Analisis Pereduksian Waste Analisis

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Pereduksian Waste

Pada tahap ini akan dilakukan analisis pereduksian terhadap waste berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya untuk mengetahui lebih dalam permasalahan yang terjadi. Analisis yang dimaksud antara lain adalah analisis terhadap aliran proses, waste dan penyebabnya. Berikut ini pembahasan mengenai tujuh waste pemborosan pada PT Jakarana Tama. a. Overproduction Kelebihan Produksi Dalam melaksanakan proses produksinya PT Jakarana Tama menganut prinsip make to order yaitu bahwa produk yang diproduksi sesuai dengan permintaan dari konsumen. Sehingga overproduction tidak terjadi dilantai produksi. b. Waiting Waktu Menunggu Waktu menunggu merupakan pemborosan yang dapat terlihat di sepanjang value stream mapping. Waktu menunggu ini menyebabkan adanya non value added activities seperti pada proses penggorengan. Dari lantai pabrik diketahui bahwa waktu menunggu senantiasa terjadi pada beberapa stasiun kerja. Kebanyakan waktu menunggu senantiasa terjadi di hampir setiap stasiun disebabkan material yang keluar dari satu proses selanjutnya. Hal ini dilatar belakangi oleh pekerja yang menunggu-nunggu informasi untuk mengerjakan pekerjaannya. c. Excesive Tranportation Transportasi yang Berlebihan Universitas Sumatera Utara Pemindahan barang dalam proses work in process dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu proses senantiasa terjadi pada lantai produksi baik dalam jarak yang dekat maupun jauh, pemindahan ini menggunakan alat bantu maupun dupindahkan secara langsung dengan menggunakan tangan. d. Overprocessing Proses yang Berlebihan Proses yang berlebihan menyatakan adanya proses yang tidak diperlukan dalam membuat komponen. Dalam proses produksi roda di PT Jakarana Tama tidak terdapat Overprocessing. e. Excessive Inventory Persediaan yang Berlebihan Persedian produk jadi pada dasarnya tergantung schedule pengiriman berdasarkan leadtime yang ditetapkan oleh pelanggan. Namun terkadang perusahaan senantiasa menyediakan stock yang diperuntukan apabila jumlah permintaan meningkat sesuai dengan order konsumen. Jumlah Stock yang diproduksi didasarkan pada pengalaman perusahaan. Stock yang ada di perusahaan biasanya bukan produk jadi melainkan barang dalam proses. f. Unnecessary Motion Gerakan yang tidak Perlu Unnecessary Motion tidak terjadi pada saat dilakukannya pemilihan bahan baku. Karena bahan baku yang diperoleh dari supplier merupakan tepung terigu. g. Product Defect Produk cacat Universitas Sumatera Utara Produk dikatakan cacat apabila pada saat proses ditemukan calon produk yang bentuknya tidak sesuai dengan cetakan adanya calon produk yang rework ., seperti produk yang terkontaminasi oleh minyak, mie mentah, pembungkus rusak, mie gosong, mie hancur dan patah.

6.1.2. Analisis Waste pada Process Activity Mapping