vector. Terlebih dari hal itu kriteria lain yang berhubungan dengan tempat pengolahan Bubble drink seluruh produsen telah memenuhi syarat kesehatan.
4.2.4 Pengemasan Bahan Minuman
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap produsen Bubble drink dalam hal pengemasan Bubble drink disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Pengemasan Bahan Minuman Pada Bubble Drink Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Di beberapa Pusat
Jajanan Kota Medan Tahun 2016
No. Kriteria Penilaian
Ya Tidak
Total Jumlah
Jumlah
1 Cup
dalam keadaan masih baru, tidak
rusak, dan bersih sebelum digunakan
6 100
6 100
2 S
edotan dalam keadaan masih baru,
tidak rusak, masih tersegel, dan bersih
sebelum digunakan 3
50 3
50 6
100
3 Mesin press cup
dalam keadaan bersih dan tidak rusak
3 50
3 50
6 100
Berdasarkan tabel diatas 4.6 dapat diperoleh bahwa untuk kriteria penilaian pengemasan Bubble drink hampir seluruh produsen memenuhi syarat.
Seluruh produsen Bubble drink menggunakan cup dalam kategori baik dengan maksud hal penting diperhatikan peneliti adalah meskipun cup masih baru, cup
juga tidak boleh rusak, dan bersih. Dalam hal sedotan 50 produsen memenuhi syarat sedangkan 50
produsen lainnya tidak. Hal ini disebabkan tidak semua produsen menggunakan sedotan tersegel walaupun sedotan masih dalam keadaan baru dan tidak rusak. Hal
Universitas Sumatera Utara
yang sama juga terlihat pada kriteria mesin press cup, dalam hal ini 50 produsen memenuhi syarat sedangkan 50 tidak memenuhi syarat karena hanya
produsen Bubble drink bermerek saja yang menggunakan mesin press cup sedangkan produsen Bubble drink tidak bermerek menggunakan penutup cup
biasa tanpa harus dipres.
4.2.5 Penyimpanan Minuman
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh bahwa enam produsen Bubble drink tidak menyimpan minuman yang sudah jadi dikarenakan Bubble drink langsung
diberikan ke konsumen untuk dinikmati atau diminum setelah proses pengemasan. 4.2.6 Pengangkutan Minuman
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh bahwa enam produsen Bubble drink tidak melakukan pengangkutan minuman jadi dikarenakan Bubble drink langsung
diberikan ke konsumen untuk dinikmati atau diminum setelah proses pengemasan. 4.2.7 Hasil Penilaian Observasi Pada Bubble Drink Yang Bermerek Dan
Tidak Bermerek Di beberapa Pusat Jajanan Kota Medan Tahun 2016
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan pada 6 outlet Bubble drink
yang di jual di beberapa pusat jajanan kota medan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Observasi Pada Bubble Drink Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Di beberapa Pusat Jajanan Kota Medan Tahun
2016
Prinsip Sampel
1 2
3 4
5 6
Pemilihan bahan minuman
MS MS
MS MS
MS MS
Penyimpanan bahan minuman
MS MS
MS MS
MS MS
Pengolahan minuman
MS MS
MS TMS
TMS MS
Penyajian minuman MS
MS MS
TMS TMS
TMS
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan Penyimpanan
minuman -
- -
- -
- Pengangkutan
Minuman -
- -
- -
-
Keterangan : MS : Memenuhi syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat Berdasarkan tabel 4.7 hygiene sanitasi pemilihan bahan baku pada enam
outletprodusen Bubble drink secara keseluruhan memenuhi syarat. Dimana bahan minuman dalam kondisi baik dan tidak rusak. Bubuk perasa yang digunakan
masih baik, utuh dan diperoleh dari tempat yang diawasi pemerintah. Penyimpanan bahan baku pada enam outletprodusen Bubble drink juga
memenuhi syarat, dimana tempat penyimpanan dalam keadaan bersih dan tertutup, dan kering.
Hygiene sanitasi pengolahan Bubble drink pada outletprodusen Bubble drink
belum semua memenuhi syarat dimana terdapat empat outlet melaksanakan sepenuhnya kriteria hygiene sanitasi sedangkan dua outlet belum melaksanakan
sepenuhnya kriteria hygiene sanitasi. Penyajian minuman pada enam outletprodusen Bubble drink juga memenuhi syarat, dimana Cup dan sedotan
yang digunakan dalam keadaan baik dan bersih
4.3 Hasil Pemeriksaan Escherichia coli Dan Zat Pewarna