commit to user
cviii
5 Peran guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, 6 Prestasi siswa SMP Negeri 4 Wonogiri sebagai sekolah rintisan inklusi.
a. Pelaksanaan Model Pembelajaran Inklusi Di SMP Negeri 4 Wonogiri
Tahap pelaksanaan model pembelajaran inklusi khusus tunanetra dimulai dari proses sosialisai di SMP di Tingkat Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
dan Provinsi Jawa Tengah. Kemudian di tingkat sekolah oleh semua guru inklusi SMP Negeri 4 Wonogiri dilanjutkan dengan pembentukan proposal penyusunan
kurikulum satuan pendidikan khusus inklusi di SMP Negeri 4 Wonogiri. hal ini juga berdasarkan kepada wawancara dengan wakil kepala sekolah inklusi Bidang
Kurikulum: “….Ya, model modifikasi bahan ajar digunakan khusus untuk anak
berkebutuhan khusus tunanetra, yang mana untuk memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Model modifikasi ini adalah bahan ajar
yang menggunakan prinsip media dengan cara diraba dan di sentuh oleh peserta didik supaya dapat memudahkan penangkapan dalam proses
pembelajaran”. CL. 03
Deskripsi tentang landasan hukum, tujuan, prinsip pengembangan, prinsip pelaksanaan, acuan model pembelajaran inklusi dijelaskan berdasarkan kurikulum
pembelajaran inklusi di SMP Negeri 4 Wonogiri. 1 Landasan Hukum
a UUD 1945 pasal 31: a Setiap warga Negara berhak untuk memperoleh pendidikan.
b Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
b UUD No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.
commit to user
cix
c UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik
agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Than Yang Maha Esa, berahklak mulya, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. d PP No. 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan.
e Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 380C.66MN2003.20 Januari 2003 perihal Pendidikan Inklusi: menyelenggarakan dan
mengembangkan di setiap kabupaten sekurang-kurangnya 4 sekolah: SD, SMP, SMA dan SMK.
f Deklarasi Nasional Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif 8-14 Agustus 2004 di Bandung.
2 Tujun : a Secara teoritis penyusunan buku model-model pengembanganmodifikasi
bahan ajar pendidikan inklusif ini bertujuan memberikan kerangka acuan untuk dijasikan rujukan menentukan bahan ajar yang lebih sesuai dengan
layanan pendidikan inklusif. b Secara praktis penyusunan buku model-model pengembanganmodifikasi
bahan ajar pendidikan inklusif bertujuan untuk memberi model modifikasi bahan ajar pendidikan inklusi kepada guru, pelaksana pendidikan di
lapangan mengingat selama ini bahan ajar yang bersumber dari kurikulum
commit to user
cx
dipersiapkan untuk sekolah regular belum dirumuskan secara khusus peruntukannya bagi anak yang berkebutuhan khusus.
Menurut para guru, tujuan model modifikasi bahan ajar yang diterapkan di SMP Negeri 4 Wonogiri sebagai sekolah rintisan inklusi adalah agar siswa
mau dan mampu menerima materi dalam kondisi belajar yang berbeda latar belakang fisik, social, intelektual,emosional maupun sensoris, yang terjadi
dalam kegiatan dilingkungan sekolah,maupun dalam kelompok belajar tutor sebaya. Kemauan dan kemampuan tersebut tercermin dalam mengemukakan
pendapat dengan penuh percaya diri tanpa rasa takut maupun minder atau rendah diri. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang guru bidang stadi:
“Dengan model pembelajaran modifikasi bahan ajar siswa lebih berani menyampaikan pendapatnya dengan percaya diri baik sambil duduk
maupun didalam kelas maupun diluar sekolah karena terbiasa bekerja sama dan belajar bersama antara siswa regular dan siswa berkebutuhan
khusus” CL.05
Dalam kaitanya dengan pembelajaran model modifikasi bahan ajar, kepala sekolah , memberikan keterangan sebagai berikut:
“Ya karena disini siswa inklusi sangat heterogen tingkat perbedaannya maka dengan memberi media yang berbeda dalam pembelajaran di kelas
maka siswa menganggap dirinya tidak merasa dibedakan dengan teman- teman regular” CL.01
3 Prinsip Pengembangan Kurikulum. Model Modefikasi Bahan Ajar pendidikan inklusi SMP negeri 4 Wonogiri
di kembangkan sekolah dan komite sekolah berpedoman pada SI Standart Isi dan SKL Standar kelulusan, panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP
commit to user
cxi
di bawah koordinasi Dinas pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan model modifikasi Bahan Ajar pendidikan inklusi di SMP Negeri 4
Wonogiri, pengembangan model pembelajaran didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a Berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia
beriman, bertaqwa, kepada Tuhan Yang maha Esa. b Beragam dan Terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperlihatkan karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adai istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
c Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
commit to user
cxii
d Relevan dengan kebutuhan hidup. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan stakeholders untuk menjamin relevebsi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. e Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajiakn
secara berkesinambungan antara jenjang pendidikan. f Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
g Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4 Prinsip Pelaksanaan Kurikulum. Berdasarkan model modifikasi bahan ajar pendidikan inklusi SMP Negeri
4 Wonogiri, pelaksanaan model pembelajaran mengunakan prinsip-prinsip; a Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi didrinya.peserta didik akan diberi pelayanan pendidikan yang bermutu kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.
commit to user
cxiii
b Dengan menegakkan kelima pilar belajar,yaitu: a Belajar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b Belajar untuk mampu memahami dan menghayati. c Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain. e Belajar membangun dan menemukan jati diri melalui
pembelajaran yang efektif, selektif, inovatif, kreatif dan meyenengkan.
c Memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayakan, dan percepatan sesuai dengan potensi tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik. d Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, dan terbuka. e Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategis dan multi
media sumber belajar dan teknologi. f Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya
serta kekayaan daerah. g Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, kesinamnungan yang cocok dan memadahi.
commit to user
cxiv
5 Unsur Pelaksanaan Model Modifikasi Bahan Ajar Pendidikan Inklusi. Pelaksanaan pembelajaran inklusif sama dengan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas umum. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan model penempatan siswa yang berkebutuhan khusus. Unsur
pelaksanaan yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan inklusif adalah guru umum dengan guru pendidikan khusus GPK atau guru luar
biasa. Guru umum membutuhkan rekan kerja untuk membuat program dan berperan untuk memberikan dukungan dalam tim guru dalam arti mendiskusikan
pada komite sekolah yang terdiri dari orang tua, tokoh masyarakat, tenaga medis dan tenaga ahli yang terkait.
Untuk mencapai tujuan tersebut para guru yang tergabung dalam tim sesuai jadwal pelaksanaan pembelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah, maka
kemudian tim menyusun materi atau mendesain rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam bentuk kolaborasi antara mata pelajaran yang mempunyai
kesamaan dengan menyesuaikan model modifikasi bahan ajar yang akan disajikan, sebagaimana dikatakan oleh wakil kepala sekolah bidng kurikulum,:
“ Ya dalam penentuan tema pembelajaran dibentuk tim yang terdiri dari wakil kepala sekolah, urusan kurikulum, dan perwakilan guru mata
pelajaran serta guru khusus inklusi” CL. 03
Adapun mata pelajaran yang dipadukan atau dikolaborasikan model pembelajarannya, utamanya yang banyak unsur, analisisnya, dan ingatan.
Sehingga akan membantu siswa dalam memahami dan mengingat terutama siswa berkebutuhan khusus atau tidak semua mata pelajaran dikolaborasikan dengan
commit to user
cxv
satu mediamodel pembelajaran, seperti yang dikatakan salah satu guru bidang stadi:
“Ya mata pelajaran yang dipadukan diantaranya: matematika,IPA, bahasa, agama dan PPkn” CL. 05
Lebih lanjut diagramnya sebagai berikut:
Selain Unsur-unsur diatas terdapat juga unsur yang lain untuk mendukung dalam pembelajaran inklusif adalah:
1 Perangkat lunak: a Rencana Program Pengajaran RPP.
b Pengembangan kurikulum. c Penyususnan Program pembelajaran.
d Pelaksanaan pembelajran.
Model Modifikasi Bahan Ajar
Wakil Kepala Sekolah
Urusan Kurikulum
Perwakilan Guru mapel
Perwakilan Guru Mapel
Perwakilan Guru Mapel
commit to user
cxvi
e Pengendalian program pembelajaran. f Penilaian program pembelajaran.
g Perangkat kelas: jam kedatangan, kartu soal, pohon nilai, kantong ilmu, papan baca Braille, alat tulis Braille.
2 Perangkat keras. a Gedung: ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas yang difasilitasi
dengan sarana aksessibilitas sesuai dengan kebutuhan siswa. b Mebeler: meja, kursi, lemari, papan tulis. Papan kartu, papan pajangan,
cermin. Dan perangkat lain yang sesuai dengan kebutuhan siswa. c Computer, computer dengan software Braille, scanner, CCTV, radio
sekolah, tape recorder. d Fasilitas ruang sumber dan laboratorium.
e Fasilitas ruang perpustakaan.
b. Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus.