commit to user
cxxviii
berkebutuhan khusus. Terbukti siswa yang tidak bisa melihat temannya yang lain dengan sabar dan penuh toleran membimbing dalam berjalan. Seperti yang
diungkapkan salah satu siswa: ” Saya tidak merasa malu bu, walau saya sekolah disini sebagai sekolah
inklusi, karena ijasahnya sama dengan sekolah yang lain atau reguler yang lain dan dapat meneruskan kejenjang yang lebih tinggi” CL. 06 .
c. Bentuk Proses Belajar Mengajar.
Setelah tim membuat model pembelajaran yang akan disajikan dalam pembelajaran dikelas SMP Negeri 4 Wonogiri sebagai sekolah rintisan inklusi
sesuai jadwal pelajaran maka guru yang akan mengajar melaksanakan tugasnya sesuai jam pelajaran dengan durasi waktu 40 menit dan guru pertama kalinya
mengajar dengan metode ceramah, dilanjutkan eksperimendemonstrasi dan yang terakhir adalah tanya jawab. Dalam proses pembelajarannya yang kelasnya
terdapat siswa tunanetra guru mempersiapkan model modifikasi bahan ajar sesuai dengan materi yang disajikan, sebagai contoh menyajikan bentuk rumah ibadah
yang bisa diraba dan disentuh oleh siswa. Karena anak tunanetra memahami sekelilingnya dengan sentuhan dan rabaan, sesuai yang dikatakan seorang guru
kepada penulis: ”....dalam persiapan mengajar guru harus menyajikan media yang bisa
dimengerti oleh anak tunanetra kecuali itu juga bisa lebih menjelaskan bagi anak-anak yang reguler, biasannya guru-guru bidang stadi dibantu
oleh guru khusus dalam hal tulisan, karena kita sebagai guru bidang stadi tidak tahu mengenai huruf braile...”. CL. 05 .
Dari hasil pengamatan peneliti dilapangan diterapkan model modifikasi
bahan ajar tersebut yaitu satu jam pelajaran berupa teori dengan metode ceramah
commit to user
cxxix
dilanjutkan penerapan model modifikasi bahan ajar kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, dengan harapan siswa tunanetra mempunyai gambaran langsung dan
bisa mengingat dalam waktu lama, dan bagi siswa reguler diharapkan bisa semakin jelas materi yang telah diperoleh dikelas baik dengan metode ceramah,
diskusidemonstrasi maupun tanya jawab dan pemberian tugas. Selain tersebut diatas didalam pembelajaran model modifikasi bahan ajar
yang diterapkan di SMP Negeri 4 Wonogiri sebagai sekolah rintisan inklusi untuk menghilangkan rasa perbedaan diantara sesama siswa baik reguler maupun siswa
berkebutuhan khusus, dan yang lebih penting untuk menghilangkan perasaan rendah diri pada siswa berkebutuhan khusus, dengan cara kerja kelompok di
dalam dan diluar kelas terjalin hubungan yang akrab. Sedangkan untuk siswa reguler semakin meningkatkan rasa sosial atau
tenggang rasa antara dirinya yang normal dengan temannya yang kurang beruntung secara fisik atau berkebutuhan khusus. Terbukti siswa yang tidak bisa
melihat temannya yang lain membimbing dengan penuh kesabaran mengantarkan kemana teman itu akan berjalan.
Penerapan model modifikasi bahan ajar di SMP Negeri 4 Wonogiri sebagai sekolah rintisan inklusi dengan kondisi yang heterogen mempunyai
harapan untuk meningkatkan prestasi atau Ujian Negara, mengingat di SMP Negeri 4 Wonogiri ternyata diantara ketunaan yang ada sebagaian besar terdiri
dari gangguan lambat belajar seperti yang dikatakan ketua penyelenggaranan sekolah inklusi:
commit to user
cxxx
”.....yang bersekolah inklusi di SMP negeri 4 Wonogiri disini bukan hanya siswa yang memiliki kekurangan fisik saja tetapi lebih banyak siswa yang
lambat belajar....”. CL. 02. Dalam kaitannya dengan model modifikasi bahan ajar di SMP Negeri 4
Wonogiri sebagai sekolah rintisan inklusi selain menerapkan pembelajaran di dalam kelas dan diluarkelas dengan pembegian waktu masing-masing lima puluh
persen di dalam kelas dan lima puluh persen di luar kelas juaga masih menerapkan sistem belajar kelompok atau tutor sebaya dilingkungan tempat tinggal yang tiap
satu kelompol terdiri dari lima orang siswa., seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah:
”...ya betul disekolah ini ada kelompok belajar atau tutor sebaya yang dipandu oleh guru kunjung, dan jumlah guru kunjung ada sebelas orang
yang kami bagi dalam sebelas sektor jadi masing-masing guru kunjung wilayah binaan dan jumlah siswanya tidak sama”. CL. 01 .
Tim dalam PBM Model Modifikasi Bahan Ajar
KBM di luar kelas KBM di dalam
kelas
Sekolah
Guru penggunjung Kelompok belajar
tutor sebaya
commit to user
cxxxi
Gambar: Bentuk Pembelajaran
d. Jenis Dan Peran Materi Pelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar