3. Penampungan di Mesin
Feeder
Bila pencampuran selesai yang berarti telah terbentuk adonan yang baik menurut standar produk maka tutup bagian bawah damper mesin mixer terbuka
dan adonan ditampung oleh mesin feeder yang berada tepat di bawah mesin mixer di lantai I, sehingga adonan dapat berpindah hanya dengan menggunakan gaya
gravitasi. Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untuk
diratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan di press, agar adonan yang akan di press rata.
Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehingga proses dapat berjalan secara kontiniu selama masih ada adonan di dalam mesin
ini. Mesin ini juga dilengkapi sensor infra merah, yang akan mengatur jumlah adonan yang akan jatuh ke mesin press.
4. Pengepresan di Mesin
Press
Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin press dengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan
adonan menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri. Dari masing-masing roller akan keluar lembaran-lembaran dengan ketebalan yang
semakin kecil. Pada hasil output roller ke-8 akan memberikan ketebalan yang dikehendaki yaitu pada toleransi antara 1,0-1,2 mm. Ketebalan dari lembaran
adonan ini selalu dikendalikan dengan menyetel setiap pasangan-pasangan roller.
Universitas Sumatera Utara
Lebar lembaran adonan adalah 80 cm dan lembaran yang dihasilkan tidak boleh putus atau berlubang, bersifat elastis dan tidak tegang.
5. Penyisiran di Mesin
Slitter
Mesin slitter atau penyisir terletak tepat berada di ujung mesin press. Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk ke
mesin slitter penyisir. Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yang berukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter. Kemudian mie diuntai dibuat
bergelombang dengan menampung mie hasil sisiran dari slitter pada conveyor dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan
mie dari mesin slitter. Kecepatan yang lebih kecil atau lebih lambat ini dibuat dengan tujuan agar
potongan-potongan mie menjadi menumpuk, sehingga mie menjadi mengendur dan akhirnya bergelombang dan keriting. Selanjutnya mie dilewatkan pada alat
pemisah yang berbentuk roda-roda yaitu alat-alat yang membagi-bagi mie menjadi 5 bagian. Perbedaan kecepatan dari motor conveyor dengan motor slitter
juga digunakan untuk menentukan berat mie yang akan diproduksi. Jika conveyor bergerak lambat maka gelombang mie akan rapat yang berarti akan semakin berat
dan sebaliknya.
6. Penguapan atau Pengukuran di
Steam Box
Selanjutnya untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkan melalui steam box. Steam box ini sepanjang ± 12 meter berisi uap panas 100
C
Universitas Sumatera Utara
yang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Disini dimasak dengan cara mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontak
dengan api. Pengukuran mempunyai tujuan : a. Mendapatkan mie dengan kematangan yang baik
b. Menghasilkan mie dengan tekstur yang empuk dan elastis c. Mempercepat pemasakan mie pada saat dikonsumsi oleh konsumen.
Kemudian dari steam box untaian mie dilewatkan melalui 2 unit kipas angin fan untuk menurunkan suhu dari mie agar dapat diproses pada proses
selanjutnya.
7. Pemotongan dan Pelipatan di Mesin