100  ml  air  minum  akan  berisiko  tinggi  terhadap  kesehatan  konsumen.  Bila  daya tahan tubuh mereka tidak bagus, maka akan menyebabkan penyakit.
Keberadaan  Escherichia  coli  dalam air  atau  minuman  dianggap  memiliki korelasi  tinggi  dengan  ditemukannya  bibit  penyakit  patogen  pada  pangan.
Dengan  ditemukannya  Escherichia  coli  pada  badan  air,  maka  dapat  dikatakan adanya pencemaran air oleh feces. Jika di dalam 100 ml air minum terdapat 500
sel  bakteri  Escherichia  coli  atau  5  x  10
2
Escherichia  coli  maka  dimungkinkan akan  terjadi  gastroenteritis
yaitu  infeksi  yang  terjadi  pada  usus  atau  perut  yang disebabkan  oleh  beberapa  jenis  virus.  Kondisi  ini  juga  dikenal  dengan  istilah  flu
perut,  flu  lambung,  atau  virus  perut.  Infeksi  ini  menyebabkan  terjadinya  mual, muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam.
Escherichia coli pada keadaan
tertentu  dapat  mengalahkan  mekanisme  pertahanan  tubuh  sehingga  selanjutnya Escherichia  coli
dapat  menyebabkan  diare  ataupun  penyakit  lainnya  Rahayu, 2007.
5.4 Kandungan Zat Pewarna Berbahaya pada Bubble drink
Berdasarkan  penelitian  uji  kualitatif  yang  dilakukan  peneliti  di  Balai Teknik  Kesehatan  Lingkungan  pada  sampel  Bubble  drink  diperoleh  hasil
pemeriksaan  bahwa  tidak  ada  satupun  sampel  yang  mengandung  zat  pewarna kuning  berbahaya  seperti  Metanhyl  yellow,
tapi  dalam  penelitian  ini  tidak diketahui  zat  pewarna  yang  dipakai  karena  membutuhkan  waktu,  biaya,  dan
percobaan  yang  panjang. Jadi  diketahui  bahwa  semua  outlet  Bubble  drink
menggunakan  zat  pewarna  yang  diizinkan  karena  setelah  diamati  warna  pada Bubble  drink
tidak  mencolok  dan  hasil  responden  pada  survey  juga  dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
bahwa  pada  bahan  minuman  bubuk  rasa  diperoleh  dari  tempat  yang  diawasi pemerintah  dan  zat  pewarna  bahan  minuman  kemasan  bubuk  terdaftar  pada
departemen  kesehatan.  Sehingga  dari  hasil  pemeriksaan  tersebut  dapat disimpulkan  bahwa  semua  sampel  dari  enam  outlet  Bubble  drink  bermerek  dan
tidak bermerek yang di jual di beberapa pusat jajanan di kota medan tahun 2016 memenuhi persyaratan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Karakteristik  produsen  pengolahan  Bubble  Drink  berdasarkan  jenis
kelamin 60 adalah laki-laki dan 40 adalah perempuan. Golongan umur yang paling banyak adalah 20-25 tahun.
2. Pemilihan  bahan  minuman,  penyimpanan  bahan  minuman,  dari  enam
produsen  Bubble  drink  memenuhi  syarat  kesehatan.  Kecuali  pada pengolahan  minuman  dan  penyajian  minuman  tidak  semua  produsen
memenuhi syarat kesehatan. 3.
Bubble  drink  yang  berasal  dari  sampel  C
1
dan  C
2
tidak  memenuhi  syarat kesehatan  sesuai  dengan  Permenkes  RI  No.  492MenkesPerIV2010
tentang  standar  Persyaratan  Kualitas  Air  Minum  karena  terdapat  8,2 Escherichia coli
per 100 ml air pada sampel C
1
dan 4,5 Escherichia coli pada
C
2
per 100 ml air. 4.
Bubble  drink  yang  telah  di  uji  menunjukkan  tidak  ada  sampel  yang mengandung Zat Pewarna kuning berbahaya seperti  Methanyl yellow. Zat
pewarna yang digunakan yaitu Kuning FCF CI 15985, Tartazin CI 19140. Dan pengujian zat pewarna semua sampel memenuhi syarat kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5. Hasil  observasi  pada  minuman  Bubble  drink  menunjukkan  dari  enam
sampel terdapat tiga sampel tidak memenuhi syarat kesehatan. 6.2 Saran
1. Diharapkan  kepada  para  produsen  untuk  selalu  menjaga  higiene  sanitasi
pengolahan Bubble drink. 2.
Bagi  Balai  Pengawas  Obat  dan  Makanan  BPOM  kota  Medan  agar diadakan  pengawasan  dan  penyuluhan  tentang  pentingnya  menerapkan
higiene sanitasi minuman jajanan khususnya  Bubble drink tidak bermerek sehingga dapat memenuhi syarat kesehatan.
3. Terkait  dengan  ditemukannya  bakteri  Escherichia  coli  di  dalam  Bubble
drink tidak  bermerek,  diharapkan  penelitian  selanjutnya  untuk  dapat
meneliti bakteri lain di dalam minuman tersebut.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Higiene Dan Sanitasi 2.1.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi