commit to user 22
c. Prinsip reaksi principles of reaction yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap
apa yang dilakukan siswanya. Pada satu model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada
model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk hal-hal yang berkait dengan kreativitas.
d. Sistem pendukung support system yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model
tersebut.
3. Model Pembelajaran Snow Balling
Dalam proses pembelajaran kehadiran model pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut,
ketidakjelasan yang disampaikan dibantu dengan menghadirkan model sebagai perantara. Salah satunya dengan menggunakan model snow
balling. J Valenti dan S. Latourelle 2001 berpendapat “ Snow balling is
A pair of students answer worksheet questions, a lab report conclusion or other written work. Two pairs come together and compare. An option is to
have two groups of four come together and compare. One person from a group of eight writes answers or conclusions on the board ”. Snow balling
adalah sepasang siswa menjawab pertanyaan worksheet, kesimpulan laporan kerja lab atau tertulis lainnya. Dua kelompok bergabung dan
membandingkan jawabannya. Sebuah pilihan adalah memiliki dua
commit to user 23
kelompok dari empat datang bersama-sama dan membandingkan. Satu orang dari dari salah satu kelompok menulis jawaban atau kesimpulan di
papan. David Kimber 1996 menyatakan “ …, snow-balling starting
with pairs which then join together as four, eight, sixteen etc. until the entire class reforms can be used ”. snow-balling mulai dengan
pasangan yang kemudian bergabung bersama sebagai empat, delapan, enam belas dan lain-lain sampai seluruh kelas dapat digunakan.
Model snow balling Hisyam Zaini, dkk.2007 menyatakan bahwa model ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan
dari diskusi siswa secara bertingkat. Menurut Marno dan M. Idris 2008:175 , snow balling adalah
model pembelajaran yang memberdayakan seluruh siswa dengan membagi pertanyaan atau permasalahan yang berbeda – beda pada kelompok kecil.
Setiap anggota kelompok berkewajiban merumuskan jawaban atau pemecahan masalah sebagai bekal tatkala bergabung pada kelompok baru.
Karena itu, setiap anggota kelompok yang baru berkewajiban berbagi jawaban atau pemecahan masalah dari hasil kelompok sebelumnya.
Model pembelajaran
snow balling
merupakan teknik
pembelajaran dengan cara ” penggabungan kelompok kecil bertingkat menjadi kelompok besar ” yaitu setelah kelompok kecil yang
beranggotakan dua siswa mendapatkan jawaban soal materi yang sudah diberikan oleh guru kemudian bergabung dengan kelompok lainnya untuk
commit to user 24
mendiskusikan hasil dari soal tersebut. Dimana kelompok besar tadi yang beranggotakan empat orang menyampaikan dan menjelaskan jawaban
yang diperoleh dan seterusnya disesuaikan dengan jumlah siswa dan alokasi waktu. Sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga
jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Ada beberapa alasan mengapa model pembelajaran snow balling
perlu ditekankan sebagai aspek penting dan sangat berarti dalam menciptakan pembelajaran matematika. Pertama, harapan untuk dapat
diterapkan dalam lingkungan siswa atau dalam situasi baru yang belum familiar. Kedua, snow balling memberi kesempatan dan dapat mendorong
siswa untuk berdiskusi dengan siswa yang lainnya yaitu pada proses menyelesaikan persoalan. Model ini akan berjalan dengan baik jika materi
yang dipelajari menurut pemikiran yang mendalam atau menurut siswa untuk berpikir analisis bahkan mungkin sintesis. Materi yang bersifat
faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan model ini.
Langkah – langkah dari model pembelajaran snow balling yaitu : a. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.
b. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan dua orang. c. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mendapatkan jawaban,
pasangan tadi digabungkan dengan pasangan di sampingnya. Dengan ini terbentuk kelompok dengan empat orang.
commit to user 25
d. Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok
dua orang.
Tugas ini
dapat dilakukan
dengan membandingkan jawaban kelompok dua orang dengan kelompok yang
lain. Dalam langkah ini perlu ditegaskan bahwa jawaban kedua kelompok harus disepakati oleh semua anggota kelompok baru.
e. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabungkan dengan satu kelompok yang lain. Dengan ini
muncul kelompok baru yang anggotanya delapan orang. f. Yang dikerjakan oleh kelompok baru ini sama dengan tugas pada
langkah keempat di atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah siswa atau waktu yang tersedia.
g. Masing – masing kelompok diminta menyampaikan hasilnya di depan kelas.
h. Pengajar akan membandingkan jawaban dari masing–masing kelompok kemudian memberikan ulasan–ulasan dan penjelasan–penjelasan
secukupnya sebagai klarifikasi dari jawaban siswa. Model pembelajaran Snow balling menuntut guru terampil
merangsang siswa mengungkapkan dan mengaktifkan siswa terhadap materi belajar yang dikuasai dan dimiliki. Dengan kegigihan guru
menyajikan pertanyaan - pertanyaan yang mendorong siswa menjadi lebh kreatif dan berinisiatif, dampaknya kegiatan pembelajaran menjadi lancar
dan bermanfaat.
commit to user 26
Unsur-unsur dasar model pembelajaran Snow Balling adalah: siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. Siswa harusnya melihat
bahwa semua anggota di dalam kelompok mempunyai tujuan yang sama. Siswa harusnya membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya. Siswa dikenakan evaluasi atau akan diberikan hadiah penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. Siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok Snow balling.
Dengan model pembelajaran Snow balling, diharapkan siswa tertarik dan senang belajar matematika yang akhirnya dapat meningkatkan
minat siswa dalam belajar matematika yang diwujudkan dengan kemampuannya dalam mengkomunikasikan materi yang dipelajari baik
secara lisan maupun tertulis sehingga hasil belajar dan prestasi siswa juga akan meningkat.
4. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing