4.4 Hasil Uji Statistik
Hasil uji regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh prediksi yang mempengaruhi variabel dependen dengan skala ukur data ordinal dan merupakan
variabel kategorik. Untuk melihat pengaruh variabel karakteristik kader yang terdiri dari; umur,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, sikap, motivasi, dan variabel strategi revitalisasi posyandu yang terdiri dari; pelatihan, dukungan, dan struktur posyandu
terhadap keaktifan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan dilakukan analisa statistik dengan uji regresi linier
berganda. Hasil uji regresi linier berganda variabel independen karakteristik kader yang
terdiri dari; umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, sikap, motivasi, dan variabel strategi revitalisasi posyandu yang terdiri dari; pelatihan, dukungan, dan
struktur posyandu terhadap variabel dependen perilaku kader dalam meningkatkan keaktifan pada pelaksanaan kegiatan posyandu di Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan, secara terperinci persentase masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini sebagai berikut:
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Unstandardized Coefficients
Standardi zed
Coefficients Variabel Penelitian
B Std.
Error Beta
t Sig.
1 Constant .104 .240 .434
.666 Umur Kader
5.923E-02 .052 .076 1.140 .259
Pendidikan -2.457E-02 .049 -.033 -.498 .621
Status Perkawinan -.108
.071 -.104
-1.513 .135
Pekerjaan -1.88E-02 .037 -.036 -.510 .612
Sikap .413
.081 .413 5.082 .000 Motivasi
.232 .086 .214 2.691 .009
Pelatihan .141
.092 .141 1.520 .134 Dukungan pihak lain
.197 .072
.195 2.749
.008 Struktur Organisasi
.130 .095
.129 1.364
.178
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data Diolah
Tehnik analisa regresi Linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh karakteristik kader yang meliputi umur, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, sikap, dan motivasi serta strategi revitalisasi Posyandu pelatihan, dukungan, dan struktur organisasi posyandu terhadap keaktifan kader pada
pelaksanaan kegiatan posyandu di kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan, berdasarkan hasil uji tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Nilai Koefisien Determinan R Square 0,768. Hal ini dapat diartikan bahwa
76,8 tingkat keaktifan kader posyandu di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan dapat dijelaskan oleh sub variabel karaktristik kader posyandu
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
umur, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, sikap, motivasi, dan strategi revitalisasi posyandu pelatihan, dukungan, struktur organisasi
posyandu, sedangkan sisanya 23,2 disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak menjadi variabel penelitian.
2. Dari sub variabel karakteristik kader posyandu dan strategi revitalisasi
posyandu terdapat tiga sub variabel yang memiliki pengaruh secara bermakna terhadap keaktifan kader posyandu. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan
dari Sikap kader posyandu sebesar p = 0,000, dukungan pihak lain yang terkait tentang keaktifan kader posyandu sebesar p = 0,008, motivasi kader
posyandu sebesar p = 0,009, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut : = 0,104 + 0,413 Sikap + 0,197 Dukungan Terkait + 0,232 Motivasi Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Dimana :Y = Keaktifan Kader Pada Pelaksanaan Kegiatan Posyandu X5 : Sikap Kader
X6 : Motivasi X8 : Dukungan
Interpretasi koefisien regresi X5 sikap yang bernilai positif 0,413 mengartikan bahwa variabel tersebut adalah searah terhadap terhadap variabel
keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, yang menyatakan bahwa semakin baik sikapyang dimiliki responden dalam melakukan kegiatan
posyandu, maka semakin tinggi pula tingkat keaktifan responden dalam pelaksanaan posyandu.
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Interpretasi koefisien regresi X6 motivasi yang bernilai positif 0,232 mengartikan bahwa variabel tersebut adalah searah terhadap variabel
keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, yang menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki responden, maka akan semakin
tinggi tingkat keaktifan kader pada pada pelaksanaan kegiatan posyandu. Interpretasi koefisien regresi X8 dukungan yang bernilai positif
0,198 mengartikan bahwa variabel tersebut adalah searah terhadap variabel keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, yang menyatakan
bahwa semakin tingginya dukungan yang diberikan kepada responden dan posyandu, maka akan semakin tinggi tingkat keaktifan kader pada
pelaksanaan kegiatan posyandu. Berdasarkan nilai Beta, diketahui nilai tertinggi terdapat pada variabel
sikap yaitu sebesar 0,413 dan berpola positif dengan nilai p = 0,000, artinya variabel sikap merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi
keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Umur Terhadap Keaktifan Kader
Umur merupakan lamanya waktu perjalanan hidup seseorang makluk hidup yang dihitung mulai sejak lahir sampai batas waktu hidupnya. Tai et al 1998,
menyatakan Karakteristik kader yang berkaitan dengan ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin, dan karakteristik sosial seperti pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, kedudukan atau jabatan dalam suatu organisasi, dan karakteristik personal dari karyawan seperti intelegensi, sikap, masa lalu, jenis kelamin, minat,
umur, dan lama bekerja serta reaksi individu terhadap pekerjaannya berpengaruh terhadap keaktifan kerja karyawan pada suatu organisasi.
Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi menunjukan bahwa terdapat variasi karakteristik responden berdasarkan kelompok umur, yaitu sebagian besar
berkisar 58,3 responden yang berumur 21-30 tahun. Dapat diartikan bahwa usia muda tersebut tentunya banyak memberikan kontribusi semangat, motivasi, inovasi,
banyak waktu luang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya membantu masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerjanya. Hal ini sejalan dengan
penelitian Ulfa 2002, bahwa responden kader yang berusia muda lebih aktif yakni berkisari 73,8. Menurut Bahri 1991, Sumardilah 1995, dari penelitiannya
menemukan bahwa ciri-ciri kader yang aktif sebaiknya berumur antara 25 – 34
76
Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008.
USU e-Repository © 2008