Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 14 perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan manajerial melalui pelatihan. Penelitian-penelitian tersebut di atas dijadikan sebagai acuan atau bahan referensi dalam penelitian ini karena 1. Adanya kesamaan metode pendekatan analisis, yaitu menggunakan analisis pendekatan Tipologi Klassen dalam penelitian Susilowati 2009 dan penelitian Chasanah 2009. 2. Penggunaan metode analisis strategi yang sama yaitu SWOT dan QSPM pada penelitian Handayani 2007 dan Syafruddin 2007.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Pembangunan menekankan perubahan alami untuk membedakan dari perubahan tidak alami yang ditimbulkan oleh kekuatan dari luar komunitas suatu kelompok manusia. Jika kekuatan dari luar komunitas berperan dalam fungsi perubahan, berarti pembangunan itu tidak berlangsung secara alami, dengan kata lain kelompok manusia dalam komunitas tersebut bergantung pada kekuatan dari luar komunitas. Perubahan yang terjadi bukan karena berjalannya fungsi internal, tetapi karena adanya dorongan dari fungsi eksternal. Dorongan dari fungsi eksternal yang terlalu besar dalam ukuran tertentu dengan demikian akan menciptakan sebuah ketergantungan. Pengambilan keputusan yang bijaksana dan rasional ini merupakan langkah awal manusia sebelum menentukan pilihan untuk melaksananakan sesuatu demi mencapai harapan hidupnya. Proses ini disebut perencanaan. Perencanaan dalam kehidupan manusia sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai penting dalam siklus kehidupan manusia Wrihatnolo dan Riant, 2006. Pembangunan adalah suatu proses kegiatan masyarakat atas prakata sendiri atau pemerintah dalam memperbaiki kondisi ekonomi sosial dan budaya berbagai komunitas, mengintrogasikan berbagai komunitas ke dalam kehidupan bangsa, menciptakan kemampuan memajukan bangsa secara terpadu. Pembangunan daerah adalah proses commit to user 15 kegiatan, masyarakat daerah dalam memperbaiki kondisi ekonomi sosial dan budaya yang bertempat tinggal di suatu daerah tertentu Anonim a ,2010. 2. Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan yaitu suatu usaha pemerintah untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan variabel- variabel ekonomi yang penting penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi, tabungan, ekspor, impor, dan lain sebagainya suatu Negara dalam rangka mencapai keputusan pendahuluan mengenai tujuan-tujuan pembangunan. Rencana itu bisa bersifat komprehensif multisektoral, bisa bersifat parsial lokal. Rencana yang bersifat komprehensif targetnya semua aspek penting yang menyangkut perekonomian nasional, sedangkan yang parsial meliputi sebagian dari ekonomi nasional, seperti sektor pertanian, perindustrian, sektor pemerintah, sektor swasta, dan lain sebagainya Suryana, 2000. Perencanaan pembangunan nasional harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi, sinkron, dan sinergis baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah. Rencana pembangunan nasional dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP. Kemudian Rencana Pembangunan Jangka Menegah RPJM yang berupa penjabaran visi dan misi presiden dan berpedoman kepada RPJP Nasional. Sedangkan untuk daerah, RPJM Nasional menjadi perhatian bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun RPJM Daerah RPJMD. Di tingkat nasional proses perencanaan dilanjutkan dengan Rencana Kerja Pemerintah RKP yang sifatnya tahunan dan sesuai dengan RPJM Nasional Suzetta, 2008. 3. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi sebagai upaya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf kehidupan masyarakat. Pembangunan ekonomi di kawasan negara berkembang bersifat memberikan alternatif commit to user 16 kebijakan pembangunan yang dapat dilaksanakan dalam usaha mempercepat proses pembangunan ekonomi Prayitno, 1992. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari definisi ini mengandung tiga unsur. Pertama, pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus menerus yang di dalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru. Kedua, usaha meningkatkan pendapatan per kapita dan ketiga, kenaikan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang Suryana, 2000. 4. Pembangunan Daerah Tanpa pembangunan daerah pedesaan yang integratif integrated rural development, pertumbuhan industrinya tidak akan berjalan dengan lancar; dan kalaupun bisa berjalan, pertumbuhan industri tersebut akan menciptakan berbagai ketimpangan internal yang sangat parah dalam perekonomian yang bersangkutan; dan gilirannya segenap ketimpangan tersebut akan memperparah masalah-masalah kemiskinan, ketimpangan pendapatan serta pengangguran Todaro,2000. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses. Yaitu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar- pasar baru, alih limu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan- perusahaan baru. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja masyarakat Arsyad,1999. 5. Pembangunan Pertanian Pembangunan pertanian perlu sedapat mungkin mengkombinasikan strategi keunggulan komparatif comparatife advantage yang lebih berdasarkan kandungan sumberdaya lokal dengan keunggulan kompetitif competitive advantage yang bervisi jauh ke commit to user 17 depan memperhatikan perkembangan dunia. Tuntutan desentralisasi kebijakan ekonomi yang demikian pesat adalah salah satu entry point untuk mewujudkan strategi pemanfaatan potensi daerah dan kandungan sumberdaya lokal yang pasti sangat besar. Sementara itu, fenomena globalisasi yang menuntut persaingan yang lebih keras juga menjadi faktor penting untuk melakukan penyesuaian strategi produksi dan pemasaran agar mampu bersaing pada tingkat pasar yang lebih tinggi dan kompleks. Konsistensi pertumbuhan dalam pembangunan pertanian merupakan syarat wajib, bukan opsi bagi Indonesia untuk konsisten melakukan pembangunan pertanian. Konsistensi pertumbuhan yang dimaksudkan di sini tidak boleh mengganggu basis sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara vital itu, sesuai keniscayaan fenomena pembangunan berkelanjutan sustainable development yang telah membumi. Pembangunan pertanian harus mampu membawa misi pemerataan, apabila ingin berkontribusi pada pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan pada ketahanan pangan Arifin,2005. Semua manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak akan dapat direalisir secara nyata tanpa didukung oleh serangkaian kebijakan pemerintah yang secara sengaja diciptakan untuk memberikan rangsangan atau insentif, kesempatan atau peluang-peluang ekonomi, dan berbagai kemudahan yang diperlukan untuk mendapatkan segenap input utama guna memungkinkan para petani kecil meningkatkan tingkat output dan produktivitas mereka Todaro,2006. 6. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara wilayah daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya infrastruktur ekonomi. PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilakan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan commit to user 18 nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan harga konstan dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauhmana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan Anonim c , 2010. Produk Domestik Regional Bruto merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu tahun dasar. Penghitungan PDRB saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional Anonim d ,2007. 7. Tipologi Klassen Konsep Dasar Tipologi Klassen dapat digunakan Pemerintah Daerah untuk membuat prioritas kebijakan agar pembangunan daerah dapat berjalan sesuai rencana. Terkait dengan kebijakan anggaran, penentuan prioritas kebijakan tentang pengeluaran daerah merupakan hal yang penting. Penentuan prioritas kebijakan tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan menentukan sektor-sektor prioritas atau unggulan. Lebih jauh, penentuan prioritas tidak hanya dilakukan pada tingkat sektoral saja, tetapi juga pada tingkat subsektor, usaha, bahkan tingkat komoditi yang layak untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Untuk menentukan sektor, subsektor, usaha, atau commit to user 19 komoditi prioritas tersebut dapat digunakan beberapa alat analisis. Salah satu alat analisis yang relatif sering digunakan adalah alat analisis Tipologi Klassen Anonim e , 2010. Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing- masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah menjadi dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horisontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh high growth and high income, daerah maju tapi tertekan high income but low growth, daerah berkembang cepat high growth but low income, dan daerah relatif tertinggal low growth and low income Bank Indonesia, 2008. 8. Perumusan Strategi a. Analisis SituasiSWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini Rangkuti, 2001. Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping commit to user 20 memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan- kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka distinctive competence perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan Hunger dan Wheelen, 2001. b. Analisis Strategi 1 Matrik SWOT Matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik SWOT ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi. Strategi S-O menuntut perusahaan mampu memanfaatkan peluang melalui kekuatan internalnya. Strategi W-O menuntut perusahaan untuk meminimalkan kelemahan dalam memanfaatkan peluang. Strategi S-T merupakan pengoptimalan kekuatan dalam menghindari ancaman dan W- T menitikberatkan pada upaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Rangkuti, 2001 9. QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix The Quantitative Strategic Planning Matrix atau pendekatan QSPM adalah metode objektif yang digunakan untuk memilih strategi terbaik dengan menggunakan input dari teknik manajemen lainnya dan beberapa perhitungan mudah. Dengan kata lain, metode QSPM menggunakan input dari analisis tahap 1, sesuai dengan hasil analisis dari tahap 2, kemudian memutuskan objektif antara strategi alternatif. Langkah pertama dalam analisis manajemen strategis secara keseluruhan commit to user 21 digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan, misalnya, matriks EFE dan IFE matriks. Setelah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor strategis kunci sebagai masukan untuk QSPM, kemudian yang dapat dilakukan adalah merumuskan jenis strategi Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tahap 2 alat manajemen strategis, misalnya analisis SWOT atau TOWS, SPACE matriks analisis, matriks BCG model, atau IE matriks model. Berdasarkan analisis kemudian merumuskan strategi, lalu hal yang selanjutnya yang akan dilakukan adalah untuk membandingkan dalam strategi-strategi alternatif QSPM dan memutuskan mana yang paling sesuai untuk tujuan penelitian. Metode QSPM sangat memungkinkan untuk dapat mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif Anonim b ,2010 QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key succes factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Jadi, secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relative attractiveness dari strategi yang bervariasi yang dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Umar, 2002.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah