga kondisi perekonomian di Kecamatan Baureno dapat lebih baik atau stabil.
Perekonomian daerah di Kecamatan Baureno di dominasi oleh dukungan sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 30,28 dari
total PDRB Kecamatan Baureno pada tahun 2008. Besarnya kontribusi sektor pertanian ini, tidak terlepas dari dukungan subsektor pertanian, yaitu subsektor
tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Berdasarkan besarnya
kontribusi subsektor terhadap sektor pertanian diperolehlah tiga subsektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar. Ketiga subsektor tersebut
yaitu subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan dan peternakan. Subsektor tanaman bahan makanan di Kecamatan Baureno
menghasilkan komoditi pertanian yang terdiri dari komoditi tanaman padi dan
46