masing kultur tentu memperlihatkan cirinya sendiri dan akan sulit hidup bersama kecuali dengan mengadopsi toleransi terhadap perbedaan. Ada kultur yang peka
terhadap peluang ekonomi sehingga setiap kesempatan bisnis yang terbaca oleh sub-grup ini langsung ditindaklanjuti dengan menerima semua resiko
pengorbanan. Ada pula kultur yang sangat bersifat religius sehingga tidak terlalu peka terhadap peluang bisnis tetapi peka dengan nilai ketuhanan, demikian
seterusnya. Jika penelitian tentang perilaku masyarakat terhadap partisipasi dalam pembangunan dilakukan di wilayah yang multi-kultur ini dengan populasi adalah
seluruh penduduk yang sudah berumur 15 tahun maka metode cluster sampling sangat tepat digunakan.
3.6.3. Non Probability Sampling
Berbeda dengan probability sampling, pada non-probability sampling, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak
berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik khusus masing-masing elemen. Hal ini mengindikasikan bahwa
temuan-temuan dari analisis terhadap sampel terpilih tidak dimaksudkan untuk generalisasi tetapi untuk mendapatkan informasi awal yang cepat dengan cara
murah.
3.6.3.1. Convinience Sampling
Pengampilan sampel dengan cara ini yaitu dengan cara mengambil anggota populasi yang dianggap sudah mewakili populasi, misalnya akan
Universitas Sumatera Utara
dilakukan penelitian terhadap mahasiswa tingkat persiapan yang memiliki bubuk A. Disini akan diambil sampel dengan cara menutup mata dan dipanggil
mahasiswa yang akan ditanyai.
3.6.3.2. Judgement Sampling
Untuk pengambilan sampel dengan cara ini diperlukan tenaga ahli yang akan menentukan anggota populasi yang akan menjadi anggota sampel. Misalnya
akan diadakan penelitian tentang penerimaan masyarakat terhadap suatu jenis kosmetika. Para ahli biasanya mengambil segolongan orang yang selalu memakai
kosmetika, jadi tidak seluruh penduduk kota akan diambil sebagai pilihan.
3.6.3.3. Quota Sampling
Pada quota sampling, sampel yang akan diambil adalah sekelompok anggota populasi yang mempunyai karakteristik yang sama, misalnya akan
dilakukan penelitian tentang masalah Keluarga Berencana KB, maka dilakukan pengelompokan golongan penduduk, misalnya penduduk suku Batak, Aceh,
Minang, dan sebagainya. Dari tiap golongan diambil dengan cara sebanding dari jumlah keseluruhan.
3.6.3.4. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya sampel, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
Universitas Sumatera Utara
dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman- temannya yang dijadikan sampel.
3.7. Ketelitian dan Kepercayaan
Dua faktor penting yang menjadi perhatian dalam penelitian ialah ketelitian precision dan derajad kepercayaan level of confidence. Tingkat ketelitian
adalah suatu parameter yang menjelaskan seberapa dekat sebuah estimasi karakteristik sampel terhadap karakteristik sesungguhnya dari populasi. Derajad
kepercayaan menjelaskan besarnya kepercayaan bahwa estimasi tersebut benar menjelaskan karakteristik populasi.
3.7.1. Tingkat Ketelitian Precision
Suatu estimasi dikatakan 100 teliti jika angka estimasinya itu persis sama dengan angka sesungguhnya. Dalam ilmu statistik, ketelitian adalah fungsi dari
kisaran variabilitas rata-rata sampel dari distribusi sampling. Distribusi harga rata- rata sampel tersebut mempunyai harga rata-rata yang disimbolkan dengan
dan juga dispersi atau standar error yang disimbolkan dengan S. Populasi dari mana
sampel-sampel tersebut ditarik juga mempunyai harga rata-rata yang disimbolkan dengan µ dan standar deviasi yang disimbolkan dengan σ.
Suatu hal yang perlu disadari bahwa tidak selalu dibutuhkan penarikan sampel berulang-ulang dari populasi untuk mengestimasi parameter populasi. Bila
sebuah sampel berukuran 30 atau lebih ditarik dari populasinya maka variabilitas
Universitas Sumatera Utara