− =
∑ ∑
∑
X X
X N
N
2 2
40
besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Jika suatu pengukuran menggunakan tingkat ketelitian 5 dan
tingkat keyakinan 95 maka hal ini menyatakan bahwa penyimpangan hasil pengukuran dari hasil sebenarnya maksimum 5 dan kemungkinan berhasil
mendapatkan hasil yang demikian adalah 95. Dengan kata lain, pengukur hanya diizinkan paling banyak 5 dalam memperoleh hasil yang menyimpang dari
jumlah keseluruhan hasil pengukuran.
8
Nilai K untuk tingkat kepercayaan tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tingkat Kepercayaan Tingkat Kepercayaan
Nilai K
≤ 68 1
68 1- α ≤ 95
2 95 1-
α ≤ 99 3
Nilai S untuk tingkat ketelitian tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Tingkat Ketelitian Tingkat Ketelitian
Nilai S 5
0,05 10
0.1
Diasumsikan tingkat keyakinan adalah 95 dan tingkat ketelitian 5 , maka rumus uji kecukupan data menjadi :
9
3.2.1. Perhitungan Waktu Normal
Perhitungan waktu normal dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata yang diperoleh dari data pengamatan dengan rating factor. Dalam
penelitian ini, penentuan rating factor yang diberikan menggunakan cara
8
Sutalaksana,Iftikar,dkk. 2005. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB. hal135
9
Sutalaksana, Iftikar,dkk. 2005. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB. Hal 119-135
Universitas Sumatera Utara
Westinghouse dimana penilaian dilakukan terhadap 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan,
usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Rating factor = 1 + Westinghouse factor
Wn = Wt x Rf dimana:
Wn = Waktu Normal Rf = Rating factor
Wt = Waktu terpilih waktu rata-rata setelah data seragam dan cukup Perhitungan waktu normal ini dilakukan hanya untuk waktu siklus rata-rata yang
dilakukan oleh operator.
3.2.2. Perhitungan Waktu Baku
Perhitungan waktu baku dilakukan dengan menambahkan kelonggaran pada waktu normal. Waktu baku juga terbagi menjadi dua bagian yaitu waktu
baku operator dan waktu baku mesin. Untuk waktu normal mesin tidak diberikan kelonggaran sehingga waktu normal dapat langsung dijadikan waktu baku mesin.
Waktu baku penyelesaian pekerjaan adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
dijalankan dalam sistem kerja terbaik . Kelonggaran adalah tambahan waktu yang diperlukan operator untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam kelonggaran, seperti kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique, dan kelonggaran untuk hal-hal
yang tak terhindarkan dimana penambahannya diberikan pada waktu normal.
Universitas Sumatera Utara
Nilai-nilai kelonggaran untuk kebutuhan pribadi pria adalah sebesar 0 – 2,5 dan untuk wanita sebesar 2 – 5. Kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan yang
memiliki perbedaan untuk satu elemen pekerjaan dengan elemen pekerjaan lainnya tergantung pada kondisi yang ada. Perhitungan nilai kelonggaran total
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai kelonggaran yang telah ditentukan. Berikut ini langkah-langkah perhitungan waktu baku, yaitu :
Kelonggaran Total All = Ka+Kb+Kc Waktu Baku Operator Wbo =
Waktu Baku Mesin Wbm = Waktu Normal Mesin Waktu Baku Total Wb = Wbo + Wbm
Dimana: Ka = kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Kb = kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique Kc = kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan
Wno = waktu normal operator
10
10
Iftikar Z. Sutalaksana, , Ibid, hlm. 137
3.2.3. Identifikasi Akar Masalah “5W dan 1 H”