commit to user 21
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan, misalnya, matriks EFE dan IFE
matriks. Setelah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor strategis kunci sebagai masukan untuk QSPM, kemudian yang dapat
dilakukan adalah merumuskan jenis strategi Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tahap 2 alat manajemen strategis, misalnya
analisis SWOT atau TOWS, SPACE matriks analisis, matriks BCG model, atau IE matriks model. Berdasarkan analisis kemudian
merumuskan strategi, lalu hal yang selanjutnya yang akan dilakukan adalah untuk membandingkan dalam strategi-strategi alternatif QSPM
dan memutuskan mana yang paling sesuai untuk tujuan penelitian. Metode QSPM sangat memungkinkan untuk dapat mengevaluasi strategi
alternatif secara obyektif Anonim
b
,2010 QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi
untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key succes factors internal-eksternal
yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Jadi, secara konseptual tujuan QSPM
adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relative attractiveness dari strategi yang bervariasi yang dipilih, untuk menentukan strategi
mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Umar, 2002.
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Otonomi daerah merupakan peningkatan kewenangan pemerintah daerah dalam upaya untuk meningkatkan keadaan perekonomian wilayah
tersebut. Adanya otonomi daerah ini mengakibatkan pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar terhadap pembangunan daerah
Kecamatan Baureno. Hal ini dimaksudkan agar semua daerah dapat melaksanakan pembangunan secara proporsional dan merata sesuai dengan
sumberdaya dan potensi yang ada di daerah. Apabila pembangunan daerah dapat dilaksanakan dengan baik maka diharapkan daerah dapat tumbuh dan
berkembang secara mandiri. Dengan demikian maka kenaikan pendapatan
commit to user 22
dan kesejahteraan masyarakat di daerah tidak lagi terlalu bergantung dari pusat, tetapi dapat didorong dari daerah sendiri yang bersangkutan.
Pemerintah daerah dapat menggunakan momentum pembangunan daerah untuk meningkatkan peran serta masyarakat. Pemerintah daerah dapat
melaksanakan hal ini bersama dengan masyarakat, yaitu dengan mengembangkan potensi daerah dan mengelola sumberdaya tiap sektor yang
tersedia, serta menentukan prioritas dan arah program pembangunan ekonomi daerah dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan. Pembangunan
daerah Kecamatan Baureno dibagi menjadi 2 sektor besar yaitu sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Indikator berkembang tidaknya
suatu wilayah dilihat dari sektor perekonomiannya. Dari sembilan lapangan usaha yang ada dalam penelitian difokuskan pada sektor pertanian. Dalam
rangka membangun perekonomian daerah yang lebih baik, maka pemerintah daerah harus menentukan komoditi-komoditi yang perlu dikembangkan agar
perekonomian daerah dapat tumbuh cepat. Komoditi yang memiliki keunggulan dan prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan
dapat mendorong komoditi-komoditi lain untuk berkembang. Kecamatan Baureno sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, diharapkan
mampu menetapkan strategi pembangunan bagi daerahnya sendiri, sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimilikinya, dengan tetap mengacu kepada
kebijakan pemerintah pusat. Analisis Pendekatan Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui
klasifikasi komoditi pertanian di Kecamatan Baureno, yaitu dengan mengidentifikasi komoditi pertanian yang menjadi prioritas atau unggulan
melalui laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi pertanian. Pada teknik pendekatan Tipologi Klassen ini, komoditi pertanian dapat diklasifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu terdiri dari komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang.
Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi pertanian dengan analisis Tipologi Klassen, maka tahap selanjutnya adalah menetukan faktor internal
dan faktor eksternal yang mempengaruhi dengan melakukan Focus Group
commit to user 23
Discussion FGD. Focus Group Discussion FGD mengundang perwakilan dari instansi terkait dan petani sehingga dapat secara langsung memberikan
pendapat tentang faktor internal kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal peluang dan ancaman yang berpengaruh. Dalam FGD dihadiri
oleh beberapa pihak dari dinas terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Badan Pengembangan Daerah BAPPEDA,
Pegawai Penyuluh Lapang PPL, Kelompok tani dan Kepala Desa. FGD dilakukan dengan membentuk diskusi kelompok yang terdiri dari 4 kelompok
kecil yang masing masing membahas tentang komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang yang telah
dihasilkan dengan analisis Tipologi Klassen. Setelah dilakukan FGD maka didapatkan faktor internal dan faktor
eksternal yang berpengaruh. Kedua faktor ini kemudian dianalisis kembali untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Alat analisis yang digunakan
adalah SWOT. Beberapa alternatif strategi yang sebelumnya sudah dihasilkan dengan analisis SWOT, maka dengan melakukan analisis lanjutan dapat
diperoleh strategi pengembangan terbaik dengan menggunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. QSPM adalah alat yang
direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-
eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya.
commit to user 24
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Dalam Penentuan Strategi Pengembangan
Komoditi Pertanian di Kecamatan Baureno
Komoditi Prima Pembangunan Daerah Kecamatan Baureno
Sektor Perekonomian Sektor Non Perekonomian
Komoditi Potensial Komoditi Berkembang
Sektor Non Pertanian
Sektor Pertanian
Klasifikasi Komoditi Pertanian di Kecamatan Baureno dengan Analisis Tipologi Klassen
Strategi Terbaik Pengembangan Komoditi Pertanian
Komoditi Terbelakang Komoditi Pertanian
Otonomi Daerah
QSPM SWOT
FGD
commit to user 25
D. Pembatasan Masalah