Kendalan Dan Cara Mengatasi Pelaksanaan Pembelajaran Model Hasil Belajar Dari Pelaksanaan Model Pembelajaran Inklusi Siswa

commit to user clxiv yang favorit diatas hanya sedikit, 3 masih ada kendala yang belum teratasi seperti adanya guru pendamping untuk anak tunanetra.

2. Kendalan Dan Cara Mengatasi Pelaksanaan Pembelajaran Model

Modifikasi Bahan Ajar Pendidikan Inklusi Siswa Tunanetra Di SMP Negari 4 Wonogiri. Dalam kaitannya dengan temuan penelitian tentang Kendalan Dan Cara Mengatasi Pelaksanaan Pembelajaran Model Modifikasi Bahan Ajar Pendidikan Inklusi Siswa Tunanetra Di SMP Negari 4 Wonogiri bahwa terdapat Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan model pembelajaran inklusi di SMP Negeri 4 Wonogiri adalah: 1 Perbedaan kemampuan individu dalam hal pembelajaran, peserta didik yang “normal”umum dan peserta didik yang membutuhkan layanan khusus, 2 Kesiapan kertampilan dan kemampuan guru kurang variatif cenderung membosankan dan membuat pembelajaran pasif, 3 Pola kemapanan guru mengakibatkan guru engan untuk melakukan perubahan, 4 Keterbatasan kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan, 5 Pengetahuan guru yang terbatas, 6 Kurangnya dukungan dari lingkungan sekolah.

3. Hasil Belajar Dari Pelaksanaan Model Pembelajaran Inklusi Siswa

Tunanetra Di SMP Negari 4 Wonogiri. Dalam kaitannya dengan temua Hasil Belajar Dari Pelaksanaan Model Pembelajaran Inklusi Siswa Tunanetra Di SMP Negari 4 Wonogiri dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model modifikasi bahan ajar memiliki rancangan yang baik, penerapannya dalam pengajaran juga baik, karena commit to user clxv pendekatan tersebut mampu membelajarkan siswa secara efektif sehingga dapat meningkatkan taraf sosual anak berkebutuhan kusus diantaranya; terjalin hubungan yang harmonis antara siswa reguler dengan siswa berkebutuhan khusus, bagi siswa berkebutuhan khusus tidak merasa termarjinalkan dan toleransi antar siswa cukup tinggi. Serta meningkatkan taraf intelektual yaitu siswa berkebutuhan khusus termotivasi belajar oleh siswa reguler,penerapan pembelajaran diluar dan didalam kelas memantapkan siswa reguler dalam penguasan materi dan bagi siswa berkebutuhan khusus memperoleh pengalaman yang kongkrit. Hal ini tercermin dari lima indikator sebagai berikut, pertama tingakat kehadiran, siswa baik reguler maupun yang berkebutuhan khusus terlihat sama- samaaktif masuk sekolah maupun juga dalam kegiatan kelompok diluar sekolah.kedua kegiatan tutor sebaya yang berlangsung pada sore hari. Ketiga motivasi belajar siswa berkebutuhan khusus bertahan karena bersifat attention, relefance, konfidence dan setisfacion. Keempat motivasi guru yang ditandai dengan selalu hadir pada setiap jam tatap muka atau jam mengajar. Dan kelima,prestasi siswa yang terlihat banyaknya hasil kejuaraan lomba baik akademis maupun non akademis.

B. Implikasi