Model Pembelajaran Inklusif KAJIAN TEORI

commit to user xxx Vaughn, Bos, dan Schumm 2000, mengatakan bahwa dalam praktik, istilah inklusif sering dipakai bergantian dengan istilah mainstreaming, yang secara teori diartikan sebagai penyediaan layanan pendidikan yang layak bagi anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan individualnya.

2. Model Pembelajaran Inklusif

a. Pengertian 1 Model : merupakan kata pengecilan dan modo yang artinya: sifat, cara. Model selection is based on student learning styles the demond of the content, and teacher preference. model bahan ajar yang dimaksud dalam pembelajaran adalah untuk menggambarkan, menjelaskan atau menemukan cara pengajaran dalam pendidikan inklusif. 2 Modifikasi berarti modus, ukuran, cara atau membuat dalam suatu organisasi yang bukan dari keturunan. 3 Pengembangan dimaksudkan sebagai kegiatan melakuakn penyesuaian dari bahan ajar dasar yang dirumuskan dalam standar isi pada sekolah umum ke rumusan bahan ajar untuk siswa berkebutuhan khusus. 4 Bahan ajar merupakan bagian integral dalam kurikulum yang telah ditentukan standar isinya oleh pemerintah melalui permendiknas nomer 22 dan nomer 23 tahun2006. Pada hakekatnya isi kurikulum itu sendiri mengacu pada usaha pencapaian tujuan-tujuan intraksional bidang stadi.pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran pendidikan inklusi commit to user xxxi mengajarkan anak sesuai dengan kemampuan heterogen. Dalam arti bahan ajar diberikan dengan pendekatan individual. 5 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarn agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 6 Inklusi inclusive inclusion is the practices if integrating students with disabilities fully into regular classrooms, definisi tersebut memberikan penjelasan bahwa inklusi merupakan pendidikan yang praktis bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat bersekolah secara penuh di kelas umum pada siswa yang normal. Dengan demikian inklusi berarti mengikutsertakan anak berkelainan di kelas umum bersama dengan anak- anak lainya. 7 Pendidikan inklusif proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah umum dengan menggabungkan anakdidik yang memiliki kebutuhan khusus. b. Unsur Pelaksanaan. Pelaksanaan pempelajaran inklusi sama dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas umum dan disesuaikan dengan model penempatan commit to user xxxii siswa yang berkebutuhan khusus. Unsur pelaksana yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan inklusi adalah guru umum dengan guru pendidikan khusus GPK atau guru sekolah luar biasa. Guru umum membutuhkan rekan kerja untuk membuat program dan berperan untuk memberikan dukungan tim guru dalam arti mendiskusikan pada komite sekolah yang terdiri dari orang tua, tokoh masyarakat, tenaga medis dan tenaga ahli yang terkait. c. Prinsip PengembanganModifikasi Bahan Ajar. Bahan ajar yang dikembangkan khusus untuk layanan pendidikan inklusif diharuskan memenuhi beberapa prinsip antara prinsip keterbaharuan bahan ajar, artinya bahan yang ditetapkan untuk pendidikan inklusif harus merupakan bahan ajar yang tidak kedaluwarsa agar kemanfaatan bahan ajar bagi peserta didik dapat dinikmati dimasa mendatang. Demikian juga bahan ajar harus memenuhi prinsip kecukupan. Dalam kaitan ini guru harus meyakinkan bahan ajar yang telah dipilih memang terjamin kecukupannya sehingga bobot dan volumenya tidak di bawah standart isi yang ditentukan. Prinsip kecukupan akan menjamin bahan ajar yang disajikan dalam pendidikan inklusif sesuai dengan yang diinginkan. Selain modifikasi bahan ajar yang dipilih juga harus memenuhi prinsip relevan, artinya sesuai dengan kebutuhan siswa, kebutuhan stakeholders maupun tujaun pendidikan itu sendiri. Dalam penerapan prinsip ini guru tidak boleh menetapkan bahan ajar berdasarkan kemampuannya sendiri dan bahan yang dimiliki. commit to user xxxiii d. Model Modifikasi Bahan Ajar. Model modifikasi bahan ajar dimaksudkan adalah bagaimana cara menemukan atau memberikan bahan ajar yang tepat dalam pendidikan inklusif sesuai dengan kemampuan individu pendekatan individu. Terdapat tiga kegiatan utama dalam modifikasi bahan ajar pendidikan inkusif yaitu: 1 Kegiatan menyeleksi merupakan kegiatan memilih, menetapkan bahan ajar yang tepat bagi peserta didik. Pemilihan dan penetapan bahan ajar dilakukan oleh guru atas bahan ajar yang telah ada pada silabus sekolah umum, apabila bahan ajar disekolah umum tidak tersedia, maka guru wajib untuk mengusahakan dengan langsung merinci dari SK dan KD mata pelajaran terkait. 2 Mengorganisasi bahan ajar dimaksudkan sebagai kegiatan guru dalam menyusun dan membuat urutan susunan bahan ajar dengan tata urutan tertentu. Tata urutan bahan ajar ada yang berdasarkan kronologis, urutan procedural, urutan logis maupun urutan herarchis. Pertimbangan pengurutan dapat menggunakan dasar tuntuntan SK dan KD atau dapat pula menggunakan dasar karakter mata pelajaran. 3 Mensintesa Bahan Ajar dimaksudkan agar guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran melakukan upaya agar bahan ajar yang telah tersusun dapat dipadukan dalam keseluruhan proses pembelajaran dalamkegiatan pembelajaran kelas umum bukan terpisah namun terorganisasi commit to user xxxiv e. Model Modifikasi Bahan Ajar Untuk Siswa Tunanetra. Dalam proses pembelajaran siswa tunanetra disekolah regular, guru perlu memperhatikan bahwa peserta didik tunanetra dalam menyerap bahan ajar melelui pendengaran dan perabaab. Dengan menyadari kondisi seperti ini maka dalam menyajikan bahan ajar guru dituntut untuk memodifikasi bahan ajar tersebut. Ada beberapa tahapan yang bias dilakukan untuk memodifikasi bahan ajar untuk peserta didik tunanetra yaitu: 1 Bahan ajar dinarasikan atau diinformasikan. Pengalaman visual cenderung menyatukan informasi dari apa yang dilihat kemudian menghubungkannya dengan pikiran atau perasaan. Peserta didik tunanetra tidak akan mampu memahami situasi atau kondisi apabila dihadapkan pada suasana yang baru dikenalnya. Guru harus memberikan informasi yang jelas kepada peserta didik tuna netra agar anak didik mampu memahami situasi yang baru dikenalnya. 2 Bahan ajar divisualisasikan pada pengalaman nyata. Pengalaman nyata bagi peserta didik tunanetra merupakan pengalaman yang tidak mudah dilupakan.peserta didik tunanetra tidak hanya membutuhkan penjelasan ataupun informasi dari sseorang guru, tetapi sebaiknya guru mengajak untuk merasakan pengalaman nyata sesuai dengan bahan ajar yang disampaikan. commit to user xxxv 3 Bahan ajar disajikan dalam bentuk benda-benda kongkrit atau benda-benda yang dibuat model tiruan, sehingga siswa dapat mengenal bentuk secara alamiah, mampu mengenal ukuran berat, sifat-sifat permukaan, kelenturan dan lain sebagainya. 4 Bahan ajar diganti dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. 5 Bahan ajar dihilangkan atau tidak diberikan sama sekali, dengan pertimbangan apabila diberikan dapat membahayakan diri peserta didik. Pada saat seorang anak tunanetra masuk kedalam sebuah lembaga pendidikan formal seperti yang dilakukan oleh anak-anak normal lainnya, pendekatan yang paling efektif adalah dengan jalan optimalisasi pendidikan inklusif secara berkelanjutan kepada tunanetra. Kurikulum yng digunakan pada pendidikan inklusif adalah kurikulum fleksibel, disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa. Pemilihan metode untuk anak tunanetra sebenarnya banyak didorong oleh setiap kemudahan yang menjadi karakteristik dari pendidikan inklusif. Model pendidikan ini sebenarnya berupaya untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak, termasuk anak tunanetra agar dapat memperoleh kesempatan yang sama dengan anak-anak yang lainnya yaitu setiap anak memiliki akses yang sama ke sumber-sumber belajar tersedia dan sarana yang dibutuhkan tunanetra dapat terpenuhi dengan baik. Lima macam penting dalam penerapan model pendidkan inklusif bagi kalangan tunanetra adalah : commit to user xxxvi a. Menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima adanya keanekaragaman, dan dapat saling menghargai pada setiap perbedaan. b. Dapat memberikan dan mengajar kelas yang heterogen dengan memerlukan perubahan pelaksanaan kurikulum secara mendasar. c. Menyiapkan dan mendorong guru untuk dapat megajar secara interaktif. d. Penyediaan dorongan bagi guru dan kelasnya secara terus menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi. e. Melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses sebuah perencanaan. Metode pembelajaran bagi anak tunanetra dapat dibedakan menurut fungsunya yaitu media untuk menjelaskan konsep yang berupa alat peraga dan media untuk membantu kelancaran proses pembelajaran yang berupa alat bantu untuk proses pembelajaran yang beupa alat bantu untuk peruses pembelajaran yaitu : a. Alat bantu yang bisa digunakan untuk membantu proses suatu pembelajaran anak tunanetra meliputi objek atau situasi yang sebenarnya dengan prinsip totalitas atau situasi yang sebenarnya, benda asli yang telah diawetkan, tiruanmodel tiga atau dua demensi. b. Alat bantu pembelajaran antara lain alat bantu untuk menulis huruf Braille reglet, pen, dan mesin ketik Braille. Alat bantu untuk membantu dalam membaca huruf Braille papan huruf dan optacon, commit to user xxxvii alat bantu untuk berhitung cubaritma, abacussempos, speech calculator serta alat bantu yang bersifat audio seperti tape recorder. Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan terhadap anak yang memiliki mata normal, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tessoal dan teknik pelaksanaan tes. Materi tes atau pertanyaan yang diajukan kepada anak tunnetra tidak mengandung unsure-unsur yang memerlukan persepsi visual apabila menggunakan tes tertulis, soal hendaknya diberikan dalam huruf Braille atau menggunakan reader pembaca apabila menggunakan huruf alphabet normal yang biasa digunakan oleh anak-anak bermata normal.

3. Pembelajaran Inklusi