Irama Dasar-Dasar Penyusunan Prinsip-prinsip Desain

23

6. Kontras

Kontras merupakan perbedaan yang mencolok dan tegas antara elemen- elemen dalam sebuah tanda yang ada pada sebuah komposisi. Kontras dapat dimunculkan dengan menggunakan warna, bentuk, tekstur, ukuran dan ketajaman. Kontras digunakan untuk memberi ketegasan dan mengandung oposisi-oposisi seperti gelap-terang, halus-kasar, cerah-buram, besar-kecil dan lain-lain. Kontras dapat pula memberi peluang munculnya tanda-tanda yang dipakai sebagai tampilan utama maupun pendukung dalam sebuah karya Susanto 2011: 227-228. Hal yang sama disampaikan oleh Dharsono 2004: 55 bahwa kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Kontras merangsang minat dan menghidupkan desain, kontras digunakan sebagai bumbu pada komposisi dalam pencapaian bentuk. Sesuai dengan kedua pendapat yang telah dijelaskan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontras merupakan perbedaan yang mencolok antara unsur- unsur di dalam komposisi karya. Kontras dapat merangsang minat dan menghidupkan sebuah komposisi dalam pencapaian bentuk karya.

M. Konsep, Tema, Bentuk, Alat, Bahan dan Teknik 1. Konsep

Setiap seniman tentu memiliki suatu konsep dalam penciptaan karya seni, Menurut Susanto 2012: 227 konsep adalah pokok pertama atau utama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau terkadang ditulis secara singkat. Pembentukan konsep merupakan konkretisasi 24 indera, suatu proses pelik yang mencakuo metode, pengenalan sepeeti perbandingan, analisis, abstraksi, idealisasi dan bentuk-bentuk deduksi yang pelik. Konsep sangat berarti dalam karya seni. Konsep dapat lahir sebelum, bersamaan, atau bahkan setelah pengerjaankarya seni selesai. Konsep berfungsi sebagai pembatas berpikir kreator maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi suatu karya seni. Sehingga kreator dan penikmat memiliki persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar. Konsep merupakan konkretisasi dari indera dimana peran panca indera berhubungan tentang rasa nikmat atau indah yang terjadi pada manusia. Rasa tersebut timbul karena peran panca indera yang memiliki kemampuan untuk menangkap rangsangan dari luar dan meneruskannya kedalam. Rangsangan tersebut diolah menjadi kesan yang kemudian dilanjutkan pada perasaan sehingga menusia dapat menikmatinya, dalam hal ini panca indera yang dimaksud adalah kesan visual yang pada akhirnya konkretisasi indera diperoleh dari perwujudan suatu pemikiran untuk divisualisasaikan ke dalam suatu karya A. A. M. Djelantik, 2004: 2. Jadi menurut kedua pendapat diatas konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan pemikiran yang diperoleh dari konkretisasi indera, melalui pemikiran kemudian divisualisasikan ke dalam sebuah karya. Serta dapat pula dijadikan batasan pemikiran bagi pencipta karya seni maupun penikmatnya.