Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Bubble drink

langsung diberikan ke konsumen untuk dinikmati atau diminum setelah proses pengemasan.

5.2.6 Pengangkutan Minuman

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh bahwa enam produsen Bubble drink tidak melakukan pengangkutan minuman jadi dikarenakan Bubble drink langsung diberikan ke konsumen untuk dinikmati atau diminum setelah proses pengemasan.

5.3 Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Bubble drink

Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan BTKL Medan, terdapat dua sampel yang positif E. Coli yaitu pada sampel C 1 terdapat 8,2 Escherichia coli per 100 ml air dan pada sampel C 2 terdapat 4,5 Escherichia coli per 100 ml air. Sedangkan empat sampel E 1 , E 2 , E 3 , C 3 negatif atau 0 Escherichia coli per 100 ml air. Dalam hal ini produk Bubble drink pada sampel C 1 dan C 2 tidak sesuai dengan Permenkes RI No.492MenkesPerIV2010 dimana air minum memenuhi syarat kesehatan jika jumlah Escherichia coli adalah 0 dalam 100 ml sampel air minum. Kemungkinan kontaminasi bakteri Escherichia coli pada kedua sampel C 1 dan C 2 ini terjadi karena kedua produsen juga tidak memakai sarung tangan, celemek dan tutup kepala saat mengolah minuman. Saat menyajikan minuman tangan pekerja juga kontak langsung dengan minuman ditambah lagi kedua produsen ini tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah minuman. Berbeda dengan sampel kode E 1 , E 2 , E 3 , C 3 yang mana produsennya mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah minuman. Universitas Sumatera Utara Hal lain yang beresiko menyebabkan kontaminasi Escherichia coli adalah penggunaan air galon untuk pembuatan Bubble drink. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rido Wandrivel, Netty Suharti, Yuniar Lestari, tahun 2012 di Kecamata Bungus Kota Padang data yang didapatkan, 55,6 depot air minum menghasilkasn produk air minum yang tidak memenuhi standar air minum secara mikrobiologi yang aman bagi kesehatan. Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tentang depot air minum di Kota Padang per November 2011 menunjukkan bahwa 484 dari 604 atau 80,13 depot air minum di Kota Padang tidak melakukan pengujian mutu produk air sesuai peraturan yang berlaku. Selain itu, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM Medan menemukan bakteri Escherichia coli pada sejumlah air isi ulang yang beredar di KabupatenKota seperti Medan dan Deli serdang. Menurut Sri Malem Indirawati 2013 pada pengujian 30 depot air minum menunjukkan bahwa kualitas mikrobiologi air minum ditemukan cemaran pada air dari sumber air baku dan air dari mobil tanki. Ada 5 depot yang tercemar bakteri Escherichia coli pada sampel air dari galon. Menurut peneliti hal ini menjelaskan bagaimana sampel C 1 dan C 2 positif Escherichia coli . Meskipun sama-sama menggunakan air galon isi ulang tapi tidak menutup kemungkinan potensi pencemaran Escherichia coli bersumber dari salah satu depot air galon yang tercemar Escherichia coli untuk pembuatan Bubble drink. Jumlah Escherichia coli dalam Bubble drink yang melebihi standar yang telah ditetapkan dalam Permenkes RI No. 492MenkesPerIV2010 yaitu 0 per Universitas Sumatera Utara 100 ml air minum akan berisiko tinggi terhadap kesehatan konsumen. Bila daya tahan tubuh mereka tidak bagus, maka akan menyebabkan penyakit. Keberadaan Escherichia coli dalam air atau minuman dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit patogen pada pangan. Dengan ditemukannya Escherichia coli pada badan air, maka dapat dikatakan adanya pencemaran air oleh feces. Jika di dalam 100 ml air minum terdapat 500 sel bakteri Escherichia coli atau 5 x 10 2 Escherichia coli maka dimungkinkan akan terjadi gastroenteritis yaitu infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah flu perut, flu lambung, atau virus perut. Infeksi ini menyebabkan terjadinya mual, muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam. Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga selanjutnya Escherichia coli dapat menyebabkan diare ataupun penyakit lainnya Rahayu, 2007.

5.4 Kandungan Zat Pewarna Berbahaya pada Bubble drink

Dokumen yang terkait

Analisis Pewarna Buatan Pada Selai Roti yang Bermerek dan tidak Bermerek yang Beredar di Kota Medan Tahun 2013

2 49 72

Analisis Pewarna Buatan Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Yang Beredar Di Kota Medan Tahun

7 122 72

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

4 77 118

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 9

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 43

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 16