Keaktifan Kader Landasan Teori

j. Keaktifan Kader

Secara umum keaktifan kader posyandu adalah suatu frekwensi keterlibatan dan keikutsertaan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu secara rutin setiap bulan, yaitu bila kader membantu melaksanakan seluruh kegiatan di posyandu lebih dari 8 delapan kali dalam dua belas 12 bulan atau sekurang-kurangnya 6 enam bulan terakhir secara berturut-turut Depkes RI, 2005. Aktif atau tidaknya pelaksanaan kegiatan posyandu sangat dipengaruhi oleh perilaku dari pada kader dalam melakukan kegiatan di posyandu. Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat lugas, mencakup : berbicara, berjalan, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Menurut Green 2005, perilaku manusia merupakan refleksi dari beberapa gejala kejiwaan, seperti keinginan, minat, kehendak pengetahuan, emosi, berpikir, sikap, motivasi, reaksi dan sebagainya, namun sulit dibedakan antara refleksi dengan kejiwaan. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan yang tercermin dalam perilaku manusia itu adalah pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosio masyarakat, aktif tidaknya seseorang dalam melakukan suatu tindakan sangat dipengaruhi oleh perilaku, dimana keaktifan merupakan Out came dari perilaku. Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008

2.3. Landasan Teori

Revitálisasi adalah “upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota baik dari segi sosio-kultural, sosio-ekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan penigkatan kualitas lingkungan kota yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup dari penghuninya Mendari Otda, 2001. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih tehnologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana, yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia Depkes RI, 1999. Kegiatan posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan angka kelahiran. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera NKKBS. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan kegiatanan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat. Mengurangi angka kurang energi protein KEP dan kebutuhan karena kurang vitamin A pada anak balita, serta anemi gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat dicapai Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 lebih efektif dan efeisien dengan jalan memadukan kegiatan pelayanan gizi dan pelayanan dasar di posyandu, dengan demikian sasaran pelayanan gizi dan pelayanan dasar di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil dan menyusui Depkes RI, 2006. Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini : Lingkungan - Internal Kesejahteraan masyarakat dan tuntutan - Eksternal Dukungan dan pembinaan Kebijakan pemerintah daerah Outcome - Meningkatnya derajad kesehatan masyarakat - Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu MMR, kematian anak IMR, dan kelahiran BR - Menurunnya fertilitas PUS - Menurunnya balita kurang gizi Out Put Implementasi Kebijakan kesehatan yang berpokus pada revitalisasi posyandu Proses - Karakteristik Posyandu : umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, sikap, motivasi - Strategi Revitalisasi posyandu, dukungan, pelatihan, struktur Input permasalahan - Posyandu tidak berfungsi. - Perilaku, Kader tidak aktif keterampilan kader - keadaan, dukungan, sarana, prasarana, keuangan, sistem manajemen kurang optimal Tuntutan Masyarakat akan pelayanan kesehatan di Posyandu Gambar 2.1. Bagan Sebuah Sistem Posyandu Riduwan, 2005 Perilaku dan gejala perilaku dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku manusia. Heriditas atau faktor keturunan adalah merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk itu untuk selanjutnya. Disisi lain, lingkungan Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 merupakan kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme permanen antara kedua faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar Learning process. Perilaku kader dalam melakukan kegiatan di posyandu sangat mempengaruhi masalah kesehatan dan gizi yang terjadi di masyarakat. Perilaku kader posyandu didukung oleh faktor determinan seperti faktor predisposisi, faktor inabling dan faktor reinforcing, seperti yang tertera pada gambar. Faktor predisposisi yang berkaitan dengan karakteristik kader : - umur - pendidikan - pekerjaan - status perkawinan - sikap - Motivasi - Pengetahuan Faktor enabling yang berkaitan dengan strategi revitalisasi posyandu : - Dacin - KMS - PMT - Gedung Pelayanan Kesehatan Perilaku Kader Posyandu Lingkungan Keaktifan kader posyandu Status kesehatan Faktor reinforcing - Dukungan Pemda - Dukungan LSM - Dukungan TP-PKK - Dukungan masyarakat - Struktur Posyandu Gambar 2.2. Konsep Teoritis dan Faktor Determinan Perilaku Kader Posyandu Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008

2.4. Kerangka Konsep`