Komoditi Potensial Klasifikasi Komoditi Pertanian di Kecamatan Baureno dengan

commit to user 54 lebih besar dibandingkan kontribusi PDRB Kecamatan Baureno sebesar 3,40 Lampiran 16. Komoditi pisang merupakan komoditi yang banyak diusahakan oleh masyarakat karena kemampuannya bertahan terhadap banjir yang rutin melanda Kecamatan Baureno. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan produksi komoditi pisang, dimana pada tahun 2007 produksi komoditi pisang sebanyak 19.975 ton, meningkat menjadi 58.900 ton di tahun 2008 lampiran 6. Selain itu komoditi pisang memiliki prospek pasar yang baik. Komoditi pisang tidak hanya dijual dalam bentuk buah, namun sudah mengalami proses pascapanen. Contoh produknya yang terkenal adalah Ledre. Ledre merupakan produk olahan pisang yang terkenal di Kecamatan Baureno, bahkan sudah menjadi oleh-oleh khas Kecamatan Baureno. Hal tersebut menjadikan pemerintah daerah Kecamatan Baureno harus tetap mempertahankan komoditi pertanian seperti pisang dan terus dikembangkan agar dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kecamatan Baureno.

2. Komoditi Potensial

Komoditi pertanian yang memiliki tingkat laju pertumbuhan yang lambat tetapi kontribusi yang besar dibandingkan dengan PDRB Kecamatan Baureno disebut sebagai Komoditi Potensial. Dari hasil analisis Tipologi Klassen diketahui terdapat empat komoditi pertanian yang termasuk dalam Komoditi Potensial yaitu padi, tembakau virginia, ayam buras dan ayam ras. Keempat komoditi pertanian ini memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan PDRB Kecamatan Baureno, yang masing-masing mempunyai nilai sebesar 18,59, 3,63, 6,41 dan 14,84. Kontribusi tersebut bernilai lebih besar dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kecamatan Baureno sebesar 1,69 Lampiran 14. Besarnya nilai kontribusi komoditi jagung dan ubi kayu ini tidak didukung dengan laju pertumbuhan yang cepat sehingga nilai laju pertumbuhan komoditinya lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Baureno. Rendahnya laju pertumbuhan commit to user 55 komoditi pertanian ini disebabkan nilai produksi komoditi pertanian ini pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan. Penurunan nilai produksi ini diakibatkan oleh turunnya produksi tembakau virginia, dimana pada tahun 2007 sebanyak 1.562 ton dan menjadi 893 ton di tahun 2008 lampiran 6. Hal ini mengakibatkan laju pertumbuhan komoditi tembakau virginia bernilai negatif. Besarnya resiko banjir pada komoditi padi dan tembakau virginia ternyata tidak menurunkan keinginan petani untuk tetap melakukan budidaya padi dan tembakau virginia. Walaupun usahatani yang dilakukan berada pada skala produksi yang lebih rendah daripada skala produksi sebelumnya, yang terlihat pada penurunan laju petumbuhan komoditi pertanian tersebut. Kuatnya keinginan petani inilah yang menjadi dasar perlu dilakukannya usaha pengembangan atau pengadaan program yang dapat mendukung keberlangsungan budidaya kedua komoditi pertanian ini. Ternak unggas seperti ayam buras dan ayam ras merupakan komoditi yang memiliki kontribusi yang besar namun tidak didukung oleh laju pertumbuhan yang baik lampiran 6. Besarnya kontribusi yang diberikan komoditi pertanian ini seharusnya dapat didukung oleh laju pertumbuhan yang baik pula. Penurunan laju pertumbuhan komoditi pertanian sebesar -93,42 untuk ayam buras dan -44,92 untuk ayam ras, masih mampu menyumbangkan kontribusi sekitar 10. Kontribusi yang besar ini harus mampu dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan upaya pengembangan seperti bantuan kandang, bantuan pakan, kemudian peningkatan keterampilan peternak dalam usahataninya. Melihat prospek ekonomi dari komoditi pertanian ini yang cukup baik yaitu sebagai sumber karbohidrat untuk padi, tembakau virginia sebagai bahan baku industri rokok, kemudian ayam buras dan ayam ras sebagai makanan pelengkap yang memiliki kandungan protein hewani, maka perlu pengembangan lebih lanjut, sehingga dapat lebih berperan dalam peningkatan pendapatan daerah Kecamatan Baureno. commit to user 56

3. Komoditi Berkembang