2.7.1 Jenis Zat Pewarna
Berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis pewarna yang termasuk dalam golongan tambahan pangan yaitu Hidayat 2006 :
1. Pewarna alami Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dan hewan dapat
digunakan sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami ikut menyumbangkan nilai nutrisi karetonoid, riboflavin, dan kolabamin, merupakan
bumbu atau pemberi rasa ke bahan olahannya. Konsumen sekarang ini banyak menginginkan bahan alami yang masuk dalam daftar diet mereka. Banyak
pewarna olahan yang tadinya menggunakan pewarna sintetik berpindah keperwarna alami.
Pewarna makanan tradisional menggunakan bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau, dan daun jambu atau daun jati
untuk warna merah. Pewarna alami ini aman untuk dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni ketersediaan bahannya yang terbatas dan warnanya
tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan industri makanan dan minuman. Penggunaan bahan alami untuk produk misal akan membuat biaya produksi
menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat pewarna alami tidak homogen sehingga sulit menghasilkan warna yang stabil syah, 2005.
Menurut arief 2007, penggunaan pewarna alami mempunyai keterbatasan- keterbatasan, antara lain:
a. Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan
b. Konsentrasi pigmen rendah
Universitas Sumatera Utara
c. Stabilitas pigmen rendah
d. Keseragaman warna kurang baik
e. Spektrum warna tidak seluas seperti pewarna sintetis.
Tabel 2.2 Daftar Zat Pewarna Alami Kelompok
Warna Sumber
Karamel Coklat
Gula yang dipanaskan Anthosianin
Jingga Merah
Biru Tanaman
Flavonoid Tanpa kuning
Tanaman Leucoantho sianin
Tidak berwarna Tanaman
Tannin Tidak berwarna
Tanaman Quinon
Kuning, hitam Tanaman
Xanthon Kuning
Tanaman Karotenoid
Tanpa kuning merah Tanamanhewan
Klorofil Hijau, cokelat
Tanaman Heme
Merah, cokelat Hewan
Sumber:Tranggono dkk,1989 dalam Yuliarti, 2007. 2. Pewarna Buatan
Saat ini, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum digunakan sebagai pewarna makanan. Proses pembuatan zat
warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat
racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa dulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali
tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya Cahyadi, 2009.
Namun sering sekali terjadi penyalahgunaan pemakaian pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit untuk mewarnai
bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah pewarna yang
Universitas Sumatera Utara
berbahaya terhadap kesehatan seperti Amaran, Auramin, Methanyl Yellow dan Rhodamin B
. Jenis-jenis makanan jajanan yang ditemukan mengandung bahan- bahan berbahaya ini antara lain sirup, saus, bakpau, kue basah, pisang goreng,
tahu, kerupuk, es cendol, mie dan manisan Yuliarti, 2007. Timbulnya
penyalahgunaan bahan
tersebut disebabkan
karena ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan juga
disebabkan karena harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan Seto, 2001.
Tabel 2.3 Daftar Zat Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia
Pewarna Nomor Indeks
Warna C.I.No.
Batas Maksimum
Penggunaan
Amaran Biru berlian
Eritrosin Hijau FCF
Hijau S.
Indigotin Ponceau 4R
Kuning Kuinelin
Kuning FCF Riboflavina
Tartrazine Amaranth :CL Food Red 9
Briliant blue FCF : CL Food Red 2 Erithrosin : CL
Food red 14 fast green FCF : CL
Food Green 3 Green S : Cl. Food
Green 4 Indigotin: Cl. Food Blue I
Ponceau 4R : Cl Food Red 7
Quineline
yellow Cl.FoodYellow 13
SunsetYellowFCF Cl. Food Yellow 3
Riboflavina Tartrazine
16185 42090
45430 42053
44090 73015
16255 74005
15980
- 19140
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Sumber: Peraturan Menkes RI, Nomor 722MenkesPerIX88
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Daftar Zat Pewarna Sintetis yang Dilarang di Indonesia
Bahan Pewarna Nomor Indeks Warna C.l.No.
Citrus red No.2 Ponceau 3 R
Ponceau SX Rhodamin B
Guinea Green B Magenta
Chrysoidine Butter Yellow
Sudan
Methanil Yellow Auramine
Oil Oranges SS Oil Orange XO
Oil Yellow AB Oil Yellow OB
12156 16155
14700 45170
42085 42510
11270 11020
12055
13065 41000
12100 12140
11380 11390
Sumber: Peraturan Menkes RI, Nomor 722MenkesPerIX88
2.7.2 Zat Pewarna Kuning