BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Revitalisasi Posyandu 2.1.1. Pengertian dan Pedoman Revitalisasi Posyandu
Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan
untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota, baik dari segi sosio-kultural, sosio ekonomi,
segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat peningkatan kualitas hidup dari penghuninya.
Pedoman revitalisasi posyandu ditujukan bagi pemangku kepentingan Stakeholder dalam upaya penyelenggaran revitalisasi posyandu yang meliputi
masyarakat, petugas, kader, Pembina posyandu, pengelola posyandu, tokoh masyarakat, tokoh adat, seluruh lintas sektor pemerintahan, dan pihak terkait
mencakup swasta, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat LSM, dan organisasi non pemerintah. Pedoman ini dapat memberikan petunjuk tentang penyelenggaraan
revitalisasi posyandu Depdagri Otda 2001
2.1.2. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu
Posyandu yang tidak berfungsi, posyandu yang tidak memiliki bangunan, posyandu yang terbatas cakupan, jenis, waktu dan tenaga pelayanannya, posyandu
yang tidak dilengkapi alat – alat bantu pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa, posyandu yang tidak mendapatkan partisipasi atau peran serta masyarakat Depkes RI, 2006.
Prinsip pelaksanaan
revitalisasi, bahwa pada hakikat dilaksanakannya,
revitalisasi posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, yang secara umum terpuruk sebagai akibat
langsung maupun tidak langsung adanya krisis multi dimensi di Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan setiap keluarga dalam memaksimalkan potensi
pengembangan kualitas sumber daya manusia, diperlukan upaya revitalisasi posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat dan langsung dapat dimanfaatkan
untuk melayani pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia dini, sekaligus merupakan salah satu komponen perwujudan kesejahteraan keluarga untuk
melaksanakan revitalisasi posyandu perlu dihimpun keseluruh kegiatan masyarakat, agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya, baik sebagai
pelaksana maupun sebagai pembina dilingkungannya masing-masing, sehingga cakupan sasaran kelompok masyarakat yang membutuhkan pelayanan posyandu pada
hari buka dan kunjungan rumah dapat mencapai hasil yang setinggi-tinginya Depdagri, 2001. Dengan prinsip pelaksanaan revitalisasi adalah :
a. Partisipasi; revitalisasi posyandu melibatkan peran serta seluruh komponen
dalam masyarakat, pemerintahan dan organisasi non pemerintah, LSM, swasta dan dunia usaha.
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Efesiensi Hemat; Revitalisasi posyandu diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia dari masyarakat secara terorganisir dan ekonomis.
c. Efektif Berdaya guna dan berhasil guna; Revitalisasi posyandu diupayakan
untuk dapat mencapai tujuan dan memberikan manfaat kepada seluruh komponen masyarakat.
d. Transparan Terang untuk dilihat; Revitalisasi posyandu merupakan proses
yang bisa diketahui oleh semua pihak. e.
Terbuka Bisa dimasuki; Revitalisasi posyandu memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk berperan sepanjang memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan. f.
Adil; Revitalisasi posyandu memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang mengambil bagian atau berperan.
g. Dapat dipertanggungjawabkan; Dalam pelaksanaan kegiatan revitalisasi
posyandu dana yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh komponen masyarakat dengan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
Depkes RI, 2006.
2.1.3. Strategi Revitalisasi Posyandu