f. Menggunakan azas kecukupan dan urgensi dalam penetapan sasaran
pelayanan dengan perhatian khusus pada balita untuk mencapai cakupan keseluruhan.
g. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga
profesional dan tokoh masyarakat termasuk unsur LSM.
2.1.4. Pedoman Penyelenggaraan Revitalisasi
Revitalisasi posyandu dapat dicapai dengan memenuhi standar yang telah ditetapkan sebagai berikut :
a. Prasarana, adanya tanah dan bangunan.
b. Sarana, adanya ruangan, alat-alat kerja,tenaga, penyediaan tenaga dilakukan
dengan mengacu pada tugas dan fungsi masing-masing yang ditetapkan yaitu: tenaga kesehatan puskesmas, kader, Pembina posyandu, pengelola posyandu.
Dan petugas lainnya. Disamping yang tersebut diatas juga kegiatan sangat penting dalam optimalisasi revitalisasi posyandu seperti: kegiatan pelayanan
pada hari buka dan hari tidak buka, hal ini merupakan kelanjutan kegiatan di dalam posyandu yaitu: program kegiatan kesehatan dan gizi seperti layanan
kunjungan rumah, penggalangan partisipasi masyarakat, peningkatan kemampuan dan pembinaan posyandu, penerapan system kewaspadaan
pangan dan gizi. Dalam melaksanakan strategi yang diterapkan perlu dilakukan kegiatan yang
langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat meningkatkan fungsi dan kinerja
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
posyandu yaitu: pelatihan - pelatihan kepada kader posyandu, meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka posyandu
dan kunjungan rumah, meningkatkan peran serta masyarakat dan membangun kemitraan, optimalisasi kegiatan posyandu, pelayanan menggunakan sistem kafetaria,
memberikan perhatian khusus pada kelompok sasaran berdasar azas kecukupan terutama pada Baduta, memperkuat dukungan pendampingan dan pembinaan oleh
tenaga professional dan tokoh masyarakat Depkes RI, 2006.
2.1.5. Indikator Kemajuan Revitalisasi Posyandu
Kemajuan kegiatan revitalisasi posyandu dapat diukur dari aspek inputasupan, proses, luaran output dan dampak out come yaitu sebagai berikut:
a. Indikator input: meliputi jumlah posyandu yang sudah lengkap sarana dan
obat-obatannya, jumlah kader yang telah dilatih dan aktif bekerja, jumlah kader yang mendapat akses untuk meningkatkan ekonominya, adanya
dukungan pembiayaan dari masyarakat setempat, pemerintah dan lembaga donor untuk kegiatan posyandu.
b. Indikator proses: yaitu meningkatkan prekwensi pelatihan pendampingan
dan pembinaan kader posyandu, meningkatkan jenis pelayanan yang dapat diberikan dan partisipasi masyarakat untuk posyandu, menguatkan kapasitas
pemamtauan pertumbuhan anak. c.
Indikator luaran: dengan cara meningkatkan cakupan bayi dan balita yang dilayani, pencapaian cakupan seluruh balita, meningkatkan cakupan ibu
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
hamil dan ibu menyusui yang dilayani serta cakupan kasus yang dipantau dalam kunjungan rumah.
d. Indikator dampak out come: yaitu meningkatkan status gizi balita,
berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak cukup naik, prevalensi penyakit anak cacingan, diare, ispa, anemia ibu hamil dan ibu menyusui
menurun, serta mantapnya pola pemeliharaan anak secara baik ditingkat keluarga dan kesinambungan posyandu Depdagri, 2001
2.1.6. Pengertian dan Intervensi Posyandu