Dukungan Struktur TINJAUAN PUSTAKA

3. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemajuan kerja sama dengan sesama teman sekerja dan di luar kerja serta dengan pimpinan Moekijad, 1981 Plippo membedakan antara pelatihan training dengan pendidikan adalah “training is concerned with increasing knowledge and skill in doing a particular job, education is concerned with increasing general knowledge and understanding our total environment”. General knowledge and understanding our total environment” trainingpelatihan berhubungan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, pendidikan berhubungan dengan penambahan pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kita. Agar pelatihan kader dapat berjalan efektif, maka diperlukan unsur pelatih kader yang mampu berdedikasi dalam memberikan pelatihan secara efektif dan berkesinambungan, yakni melalui pendampingan dan bimbingan. Pelatihan kader diberikan secara berkelanjutan berupa pelatihan dasar dan berjenjang yang berpedoman pada modul.

h. Dukungan

Sarwono 1990 mendeskripsikan bahwa dukungan sosial adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan dan bantuan yang diberikan dan dirasakan oleh orang lain atau kelompok. Dukungan juga merupakan suatu upaya yang diberikan kepada kader posyandu baik secara moril maupun materil untuk mendorong kader dalam melakukan kegiatan posyandu. Dukungan ini seharusnya diberikan oleh masyarakat dan pemimpin dalam masyarakat. De Santis dkk 1996 berpendapat Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 bahwa kepuasan kerja seseorang dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah dukungan dari lingkungan kerjanya, ciri pekerjaannya dan situasi. Menurut Yusuf 2007 mengutip pendapat Daravino 1990, dukungan juga merupakan suatu upaya yang diberikan kepada kader posyandu, baik secara moril maupun materil untuk mendorong kader dalam melakukan kegiatan posyandu. Sedangkan menurut penulis sendiri berpendapat bahwa tugas kader posyandu untuk mengelola dan melayani masyarakat dalam rangka mendukung peningkatan kualitas SDM dini merupakan tugas yang berat dan dilakukan secara suka rela. Berkaitan dengan hal tersebut, mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki kader, maka keberhasilannya akan sangat tergantung dari seberapa jauh upaya pelaksanaan tugas kader mendapatkan dukungan pendampingan maupun bimbingan dari tenaga profesional terkait maupun dari para tokoh masyarakat. Secara teknis dukungan pendampingan dapat dilakukan oleh tenaga profesional pada saat posyandu buka, yakni melalui pelayanan pada meja II, III, IV dengan cara meningkatkan keterampilan kader dalam menimbang, mencatat hasil penimbangan, serta melakukan penyuluhan perorangan tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh para ibu baik untuk dirinya maupun untuk anak dan keluarganya.

i. Struktur

Struktur adalah merupakan suatu titik organisasi posyandu untuk mengendalikan atau membedakan bagian yang satu dengan bagian yang lain, kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain yang akan memudahkan organisasi dalam mengendalikan perilaku para karyawanpegawai. Artinya para pegawai tidak mampu Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 membuat pilihan yang mutlak dan bebas dalam melakukan sesuatu pekerjaan dan cara mengerjakannya. Struktur juga sangat mempengaruhi perilaku dan fungsi kegiatan di dalam organisasi. Untuk dapat menciptakan efektivitas dan efisienci organisasi diperlukan keputusan yang sarat dengan mendesain struktur organisasi, isi dari keputusan sangat penting dipusatkan kepada pekerjaan individu bagaimana membagi tugas secara menyeluruh menjadi tugas yang lebih kecil secara berurutan, dan bagaimana membagi wewenang kepada pekerjaan Riduwan, 2005 Menurut Riduwan 2005 mengutip pendapat Robins 1994:260 menjabarkan sebuah struktur organisasi mempunyai 3 tiga komponen yaitu: 1. Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja serta jumlah kegiatan di dalam hirarkhis organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. 2. Formulasi, beberapa organisasi beropersi dengan pedoman yang telah distandarkan secara minimum. 3. Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa keputusan desain pembagian kerja, pendelegasian wewewnang, departementalisasi, dan rentang kendali yang menghasilkan struktur organisasi. Dengan memakai konsep struktur organisasi dari hubungannya dengan prestasi perilaku, kepuasan, kemampuan, motivasi, dan pelayanan serta variabel lain terhadap 3 tiga dimensi yang lazim digunakan yaitu : formasi, sentralisasi dan kompleksitas. Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008

j. Keaktifan Kader