Stilasi Konsep penciptaan Tema

15 menggunakan pengolahan objek anak-anak seperti yang dilakukan Andre Tanama pada karya-karyanya. dan tidak membatasi dengan satu karakter anak-anak. berikut merupakan salah satu karya grafis A.C Andre Tanama dengan menggunakan karakter yang terinspirasi dari anak perempuannya. Gambar I : karya A.C. Andre Tanama berjudul “ Ocean cry ” Sumber : httpwww.contemporaryartindonesia.comwp- contentuploadsA.C.-ANDRE-TANAMAOcean-Cry-2010-woodcut-print- charcoal+acrylic-0n-canvas-145-x-180-cm.jpg

K. Unsur-Unsur Rupa

Dalam sebuah karya seni terdapat unsur-unsur rupa yang membentuk karya seni, tak terkecuali di dalam karya seni grafis. Unsur-unsur ini meliputi : Garis, Bidang, Warna, Ruang, Tekstur. Adapun pejelasan tentang pengertian dan penggunaan unsur-unsur rupa pada karya seni adalah sebagai berikut:

1. Garis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 417 garis memiliki pengertian coretan panjang berbentuk lurus, bengkok atau lengkung. Pendapat lain 16 dari Susanto 2002: 45 Garis merupakan hal yang dominan di dalam karya seni. Garis adalah perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar, memiliki dimensi memanjang serta mempunyai arah, bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan lain-lain. Dengan penggunaan garis secara matang dan benar dapat pula membentuk kesan tekstur, nada dan nuansa ruang serta volume. Garis memiliki peranan untuk menggambarkan sesuatu secara representatif, seperti yang terdapat pada gambar ilustrasi dimana garis merupakan medium untuk menerangkan kepada orang lain. Garis bisa digunakan sebagai simbol ekspresi dari ungkapan seniman Dharsono, 2004: 40-41 Jadi menurut beberapa pendapat diatas garis merupakan coretan maupun perpaduan sejumlah titik-titik yang memiliki dimensi panjang dan memiliki arah, bentuknya bervariasi bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak lurus dan lain- lain. Garis juga dapat digunakan sebagai ungkapan simbol ekspresi seniman. Dalam penerapannya pada karya seni, garis dapat digunakan untuk membentuk objek, membuat arsiran, dan lain sebagainya.

2. Bidang

Bidang merupakan suatu bentuk yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur garis dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur. di dalam karya seni bidang digunakan sebaga simbol perasaan seniman di dalam menggambarkan objek. Oleh jarena itu bidang dapat mengalami perubahan di dalam penampilannya yang sesuai dengan gaya dan cara mengungkapkan secara pribadi seniman Dharsono, 2004: 41. 17 Pendapat yang sama disampaikan oleh Susanto 2011: 55 bidang adalah area yang terbentuk karena ada dua atau lebih garis yang bertemu. Dengan kata lain bidang merupakan sebuah area yang dibatasi oleh garis, baik oleh garis formal maupun garis yang sifatnya ilusif, ekspresif atau sugestif. Dari dua pendapat yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bidang merupakan suatu area yang terbentuk karena dibatasi oleh garis atau warna yang berbeda. Dalam karya seni, bidang dapat terbentuk dengan garis maupun warna yang berbeda. Berikut contoh bidang dalam sebuah karya seni.

3. Warna

Menurut Susanto 2002: 113 warna memiliki pengertian kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda yang dikenainya. Peranan warna sangat dominan terhadap karya seni rupa, hal ini dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan tension , deskripsi alamnaturalisme, ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik dan justru dalam kaitan yang beraneka ragam ini akan terlihat kedudukan warna di dalam seni rupa Hal tersebut senada dengan yang disampaikan Soegeng dalam Dharsono 2004: 48 Mengapa suatu benda dapat dikenali dengan berbagai warna seperti merah, hijau, kuning, dan sebagainya, karena secara alami mata kita dapat menangkap cahaya yang dipantulkan dari permukaan benda tersebut. Benda yang berwarna merah, sebenarnya karena ia memantulkan warna merah yang ditangkap oleh mata melalui retina menembus kesadaran kita, untuk selanjutnya benda yang tampak tersebut sebagai benda yang berwarna merah. Demikian pula terhadap benda yang berwarna kuning, hijau , biru dan sebagainya. Namun apabila kita amati secara teliti, warna pada benda-benda tersebut tidak mutlak, melainkan setiap warna akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Misalnya warna “merah” akan 18 mempunyai intensitas berbeda apabila dikelilingi warna kuning dan akan berbeda apabila dikelilingi warna hijau dan sebaliknya. Warna putih akan semakin putih apabila didekatnya ada warna gelap. Sehingga dapat kita mengerti bahwa warna merupakan kesan yang ditimbulkan cahaya pada mata. Menurut kedua pendapat diatas jelas bahwa warna merupakan kesan yang ditangkap oleh mata pada permukaan yang memantulkan cahaya.

4. Ruang

Menurut Susanto 2011: 338 Ruang merupakan istilah yang dikaitkan dengan bidang dan keluasan yang memiliki batas atau limit, akan tetapi terkadang ruang bersifat tidak terbatas dan tidak terjamah. Sedangkan menurut Dharsono 2007: 53 ruang diartikan sebagai wujud tiga matra yang memiliki panjang, lebar, tinggi atau dengan kata lain memiliki volume. Ruang di dalam seni rupa dibagi menjadi dua macam yaitu : ruang nyata dan ruang semu. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang yang benar-benar dapat dibuktikan dengan indera peraba. Sedangkan ruang semu adalah kesan yang ditangkap indera penglihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak dalam bidang dua dimensi. Menurut kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ruang memunculkan dimensi keluasan, kedalaman secara tidak terbatas dan tidak terjamah nyata maupun semu.

5. Tekstur

Tekstur atau barik adalah nilai raba atau kualitas permukaan yang dapat dimunculkan dengan memanfaatkan kanvas, cat atau bahan-bahan lain seperti 19 pasir, semen, kerikil, zinc white , dan lain-lain Susanto, 2002: 20. Ada tiga jenis tekstur. 1. Tekstur semu yaitu tekstur yang dibuat pada media terlihat bertekstur namun jika dirasakan dengan indera peraba secara fisik tidak ada kesan kasar. 2. Tekstur nyata yaitu tekstur yang secara fisik terasa seperti kesan yang ditimbulkan. 3. Tekstur palsu yaitu pengembangan dari tekstur semu yakni lukisan yang meniru gaya lukisan perupa tertentu namun dilukiskan secara realistik. Susanto 2011: 49. Jadi menurut penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tekstur merupakan unsur seni rupa yang memunculkan karakter pada permukaan secara visual maupun dalam nilai raba.

L. Dasar-Dasar Penyusunan Prinsip-prinsip Desain

Pada dasarnya penciptaan karya seni tak terkecuali karya seni grafis menggunakan prinsip-prinsip penyusunan untuk menyusun unsur seni dalam sebuah komposisi. Prinsip penyusunan yang digunakan antara lain :

1. Proporsi

Proporsi dan skala mengacu kepada hubungan antara bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Warna, tekstur, dan garis memiliki peranan penting dalam menentukan proporsi. Dharsono 2004: 64-65. Senada dengan yang diutarakan Susanto 2011: 320 bahwa proporsi merupakan hubungan ukuran antar bagian dan bagian dan kesatuan keseluruhannya. Proporsi memiliki kaitan erat dengan balance keseimbangan, rhytim irama, harmoni dan 20 unity . Proporsi dipakai juga untuk mengukur dan menilai keindahan suatu karya seni. Menurut kedua pendapat diatas proporsi merupakan hubungan antara objek di dalam karya seni, satu bagian dengan bagian lain serta dengan kesatuan keseluruhannya. Selain warna, garis dan tekstur proporsi memiliki kaitan erat dengan keseimbangan, irama, harmoni dan unity .

2. Irama

Menurut Dharsono 2004: 57 irama atau repetisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung dalam karya seni. Repetisi atu pengulangan adalah selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang dan waktu sehingga paduannya bersifat satu matra dan dapat diukur dengan interval ruang. Sedangkan menurut Susanto 2011: 334 menyebut irama sama dengan rhythm, dalam seni rupa menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun lainnya dan menurut E.B. Feldman dalam Susanto menyatakan bahwa rhythm atau irama adalah urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau atau unsur-unsur dalam karya lainnya. Rhythm terdiri dari bermacam-macam jenis, seperti repetitif, alternatif, progresif, dan flowing ritme yang memperlihatkan gerak berkelanjutan. Menurut pendapat yang diuraikan diatas, meski terdapat perbedaan penyebutan, namun pada intinya irama memiliki pengertian pengulangan unsur- unsur dalam karya seni yang disusun secara teratur. 21

3. Keseimbangan

Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan kekuatan antara kekuatan yang salin berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual maupun secara intensitas karya. Bobot visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan serta memperhatikan keseimbangan. Ada dua macam keseimbangan yang diperhatikan dalam penyusunan, yaitu : 1. Formal balance keseimbangan formal, 2. Informal balance keseimbangan informal Dharsono 2004: 60-61. Pendapat lainnya disampaikan oleh Susanto 2011: 20 bahwa kesimbangan atau balance merupakan persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberikan tekanan pada stabilitas pada suatu komposisi dalam karya seni. Balance dikelompokkan menjadi hidden balance keseimbangan tertutup, symmetrical balance keseimbangan simetris, asymmetrical balance keseimbangan asimetris, balance by contrast perbedaan atau adanya oposisi. Jadi menurut kedua pendapat di atas keseimbangan merupakan keadaan dimana materi-materi dalam suatu karya memiliki kesamaan kekuatan dan mengalami persesuaian serta memberikan tekanan pada komposisi karya seni.

4. Kesatuan

Menurut Susanto 2002: 110 kesatuan diciptakan melalui sub azaz dominasi dan subordinasi yang utama dan kurang utama. Dan koheren dalam komposisi suatu karya seni. Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek 22 yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan yang utuh Dharsono 2004: 59. Kesatuan adalah penyusunan atau pengirganisasian dai elemen-elemen seni sedemikiain rupa sehingga menjadi kesatuan, organik, ada harmoni antara bagian-bagian dengan keseluruhannya Sidik dan Prayitno, 1981: 47. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa kesatuan merupakan keutuhan suatu komposisi di dalam karya seni yang diciptakan dari hubungan antara pendukung karya yang utama maupun yang kurang utama serta memiliki harmoni antara bagian-bagian dengan keseluruhannya.

5. Harmoni

Harmoni merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur- unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian. Namun harmonis bukan berarti merupakan syarat komposisi yang baik Dharsono 2004: 54. Sedangkan menurut Susanto 2011: 175 harmoni memiliki pengertian tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keserasian. Menurut dua pendapat diatas harmoni adalah tatanan atau paduan unsur- unsur secara berdampingan serta menimbulkan keserasian. 23

6. Kontras

Kontras merupakan perbedaan yang mencolok dan tegas antara elemen- elemen dalam sebuah tanda yang ada pada sebuah komposisi. Kontras dapat dimunculkan dengan menggunakan warna, bentuk, tekstur, ukuran dan ketajaman. Kontras digunakan untuk memberi ketegasan dan mengandung oposisi-oposisi seperti gelap-terang, halus-kasar, cerah-buram, besar-kecil dan lain-lain. Kontras dapat pula memberi peluang munculnya tanda-tanda yang dipakai sebagai tampilan utama maupun pendukung dalam sebuah karya Susanto 2011: 227-228. Hal yang sama disampaikan oleh Dharsono 2004: 55 bahwa kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Kontras merangsang minat dan menghidupkan desain, kontras digunakan sebagai bumbu pada komposisi dalam pencapaian bentuk. Sesuai dengan kedua pendapat yang telah dijelaskan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontras merupakan perbedaan yang mencolok antara unsur- unsur di dalam komposisi karya. Kontras dapat merangsang minat dan menghidupkan sebuah komposisi dalam pencapaian bentuk karya.

M. Konsep, Tema, Bentuk, Alat, Bahan dan Teknik 1. Konsep

Setiap seniman tentu memiliki suatu konsep dalam penciptaan karya seni, Menurut Susanto 2012: 227 konsep adalah pokok pertama atau utama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau terkadang ditulis secara singkat. Pembentukan konsep merupakan konkretisasi 24 indera, suatu proses pelik yang mencakuo metode, pengenalan sepeeti perbandingan, analisis, abstraksi, idealisasi dan bentuk-bentuk deduksi yang pelik. Konsep sangat berarti dalam karya seni. Konsep dapat lahir sebelum, bersamaan, atau bahkan setelah pengerjaankarya seni selesai. Konsep berfungsi sebagai pembatas berpikir kreator maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi suatu karya seni. Sehingga kreator dan penikmat memiliki persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar. Konsep merupakan konkretisasi dari indera dimana peran panca indera berhubungan tentang rasa nikmat atau indah yang terjadi pada manusia. Rasa tersebut timbul karena peran panca indera yang memiliki kemampuan untuk menangkap rangsangan dari luar dan meneruskannya kedalam. Rangsangan tersebut diolah menjadi kesan yang kemudian dilanjutkan pada perasaan sehingga menusia dapat menikmatinya, dalam hal ini panca indera yang dimaksud adalah kesan visual yang pada akhirnya konkretisasi indera diperoleh dari perwujudan suatu pemikiran untuk divisualisasaikan ke dalam suatu karya A. A. M. Djelantik, 2004: 2. Jadi menurut kedua pendapat diatas konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan pemikiran yang diperoleh dari konkretisasi indera, melalui pemikiran kemudian divisualisasikan ke dalam sebuah karya. Serta dapat pula dijadikan batasan pemikiran bagi pencipta karya seni maupun penikmatnya. 25

2. Tema

Tema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 1482 memiliki pengertian pokok pikiran atau dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb.. Sedangkan pendapat yang lain disampaikan oleh Susanto 2003: 22 bahwa tema atau pokok isi adalah hal-hal yang perlu dan akan diketengahkan dalam karya seni, tema dapat berasal dari berbagai masalah, mulai dari kehidupan perasaan atau emosi, kisah atau cerita, kehidupan keagamaan, sejarah, pengalaman intelektual, perlambangan- perlambangan, atau peristiwa metafisik lainnya. Jadi dalam penerapannya pada karya seni tema adalah pokok pikiran yang menjadi acuan untuk membuat karya seni, yang dapat berasal dari berbagai masalah.

3. Bentuk

Soedarso Sp 2006: 129 menyebutkan bahwa seni memang selalu memiliki bentuk. Bentuk adalah yang memiliki sifat inderawi yang dapat terlihat oleh mata. Pendapat lain menyatakan, bentuk pada dasarnya adalah totalitas dari pada karya seni. Bentuk merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk : pertama visual form , yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni. Kedua special form , yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya Dharsono, 2004: 30. 26 Dari kedua pendapat yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk merupakan satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya yang dapat dilihat oleh mata. Oleh karena itu bentuk adalah hal pertama yang diperhatikan dalam suatu karya seni.

4. Alat dan Bahan

Setiap pengerjaan sebuah karya seni membutuhkan alat untuk proses pengerjaannya. Alat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 37 merupakan barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu dan untuk mencapai maksud tertentu. Alat yang digunakan seniman untuk mengerjakan karya seni tidak bisa lepas dari bahan yang digunakan. alat yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang akan dipergunakan. Bahan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 118 merupakan barang yang dipergunakan untuk membuat bahan lain. Pemilihan bahan yang digunakan dipengaruhi oleh kemampuan dan penguasaan seniman.

5. Teknik

Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 1473 merupakan cara atau kepandaian yang dipergunakan seniman untuk membuat atau melakukan sesuatu kaitannya dengan karya seni. Mengenal seluk-beluk teknik dan menguasai teknik penting dalam penciptaan karya seni hal tersebut mendukung kemungkinan seorang seniman menuangkan gagasan seninya secara tepat seperti yang dirasakan. Semakin 27 mengenal dan menguasai teknik seni, makin bebas pula seorang seniman menuangkan segala aspek gagasan seninya. Akan tetapi harus diingat bahwa teknik memiliki keterbatasan dalam kaitannya dengan material seninya. Oleh karena itu penguasaan teknik seni yang membaku hanya dapat merampungkan isi gagasan seni yang dibatasi oleh tekniknya Sumardjo, 2000: 96-98. Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik merupakan hal yang penting dalam penciptaan karya seni. Penguasaan teknik dalam hubungannya dengan penciptaan karya seni adalah semakin menguasai teknik semakin bebas seorang seniman untuk menuangkan segala aspek gagasannya. Teknik disesuaikan dengan material yang akan dipergunakan untuk menciptakan karya seni. Di dalam seni grafis sendiri terdapat banyak teknik yang bisa dipergunakan sesuai dengan material yang akan dipakai.

N. Metode penciptaan

Dalam proses penciptaan karya seni grafis metode yang digunakan meliputi eksplorasi bentuk dan tema, eksperimen, dan visualisai eksekusi.

1. Eksplorasi bentuk dan tema

Eksplorasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 379 memiliki pengertian penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Penerapannya dalam berkarya seni adalah dengan mencari berbagai kemungkinan bentuk dan, sehingga ditemukan bentuk yang artistik dan sesuai dengan keinginan penulis. 28

a. Eksplorasi bentuk : dalam pencarian bentuk penulis melakukan

observasi secara langsung dengan mengamati perilaku anak-anak, hal ini bertujuan untuk mendapatkan ide, bayangan serta pengalaman estetis mengenai bentuk Aktivitas anak-anak yang akan ditampilkan dalam karya seni, maupun secara tidak langsung melalui majalah, komik, film Animasi, katalog dan internet hal ini dilakukan berkaitan dengan bentuk-bentuk tubuh anak-anak serta objek lain yang akan dipergunakan sebagai objek dalam proses berkarya seni.

b. Eksplorasi tema : sedangkan dalam eksplorasi tema penulis

mengamati apa saja yang dilakukan anak-anak kemudian menjadikannya tema dalam penciptaan karya seni.

2. Eksperimen

Eksperimen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 379 memiliki pengertian percobaan yang sistematis dan berencana. Dalam penerapannya pada proses berkarya seni grafis, eksperiman digunakan untuk menemukan sesuatu yang baru misalkan karakter, komposisi, maupun warna yang digunakan. eksperiman ini melalui sketsa yang dilakukan dengan mengolah bentuk dengan karakter serta komposisi yang sesuai keinginan. Dalam penciptaan karya seni grafis eksperimen tidak berhenti pada sketsa saja. namun, eksperimen dapat dilakukan dengan mencoba mencetak plat yang sudah dicukil, plat yang telah dicukil dicetak beberapa kali untuk mencari bentuk yang sempurna, atau pun 29 kalau dalam cetak rusak hal ini dilakukan untuk mencari warna yang sesuai dengan keinginan.

3. Visualisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Idonesia 2008: 1609 visualisasi merupakan pemberian maupun penjelasan gambaran tentang sesuatu menggunakan alat peraga sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa visualisasi adalah pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan kata dan angka, petagrafik, dan lain sebagainya. Atau proses penggubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan melalui karya seni Susanto, 2002: 112. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa visualisasi merupakan pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan alat peraga bisa berbentuk gambar, tulisan kata dan angka, petagrafik, dan lain sebagainya. Visualisasi merupakan bagian yang penting dalam proses berkarya seni. Karena dengan visualisasi gagasan dan gambaran diwujudkan. Dalam berkarya seni grafis penulis memvisualisasikan ide, gagasan dan imajinasi pada saat memahami Aktivitas anak-anak kedalam karya grafis dengan melakukan deformasi untuk menghasilkan bentuk baru. Pada prosesnya penulis membuat sketsa terlebih dahulu pada kertas kemudian dipindahkan ke papan hardboard untuk selanjutnya dicukil. Karena hasil cetakan papan hardboard berkebalikan dengan sket yang dibuat, maka penulis ketika membuat sket membalik logika 30 berpikir. Misal ketika pada sketsa, tangan kanan memegang tali yang ingin ditampilkan pada karya, maka pada sketsa di papan kayu digambar berkebalikan, dengan kata lain tangan kanan digambar sebagai tangan kiri. Begitu juga dengan objek lainnya. Pada akhirnya setelah papan hardboard selesai dicukil sesuai dengan gambar yang diinginkan dilanjutkan dengan proses cetak. Proses cetak dimulai dengan menyiapkan media yang akan digunakan untuk mencetak klise cetak, dalam hal ini penulis menggunakan kertas, kanvas serta vinyl. 31 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PENCIPTAAN

A. Konsep penciptaan

Dalam setiap penciptaan sebuah karya tidak lepas dari ide yang mendasarinya. Akan tetapi ide yang didapat tidak serta-merta langsung divisualisaikan ke dalam bentuk karya, ide tersebut diolah dengan melibatkan emosi, pemikiran, perenungan, kepekaan naluri terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan kehidupan serta dengan pengalaman estetis yang ada dalam diri. Sehingga apa yang dirasakan dan menjadi tujuan dapat tersampaikan melalui karya yang diciptakan. Penciptaan karya seni grafis ini berawal dari ketertarikan terhadap aktivitas anak-anak. Dengan mengamati aktivitas anak-anak yang bermacam- macam seperti bermain dengan teman, membayangkan menjadi sesuatu yang diidolakan, menghayalkan sesuatu serta pemikiran-pemikiran anak-anak yang imajinatif, kemudian timbul rasa penasaran, kagum sekaligus rindu dengan apa yang dilakukan anak-anak. Hal tersebut menjadi sumber yang tidak ada habisnya untuk di olah ke dalam bentuk karya seni grafis dengan cetak tinggi dengan merubah bentuk secara deformasi, distorsi, stilasi dan repetisi. Objek utama merupakan olahan objek anak-anak dengan perpaduan unsur-unsur rupa diantaranya : garis, warna, bentuk, tekstur, ruang dan gelap terang, serta mempertimbangkan prinsip-prinsip penyusunan untuk menghasilkan komposisi yang diinginkan. Objek yang digunakan merupakan hasil dari 32 deformasi bentuk anak-anak serta objek pendukung lainnya, yang di tampilkan secara ilustrasi dekoratif. Warna-warna yang digunakan pada karya grafis ini menggunakan warna cerah untuk sebagian karya, hal ini bermaksud untuk memberikan asumsi tentang kesan yang melekat pada anak-anak dimana cenderung menyukai warna-warna cerah. untuk sebagian karya yang lain menggunakan warna monokrom hal ini bertujuan untuk menampilkan karya yang lugas dan tegas.

B. Tema

Dalam penciptaan karya seni tidak lepas dari tema yang ingin ditampilkan tema memiliki peran yang sangat penting, karena tema merupakan hal-hal yang ingin diketengahkan dalam karya seni. Tema dalam karya seni grafis ini adalah aktivitas dan perilaku yang dilakukan anak-anak dalam interaksi terhadap lingkungannya, Seperti, bermain bersama teman, berimajinasi dalam bermain, berkhayal menjadi pahlawan, bekerja sama untuk mendapatkan sesuatu.

C. Proses visualisasi

Dalam proses visualisasi dari sebuah ide dan gagasan menjadi bentuk karya seni memerlukan alat dan bahan sebagai media untuk menyalurkan ide dan gagasan tersebut. Alat dan bahan yang digunakan tentu tergantung dari setiap individu, hal ini berkaitan dengan teknik serta penguasaan media, yang pada akhirnya menentukan hasil terhadap karya seni yang diciptakan. Adapun alat, bahan serta teknik yang digunakan dalam proses visualisai dijabarkan sebagai berikut : 33

1. Alat

Alat-alat yang dipergunakan dalam proses visualisai antara lain :

a. Pensil dan Spidol

Pensil dipergunakan untuk membuat sketsa pada kertas serta pada hardboard sedangkan spidol dipergunakan untuk menebalkan sket pensil pada hardboard . Pensil yang dipergunakan antara lain: pensil 2b, pensil warna. Gambar II : Pensil 2B, pensil warna dan spidol Sumber: Dokumentasi pribadi

b. Pisau cukil

Pisau cukil dipergunakan untuk melukai hardboard yang dijadikan sebagai klise cetak dengan teknik cetak tinggi. Hardboad dilukai sesuai dengan sket yang telah dipindahkan sebelumnya. Pisau cukil mempunyai varian bentuk, yang dipakai penulis diantaranya pisau cukil bentuk U, pisau cukil bentuk V, pisau cukil bentuk datar dan pisau cukil bentuk lancip. Masing-masing pisau cukil memiliki karakteristik tersendiri. 34 Gambar III: Pisau cukil Sumber: dokumentasi pribadi

c. Roller

Roll dipergunakan untuk menghaluskan cat dan mengisi cat dari palet ke papan hardboard klise. Gambar IV: Roller Sumber: dokumentasi pribadi

d. Palet

Palet dipergunakan untuk mencampur tinta cetak yang dinginkan. Palet yang dipergunakan berbahan keramik agar mudah dibersihkan. Ada dua palet 35 yang digunakan pertama untuk tinta cetak warna dan kedua untuk tinta cetak hitam. Gambar V: Palet Sumber: dokumentasi pribadi

e. Pisau palet

Pisau palet dipergunakan untuk mengambil tinta cetak kemudian dicampur pada palet. Gambar VI: Pisau palet Sumber: dokumentasi pribadi

f. Alat gosok

Alat gosok dipergunakan untuk memindahkan tinta cetak pada pernukaan hardboard klise menuju permukaan bahan cetak. Dalam prosesnya bahan cetak digosok agar tinta cetak yang ada pada papan hardboard berpindah pada bahan cetak. Alat gosok yang digunakan adalah sendok, botol, serta alat gosok buatan berbahan kayu.