6.1.3. Analisis Diagram Pareto
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka atribut kecacatan yang harus dianalisis lebih lanjut adalah:
a. Mie hancur patah dengan persentase kecacatan 31.54 b. Pembungkus rusak dengan persentase kecacatan 27.00
c. Cemaran dengan persentase kecacatan 20.22 d. Mie mentah dengan persentase kecacatan 11.17
e. Mie gosong patah dengan persentase kecacatan 10.05 Dari hasil diagram pareto yang telah dibuat sebelumnya, maka penyebab
cacat dengan persentase tertinggi ialah mie hancur patah yang sering terjadi. Selanjutnya hal ini menjadi dasar penemuan masalah yang menyebabkan cacatnya
mie instan merk gaga 100.
6.1.4. Analisis Diagram Sebab Akibat
Berdasarkan hasil diagram pareto sebelumnya, maka dapat dilihat atribut kecacatan yang perlu dianalisis adalah mie hancur patah. Analisis yang dilakukan
meliputi analisis manusia, lingkungan kerja, mesinperalatan, metode kerja. Dari diagram sebab akibat yang telah dibuat maka dapat dilakukan analisa
berikutnya : 1. Manusia
a. Kurang Teliti Ketidaktelitian operator atau tenaga kerja dapat mengakibatkan cacat pada
mie instan. Ketidaktelitian dalam hal pemeriksaan sepanjang alur proses,
Universitas Sumatera Utara
sehingga terjadi kelalaian yang mengakibatkan ditemukannya produk cacat.
b. Kurang Pengawasan Kurangnya pengawasan terhadap operator atau tenaga kerja dapat
mengakibatkan kelalaian atau ketidakdisiplinan dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab. Perlunya pengawasan dapat membuat
operator lebih hati-hati dan teratur dalam melaksanakan kegiatan atau proses kerja.
2. Material Jenis material yang digunakan tergolong dalam jenis material yang berkualitas
tinggi atau tidak. Hal ini dapat mempengaruhi hasil mie instan.
3. Mesin a. Umur mesin sudah tua
Kerja mesin dalam pemotongan mie terkadang bekerja kurang baik karena mesin sudah tua yang mengakibatkan proses produksi terhenti. Kemacetan
ini disebabkan kurang telitinya operator dalam menjalankan mesin dan pengendalian serta pengaturan mesin yang kurang baik.
b. Mesin rusak Kerusakan beberapa mesin dalam beberapa saat dapat mengakibatkan
terhentinya proses produksi baik secara tiba-tiba maupun tidak.terjadinya kerusakan mesin dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan menjadi
kurang baik atau cacat.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode kerja. Penguasaan teknologi mesin yang kurang tepat karena pada dasarnya
operator yang ditempatkan tidak mempunyai dasar keteknikan khusunya masalah mesin, dan hanya mendapat pelatihan yang singkat jadi mereka perlu
mendapatkan pelatihan yang lebih baik lagi. 5. Lingkungan kerja
a. Lantai produksi Lantai produksi yang licin yaitu pada proses penggorengan yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja di lantai produksi. Kondisi ini membuat operator lebih berhati-hati dalam berjalan dan hal ini membuat mereka
menjadi lebih lambat karena harus erjalan pelan-pelan. b. Temperature
Temperature yang tinggi membuat operator tidak nyaman dalam bekerja karena suhu dalam ruangan di lantai produksi panas, sehingga mereka tidak
konsentrasi dalam bekerja yang berdampak pada produk yang dihasilkan. c. Penataan yang kurang baik
Penataan peralatan yang kurang tepat dan kurang rapi menyebabkan kurang efisiennya dalam pergerakan tenaga kerja. Peralatan yang terlalu jauh
tempatnya. Peralatan yang berantakan penyusunannya dan lain-lain merupakan hal yang kurang efisien dalam proses produksi di lantai
produksi.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Evaluasi