76
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Produsen Bubble drink
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada enam outlet Bubble drink
yang bermerek dan tidak bermerek dibeberapa pusat jajanan kota Medan tahun 2016 diperoleh data bahwa distribusi produsen pekerja Bubble Drink
berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki berjumlah sembilan orang 60. Sedangkan perempuan berjumlah enam orang 40. Dari
data tersebut dapat dinilai bahwa umumnya outlet Bubble drink yang bermerek lebih banyak membutuhkan pekerja berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan pada
outlet Bubble drink yang tidak bermerek lebih didominasi oleh perempuan. Menurut asumsi peniliti kemampuan dan keahlian dalam pembuatan
Bubble drink tidak dibatasi dengan jenis kelamin. Baik perempuan maupun laki-
laki dapat mengolah Bubble drink. Hal ini didasarkan pelatihan yang telah mereka dapatkan dari produsen tempat mereka bekerja.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada enam outlet Bubble drink
diperoleh bahwa golongan umur yang paling banyak pada outlet Bubble drink
yang bermerek didominasi oleh umur 20-25 tahun. Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan syarat kualifikasi pekerja pada outlet Bubble drink yang
bermerek lebih ketat mengingat outlet tersebut merupakan waralaba yang memiliki sistem sendiri dibandingkan outlet Bubble drink tidak bermerek.
Menurut penelitian Marsaulina 2004 menunjukkan bahwa ada hubungan antara hygiene sanitasi dengan umur. Semakin tinggi umur penjamah makanan
maka semakin baik kebersihan penjamah makanan. Sehingga peneliti berasumsi
Universitas Sumatera Utara
semakin bertambah umur seseorang maka pengetahuan tentang kebersihan akan semakin tinggi. Pada umumnya pada anak-anak kurang memperhatikan
kebersihan tetapi apabila sudah dewasa maka pengetahuan tentang kebersihan akan bertambah sehingga lebih memperhatikan kebersihan.
5.2 Enam Prinsip Higiene Sanitasi Pengolahan Bubble Drink 5.2.1 Pemilihan Bahan Bubble Drink