3. Air Sebagai bahan penolong air digunakan untuk air umpan pada boiler. Air yang
digunakan berasal dari air tanah.
2.4.2. Uraian Proses
Untuk mendapatkan produk pakan ternak standard PT. Gold Coin Indonesia-Medan bahan baku dan bahan tambahan harus melalui berbagai
tahapan, tentunya dengan bantuan bahan penolong. Adapun tahapan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan yaitu:
1. Penimbangan dosing Penimbangan merupakan tahapan proses produksi pertama. Semua bahan baku
sebelumnya telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian akan dilakukan penimbangan dosing. Timbangan terdapat dua
unit yaitu timbangan I kapasitas 3 ton dan timbangan II kapasitas 1,5 ton. Sebelumnya formula telah dimasukkan ke computer batching sesuai
komposisi produk yang ingin diproduksi. Tiap bahan akan ditimbang sesuai dengan persentase kebutuhan dari formula yang telah ditetapkan untuk
diproses tiap batchnya dimana 1 batch adalah sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
2. Penggilingan Grinding Selanjutnya bahan baku yang berada di bin hopper dibawa vibrator shiever
dengan menggunakan slide gate. Proses penggilingan dimulai setelah bahan baku masuk ke dalam vibrator shiever saringan bergetar untuk memisahkan
Universitas Sumatera Utara
bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. vibrator shiever memiliki saringan dengan ukuran 14 mesh, 16 mesh dan 20 mesh. Bahan baku
dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus
dapat langsung menuju mesin mixer. Proses penggilingan dilakukan dengan dua buah mesin hammer mill yang berkapasitas 22 tonjam dan berputar
dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 KW. Bahan baku yang masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga
bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringanpengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi
dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil
pengilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan
debu bahan baku yang menempel pada dust filter akan tersaring jatuh ke hopper penampung oleh udara kejut yang disemprotkan jet filter. Pada proses ini, blower
berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau.
Setelah itu bahan baku yang telah halus dilanjutkan ke mesin mixer.
3. Pencampuran mixing Hasil penggilingan dari hammer mill akan dicampur hingga rata di mixer.
Pada saat proses mixing ini, bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dicampur dengan bahan
baku. CPO, rhodimet, dan choline Cl disemprotkan lewat pipa yang bersumber dari tangki, sedangkan garam, mineral dan vitamin dimasukkan langsung ke
Universitas Sumatera Utara
hopper mixer oleh operator Hand and Dumping II. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 KW.
Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang control dan
biasanya pencapuran telah sempurna pada waktu 4 menit. Jika produk yang diinginkan dalam bentuk mash tepung, hasil pencampuran dari mesin mixer
akan dibawa langsung ke bin finished product. Namun untuk produk berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing
sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan diteruskan ke proses peletizing dan crumbling.
4. Pembutiran Peletizing Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan
dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler.
Steam yang digunakan bersuhu 70-80
o
C dan bertekanan 8-9 bar. Pemanasan dilakukan agar proses penekanan atau pelleting menjadi lebih mudah. Proses
pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari 2 buah ring die press yang bekerja berputar dan menekan die ring yang memiliki lubang-
lubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 tonjam dengan daya 200 KW. Dengan demikian
bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang- lubang yang terdapat pada ring die press sesuai dengan ukuran cetakan produk
yang diinginkan, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong
Universitas Sumatera Utara
hasil pellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Cetakan atau ring die memiliki banyak jenis ukuran, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 mm. Setelah itu
butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai temperatur udara luar 28
o
C. Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Sisa dari
proses pelleting yang tidak sesuai ukuran yang diinginkan akan dibawa kembali ke mesin hammer mill untuk proses penggilingan kembali. Namun
jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin cooler ini akan diteruskan ke mesin crumble.
5. Proses Pembentukan Crumble Crumbling Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dicacah menjadi ukuran
yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 KW. Crumble
yang dihasilkan kemudian akan melewati penyaringan oleh vibrator screen untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Selanjutnya crumble hasil
pengayakan yang diperoleh akan dibawa ke bin finished product untuk proses sacking. Sisa dari proses pengayakan akan dibawa kembali ke mesin hammer
mill untuk proses penggilingan kembali. 6. Pengepakan Sacking Off
Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, dan crumble akan dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dicurahkan ke karung plastik
melalui slide gate sebanyak 50 kgkarung setelah dilakukan penyetelan pada mesinnya. Selanjutnya dengan belt conveyor karung dibawa ke sewing
Universitas Sumatera Utara
machine untuk dijahit dan dengan menambahkan feed ticket pada karung. Karung yang telah dijahit akan disusun pada pallet lalu diangkut ke gudang
produk jadi dengan forklift.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Kualitas
1
Di bawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM: 1. Menurut Juran, kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. 2. Menurut Crosby, kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.
3. Menurut Deming, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan
konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. 4. Menurut Feigenbaum, kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya, yaitu
sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. 5. Menurut Garvin, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, manusiatenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
3.2. Total Quality Management TQM
2
TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, kerjasama,
1
Gasperz, Vincent. 2001. Total Quality Management. Hal 7.
2
Tjiptono dan Anastasia. 2001. Total Quality Management TQM. Hal 4.
Universitas Sumatera Utara