commit to user
xxviii
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Ryder 2003, model pembelajaran seperti mitos dan metaphor, dapat membantu memahami sesuatu. Apakah model itu diturunkan oleh seseorang
atau merupakan hasil dari penelitian, setiap model menawarkan pemahaman tertentu secara lebih mudah. Nilai sebuah model pembelajaran ditentukan dalam
konteks yang digumakan. Model mengandung maksud tertentu bagi pengguna, menawarkan penyelesaian dari beben pembelajran dan menyajikan focus dan
arahan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Pendidikan inklusif merupakan model pendidikan anak berkebutuhan
khusus yang terkini. Sejak digulirkannya konsep mainstreaming dalam pendidikan khusus, ada upaya kuat melaksanakan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
secara terpadu, bahkan terpadu penuh inklusif, dengan anak normal di sekolah biasa. Model pendidikan inklusif semakin meluas pengkajiannya sejak ada
pernyataan Salamanca pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan khusus bulan Juni 1994 bahwa “prinsip mendasar dari pendidikan inklusif adalah: selama
memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka.”
Perkembangan pendidikan inklusif mempunyai pengertian yang beragam. Stainback dan Stainback 1990 mengemukakan bahwa sekolah iinklusif adalah
sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini
commit to user
xxix
menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa. Di samping itu ada pula bantuan dan
dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil. Bahkan sekolah inklusif juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima menjadi
bagian dari kelas tersebut dan saling membantu baik dari guru, teman sebaya, maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individual anak berkelainan
danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat terpenuhi. Staub dan Peck 1995 dalam Sunardi, 2002 mengemukakan bahwa
pendidikan inklusif adalah penempatan anak berkebutuhan khusus tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas
reguler merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkebutuhan khusus, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya.
Sapon-Shevin O’Neil, 1995 dalam Sunardi, 2002 menyatakan bahwa pendidikan inklusif sebagai system layanan pendidikan yang mempersyaratkan
agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Konsekuensinya antara lain
ditekankan adanya restrukturisasi sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, artinya kaya dalam sumber
belajar dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.
Variasi pendapat para ahli diantaranya adalah bahwa melalui pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus dididik bersama-sama anak lainnya normal
untuk mengaktualisasikan
potensi yang
dimiliki.
commit to user
xxx
Vaughn, Bos, dan Schumm 2000, mengatakan bahwa dalam praktik, istilah inklusif sering dipakai bergantian dengan istilah mainstreaming, yang secara teori
diartikan sebagai penyediaan layanan pendidikan yang layak bagi anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan individualnya.
2. Model Pembelajaran Inklusif