63 dan cenderung sempit. Sedangkan pisau cukil berbentuk lancip dan datar
digunakan untuk mengolah detail kecil. Kemudian proses selanjutnya adalah proses percobaan cetak, proses ini untuk melihat apakah gambar yang dihasilkan
sudah sesuai dengan keinginan atau belum. Apabila belum sesuai dengan keinginan, masih bisa dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil cetakan
yang diinginkan. Setelah proses percobaan cetak selesai, diakhiri dengan proses cetak edisi.
Komposisi objek diatur menggunakan prinsip
symmetrical balance
dimana berat karya memiliki berat yang sama pada tiap susunannya. Penggambaran anak-
anak sedang mendengarkan diletakkan di tengah dengan ukuran paling besar sebagai
center of interest
, penggambaran anak-anak yang sedang mengatakan sesuatu disusun mengelilingi objek anak-anak yang sedang mendengarkan. Objek
rumput, tanah, dan pohon digunakan sebagai objek pendukung disusun untuk mendapatkan setting tempat yang diinginkan. Pengolahan
background
dibagi menjadi dua bagian yaitu : bagian blok warna gelap untuk membuat objek lebih
menonjol dan bagian garis bergelombang untuk membuat objek terlihat lebih dinamis. Dalam karya ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : karya grafis tidak
memiliki dimensi ruang, karya grafis menggunakan bentuk-bentuk dekoratif dengan melalui proses deformasi, stilasi dan repetisi, karya grafis menampilkan
objek utama secara ilustratif. sesuai dengan ciri-ciri yang ada karya grafis ini memiliki bentuk ilustrasi dekoratif.
64
7. Karya berjudul: “Ingin Seperti Ayah”
Gambar XV:
“Ingin Seperti Ayah”
Teknik cetak rusak edisi 22, ukuran 72 x 90 tahun 2014
Karya grafis berjudul “Ingin Seperti Ayah” dikerjakan menggunakan
teknik cetak habis dan stensil berukuran 72 x 90 dengan posisi vertikal dicetak pada kanvas. Karya grafis ini dicetak sebanyak dua edisi. Dalam karya ini
menampilkan objek manusia telanjang dengan daun menutupi sebagian tubuhnya.
65 Karya grafis dengan judul
“Ingin Seperti Ayah” ini terinspirasi dari anak- anak yang ingin meniru ayahnya. Sosok ayah merupakan idola bagi anak-anak,
sehingga anak-anak senang meniru gaya ayahnya. Di dalam karya grafis ini menceritakan seorang anak yang sedang bersila tanpa busana. Penggambaran
anak-anak dilakukan secara ilustratif dengan melalui proses deformasi untuk menyederhanakan bentuk, pada wajah objek anak-anak digambarkan dengan
bentuk manusia dewasa ini merupakan hasil dari imajinasi penulis terhadap keinginan seorang anak yang berusaha meniru ayahnya. Pada bagian daun dan
rumpt yang mengelilingi objek diolah melalui proses stilasi dan distorsi untuk menciptakan objek daun yang menarik dan dinamis dan menghasilkan bentuk-
bentuk yang bersifat dekoratif. Objek utama pada karya grafis ini adalah penggambaran seorang anak,
penggambaran anak-anak dibuat dengan menggunakan warna coklat, coklat kemerahan, merah marun dan hitam. Warna coklat digunakan sebagai warna dasar
kulit dengan warna coklat kemerahan, merah
maroon
dan hitam sebagai gradasi untuk menghadirkan volume. selain untuk menghadirkan volume penggunaan
warna ini juga untuk membentuk lekuk-lekuk bagian tubuh. untuk objek daun menggunakan warna kuning, hijau muda, hijau tua dan hitam. Warna kuning
digunakan sebagai
highlight
. Kemudian warna hijau muda, hijau tua dan hitam digunakan sebagai gelap terang dan membentuk tekstur pada daun.
Karya grafis ini menampilkan objek anak-anak sedang berkonsentrasi dengan memejamkan mata dan menangkupkan kedua tangannya dengan objek
66 daun mengelilingi tubuhnya. Penggambaran anak-anak diletakkan di tengah-
tengah bidang cetak sebagai
center of interest.
pada
background
digunakan garis- garis vertikal dengan warna
eksclusive maroon
, hal ini dilakukan untuk membuat harmoni antara objek dengan
background.
Proses visualisasi karya grafis berjudul “Ingin Seperti Ayah” ini menggunakan teknik cetak rusak. Proses pertama adalah membuat sketsa pada
kertas. Setelah sketsa selesai, sketsa dipindah pada
hardboard
untuk kemudian dicukil sesuai dengan sketsa yang telah dibuat menggunakan pisau cukil. Dalam
teknik cetak habis
hardboard
dicetak berkali-kali sesuai dengan urutan warna yang akan digunakan. urutan warna dari warna yang muda dilanjutkan ke warna
yang lebih tua untuk memudahkan penumpukkan warna. Warna-warna yang digunakan antara lain : coklat, coklat kemerahan, merah
maroon
, kuning, hijau muda, hijau tua dan hitam.
Proses cetak warna pertama menggunakan warna coklat sebagai
background
sekaligus warna dasar pada kulit. Dilanjutkan dengan warna coklat kemerahan untuk membentuk gradasi pada kulit. Kemudian warna merah
maroon
untuk membentuk bagian gelap pada kulit. Warna berikutnya adalah warna kuning pada sulur, warna ini digunakan sebagai warna dasar daun. Kemudian warna hijau
muda digunakan untuk membentuk gradasi pada daun. Dilanjutkan dengan warna hijau tua sebagai warna bagian gelap pada daun. Kemudian adalah warna hitam
digunakan untuk menyatukan warna objek manusia dengan objek daun. Yang terakhir adalah warna merah marun untuk menciptakan garis-garis vertikal pada
67
background.
Dengan memperhatikan ciri-ciri yang ada pada karya grafis ini, karya grafis ini termasuk ke dalam karya ilustrasi dekoratif.
8. Karya berjudul : “Mencari Jalan di Langit”
Gambar XVI:
“Mencari Jalan di Langit”
Teknik cetak rusak 22, ukuran 70 x 95 cm tahun 2014 Karya grafis dengan judul “Mencari Jalan di Langit” dikerjakan
menggunakan teknik cetak rusak berukuran 70 x 95 cm dicetak pada kanvas dengan posisi vertical dan dicetak sebanyak dua edisi. Karya grafis ini
menampilkan objek anak-anak telanjang yang sedang menaiki tangga di langit. Karya grafis ini terinspirasi dari anak-anak yang selalu ingin tahu, penuh
dengan imajinasi dan kagum terhadap benda-benda langit. Karya berjudul “Mencari Jalan di Langit” ini menceritakan tentang pencarian jalan sampai