commit to user 44
dibandingkan dengan siswa dengan gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
Dorin Dumitrascu 2009, melakukan penelitian yaitu Integration of Guided Discovery in the Teaching of Real Analysis. Berdasarkan hasil analisis
data dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa guided discovery method can be turned into an effective and enjoyable learning experience for
most students in a Real Analysis class. Jadi penemuan terbimbing dapat menjadi satu pembelajaran menyenangkan dan efektif untuk kebanyakan para
siswa di suatu kelas analisis real. Berdasarkan kesimpulan dari beberapa penelitian di atas mengenai
beberapa model pembelajaran yang digunakan, akan mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Di sini, penelitian yang akan dilakukan
adalah penggunaan model pembelajaran aktif tipe Snow Balling dan model Penemuan Terbimbing dalam pembelajaran matematika ditinjau dari gaya
belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
1. Kaitan Model Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika umumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor baik internal maupun eksternal. Belajar matematika merupakan belajar konsep. Hal yang paling penting adalah bagaimana
siswa dapat memahami konsep-konsep dasar dalam matematika. Dalam
commit to user 45
proses pembelajaran, siswa diharapkan tidak hanya mendengarkan, mencatatat dan menghafalkan materi maupun rumus-rumus yang diberikan
guru, melainkan siswa dituntut aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran, mereka harus mampu berpikir kritis dan berargumen dalam
memecahkan berbagai persoalan dalam matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan model
pembelajaran yang tepat. Guru harus mempunyai strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pemilihan model
pembelajaran yang tepat sangat penting, karena tidak semua pendekatan dapat digunakan pada tiap pokok bahasan. Model pembelajaran adalah
pola komprehensif yang patut dicontoh, menyangkut bentuk utuh pembelajaran,
meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.
Diantaranya yaitu dengan menggunakan model Snow Balling, yang mana penerapan model ini siswa dilatih untuk saling bertukar pikiran
dengan temannya dan bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan serta dengan model Penemuan Terbimbing merupakan
model pembelajaran yang terpusat pada siswa yang dimana siswa dihadapkan kepada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik
kesimpulan, terkaan, intuisi dan mencoba-coba trial and error, yang menghendaki guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu siswa agar
mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk
menemukan pengetahuan
yang baru.
Sehingga dalam
commit to user 46
pembelajarannya siswa dituntut menggunakan kreativitasnya pada saat trial and error pemecahan masalah, semakin tinggi kreativitas siswa
semakin cepat pula memperoleh tujuannya. Penggunaan model pembelajaran yang tepat, akan menentukan
keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat akan dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
Rendahnya prestasi belajar matematika diakibatkan oleh sistem pembelajaran yang dipakai oleh kebanyakan guru masih bersifat
tradisional, yaitu sistem pengajaran konvensional dimana dalam pembelajaran siswa tidak dilibatkan secara aktif dan hanya bertindak
sebagai obyek. Guru sering hanya memperhatikan ketuntasan materi bukan ketuntasan penguasaan materi oleh siswa, sehingga dalam pembelajaran
khususnya matematika guru cenderung tergesa-gesa dalam menyampaikan materi. Hal ini yang membuat sebagian besar siswa kurang tertarik dan
termotivasi untuk belajar. Untuk itulah guru harus mengupayakan suatu model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Model konvensional
yang selama ini dipakai harus segera ditinggalkan karena menjadikan siswa hanya memperoleh sebatas pengertian konsep.
2. Kaitan Antara Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar