Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari keberhasilan: 1.
Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
2. Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau sistem mengerjakan
suatu pekerjaan 3.
Peningkatan kemampuan konseptual adalah mampu memprediksi segala sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju
4. Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu
bekerjasama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu bersedia mengembangkan diri.
3.4. Skala Likert
7
Metode pengukuran dengan skala berkenaan dengan penetapan angka atau simbol mengenai pendapat responden terhadap objek, kejadian atau kegiatan yang
ditanyakan kepadanya. Ada dua kategori utama skala yang digunakan yaitu rating scale dan ranking scale. Rating scale mempunyai sejumlah kategori respons dan
digunakan untuk mendapatkan respons dari objek terkait. Ranking scale membuat perbandingan diantara objek, kejadian atau kegiatan dan respon pilihan dan
ranking antara mereka. Skala Likert adalah salah satu variasi skala yang termasuk dalam rating
scale. Skala Likert dirancang untuk menguji tingkat kesetujuan responden terhadap suatu pernyataan. Tingkat kesetujuan itu pada umumnya dibagi atas lima
7
Sinulingga, Sukaria. 2012. Metode Penelitian. Hal 155.
Universitas Sumatera Utara
tingkatan yaitu, Sangat Tidak Setuju 1, Tidak Setuju 2, Netral 3, Setuju 4 dan Sangat Setuju 5. Responden diminta melingkari nomor yang sesuai dengan
penilaiannya.
Skala Likert adalah termasuk dalam skala interval dan perbedaan dalam jawaban antara dua poin dalam skala mempunyai nilai yang sama.
3.5. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan
menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dibandingkan dengan instrumen pengumpulan data dengan observasi dan interview, kuesioner
adalah instrumen yang memiliki mekanisme yang efisien jika si peneliti mengetahui secara baik apa yang dibutuhkannya dan bagaimana mengukur
variabel yang diinginkan. Karena dalam pengisian kuesioner, para responden tidak didampingi oleh si
peneliti maka setiap pertanyaan dalam kuesioner harus mudah dipahami oleh responden dan tidak memungkinkan responden memberi jawaban yang tidak
sesuai dengan maksud dari pertanyaan tersebut. Prinsip perancangan kuesioner dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2. Prinsip Perancangan Kuesioner
3.6. Metode Sampling