Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam era globalisasi persaingan semakin kompetitif sehingga perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa harus mampu berkompetisi. Industri yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Selain itu harapan pelanggan akan produk yang dihasilkan juga semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi harapan tersebut hendaknya perusahaan melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas perusahaannya dengan selalu berusaha untuk meminimalisasi ketidaksesuaian, pemborosan, dan meningkatkan efisiensi dari keseluruhan proses produksi. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan, menghasilkan sejumlah produk yang sesuai dengan target perusahaan dan keinginan pelanggan dan salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui metode Lean Thinking. Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan waste dan meningkatkan nilai tambah value added produk barang atau jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan customer value. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengidentifikasi dan mereduksi waste pada proses produksi agar perusahaan dapat menghemat sumber daya bahan baku, waktu dan energi sehingga terjadi peningkatan efisiensi dan metode 5S merupakan suatu metode yang melakukan perbaikan-perbaikan guna meminimisasi pemborosan yang terjadi. Dan ditujukan Universitas Sumatera Utara untuk membuat daerah kerja seefisien mungkin guna membangkitkan semangat karyawan dalam bekerja untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat memuaskan pelanggan. PT. Jakarana Tama merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri makanan yang mengolah tepung sebagai bahan baku menjadi mie instan mie kering. Dalam hal ini setiap pekerja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka masing-masing dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mereka terhadap PT. Jakarana Tama. Pada proses produksinya, PT Jakarana Tama mengalami permasalahan yaitu adanya pemborosan waste pada proses produksi. Pemborosan yang dialami oleh perusahaan yaitu ditemukannya produk yang cacat defect. Waste berupa produk cacat seperti kecacatan pada produk mie mentah, cemaran, etiket rusak, mie gosong dan mie hancur patah disebabkan karena operator kurang teliti, kurangnya pengawasan, umur mesin yang sudah tua dan lingkungan yang kurang baik. Kecacatan untuk bulan September 9136 pcsbulan, untuk bulan Oktober 7028 pcsbulan, untuk bulan November 8737 pcsbulan dan untuk bulan Desember 8849 pcsbulan sedangkan kapasitas maksimum produksi sebesar 8925 pcsbulan dan mempunyai nilai value to waste ratio sebesar 113 dan yang diharapkan oleh perusahaan adalah zero waste 0. Suatu perusahaan dapat dikatakan lean apabila mempunyai nilai value to waste ratio mencapai minimum 30 yang artinya rasio waktu proses untuk proses kerja atau kegiatan yang bernilai tambah terhadap kegiatan atau proses kerja yang tidak bernilai tambah Universitas Sumatera Utara non value added activity mencapai minimum 30 dari waktu proses atau kegiatan secara keseluruhan. Adanya pemborosan waste tersebut, maka akan mengakibatkan lamanya waktu produksi yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk sehingga jumlah produk yang dihasilkan tidak sesuai target perusahaan. Jika produk yang dihasilkan berjumlah kecil, maka perusahaan akan kesulitan dalam memenuhi permintaan pelanggan pada waktu yang telah ditentukan. Untuk menghindari kejadian tersebut, perusahaan harus mempercepat waktu produksi dan mengurangi jumlah kecacatan produk yang terjadi selama proses produksi berlangsung.

1.2. Rumusan Masalah