5.5. Pengaruh Sikap Terhadap Keaktifan Kader
Menurut Robbins 2007, sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan mengenai objek, orang, atau peristiwa.
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Ketika saya mengatakan “saya menyukai pekerjaan saya” saya mengungkapkan sikap saya
mengenai pekerjaan. Begitu juga apabila diasumsikan dengan kader, ketika kader menyukai pekerjaannya pada kegiatan posyandu, maka kader mengungkapkan
sikapnya mengenai kegiatan posyandu tersebut. Sikap sebagai perilaku tertutup covert behavior dalam penelitian ini sangat
berpengaruh terhadap perilaku kader dalam meningkatkan keaktifannya, sikap sering kali sulit untuk diukur, jika bisa tingkat validitasnya sangat diragukan. Untuk
mengubah perilaku seseorang, komponen perilaku yang terdiri dari pengetahuan, pendidikan, sikap, dan keterampilan dapat diintervensikan salah satunya.
Menurut Yustina 2003, untuk mengubah perilaku manusia bukan hanya mengubah pendidikan dan pengetahuan mereka, tetapi yang lebih penting adalah
mengubah sikap mentalnya, terlebih jika mereka berada dalam lingkungan masyarakat tradisional dan konservatif. Adanya pengaruh sikap terhadap perilaku
kader dalam penelitian ini merupakan input dan out come yang positif untuk perencanaan program pendidikan non formal, seperti pelatihan dan bimbingan kepada
para kader posyandu Menurut Azwar 2005, dengan mengetahui sikap seseorang tidak berarti kita
dapat memprediksikan perilakunya dengan akurasi yang tinggi. Namun demikian
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
sikap tetap mendasari bentuk-bentuk perilaku yang secara konsisten diperlihatkan seseorang terhadap objek-objek sosial dalam jangka waktu tertentu. Sikap selalu
dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau reaksi tehadap stimulus lingkungan sosial.
Hasil penelitian berdasarkan variabel kategori sikap menunjukan relatif sama sikap responden dalam meningkatkan keaktifannya pada pelaksanaan kegiatan
posyandu, yaitu berkisar 36 orang 50 responden bersikap baik, dan 36 orang 50 responden bersikap tidak baik, hal ini dapat ditingkatkan lagi sikap responden
melalui pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang perilaku kader untuk membangkitkan sikap yang lebih bagus lagi pada pelaksanaan kegiatan posyandu.
Hasil analisa statistik dengan uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel sikap berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan kader pada
pelaksanaan kegiatan posyandu, di mana nilai p 0,000 p g 0,05. Berdasarkan
nilai Beta B, diketahui nilai tertinggi terdapat pada variabel sikap kader yaitu sebesar 0,413 dan berpola positif dengan nilai p = 0,000 p 0,05, artinya variabel
sikap kader dalam penelitian ini yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu di Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan. Berdasarkan pernyataan di atas rendahnya tingkat keaktifan kader dapat
digambarkan bahwa di Kecamatan Samadua sikap kader untuk melakukan berbagai kegiatan di posyandu masih kurang baik, hal tersebut dipengaruhi antara lain karena
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
kader di Kecamatan samadua selama ini merasa kurang memahami tugas dan fungsinya pada setiap langkah pelaksanaan kegiatan posyandu.
Untuk membantu dan mengatasi permasalahan kader di posyandu, hendaknya petugas kesehatan terutama bidan desa yang bertugas di wilayah posyandu binaannya
memberi masukan, melakukan pembinaan dan mengajar kader tentang tugas dan fungsi pada setiap langkah kegiatan posyandu, disamping itu memberi pengetahuan
tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap balita di posyandu memalui penimbangan yang teratur setiap bulan, serta melatih kader dalam
hal bagaimana cara melakukan penyuluhan kesehatan dan gizi kepada ibu yang mempunyai balita dengan berat badan di bawah garis merah.
5.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Keaktifan Kader