Pengaruh Motivasi Terhadap Keaktifan Kader

kader di Kecamatan samadua selama ini merasa kurang memahami tugas dan fungsinya pada setiap langkah pelaksanaan kegiatan posyandu. Untuk membantu dan mengatasi permasalahan kader di posyandu, hendaknya petugas kesehatan terutama bidan desa yang bertugas di wilayah posyandu binaannya memberi masukan, melakukan pembinaan dan mengajar kader tentang tugas dan fungsi pada setiap langkah kegiatan posyandu, disamping itu memberi pengetahuan tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap balita di posyandu memalui penimbangan yang teratur setiap bulan, serta melatih kader dalam hal bagaimana cara melakukan penyuluhan kesehatan dan gizi kepada ibu yang mempunyai balita dengan berat badan di bawah garis merah.

5.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Keaktifan Kader

Hasil penelitian berdasarkan variabel kategori motivasi menunjukan bahwa berkisar 30,6 responden pada kelompok yang tidak ada motivasi, dan sebagian besar responden pada kelompok yang ada motivasi, yaitu berkisar 69,4 dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Hal ini dapat diartikan bahwa di Kecamatan Samadua sebenarnya sudah tinggi motivasi kader pada kegiatan posyandu, tetapi sebaliknya tingkat keaktifannya masih rendah, hal ini dapat diketahui walaupun motivasi responden sudah tinggi kalau tidak didukung dengan sarana, fasilitas dan perlengkapan yang memadai tentunya tidak dapat memberi hasil yang optimal. Tingkat keaktifan yang rendah dari pada kader posyandu di Kecamatan Samadua diduga disebabkan karena kurangnya kepedulian dan perhatian dari Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 perangkat desa, tokoh ulama, pemerintah daerah, dinas kesehatan dan dinas terkait lainnya di luar kesehatan, kurangnya pembinaan dan supervise dari puskesmas dan dinas kesehatan, serta terbatasnya fasilitas dan PMT untuk balita. Untuk mengatasi dan membantu dalam meningkatkan motivasi kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu diharapkan adanya kepedulian dan perhatian dari perangkat desa, tokoh mayarakat setempat untuk menyediakan tempat pelayanan posyandu yang layak, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan posyandu. Ada penggalangan dana dan partisipasi masyarakat dalam penyediaan PMT untuk balita. Di samping penghargaan dari pemerintah daerah membantu memberikan insentif dan uang transfortasi ke puskesmas serta baju seragam kepada para kader, walaupun secara bertahap untuk dipakai demi keseragaman pada setiap kegiatan posyandu. Hasil penelitian berdasarkan nilai Beta B diketahu nilai tertinggi yang ketiga terdapat pada variabel motivasi kader yaitu 0,232 dan berpola positif terhadap keaktifan kader dalam meningkatkan keaktifannya pada pelaksanaan kegiatan posyandu, yakni dengan nilai p = 0,009 p g 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu di Kecamatan samadua kabupaten Aceh Selatan. Menurut Martoyo 2000, yang mengutip pendapat Maslow 1970:35 menyatakan, motivasi timbul karena ada dorongan berbagai kebutuhan hidup manusia dari mulai fisik, rasa aman, social, penghargaan, dan aktualisasi diri, yang disebabkan oleh beberapa hal yang menyangkut kebijakan pemerintah sudah seharusnya Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 memperhatikan kebutuhan mendasar para kader posyandu dengan cara mengetahi motif kebutuhan, tingkah laku, harapan, dan insentif imbalan. Menurut Mangkunegara 2005, motivasi terbentuk dari sikap attitute seseorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri kader yang terarah dan tertuju untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sikap mental seseorang kader yang pro dan positip terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Riduwan 2005, mengutip pendapat Keith Davis 1964:484, menyatakan kemampuan dan motivasi kerja merupakan faktor yang bisa mencerminkan sikap dan karakter seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Kemampuan dan motivasi ini merupakan nilai-nilai yang harus diinternalisasikan kepada seluruh kader posyandu. Lebih lanjut Riduwan 2005, menyatakan bahwa pemberian insentif merupakan bayaran pokok untuk memotivasi para pegawai agar lebih maju dalam pekerjaan dengan keterampilan dan tanggung jawab yang lebih besar. Hal ini dapat dibenarkan kader yang mendapat insentif cenderung untuk meningktkan proaktif dan kinerjanya pada posyandu, sehingga secara psikologi ada perasaan puas yang timbul dari penyelesaian kegiatan posyandu dengan baik. Sejalan dengan penelitian Noerchotimah, dkk 1999, memperoleh 80,9 kader pada kelompok yang ada motivasi, tidak ada motivasi berkisar 34,6, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader adalah pemberian insentif, keadaan lingkungan kerja, motivasi kader, penghargaan dan dukungan yang diberikan. Nilawati: Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh selatan, 2008. USU e-Repository © 2008 Dalam penelitian ini dari karakteristik kader, yang diduga mempunyai pengaruh terhadap keaktifan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu adalah; umur, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, sikap, dan motivasi. Hasil uji regresi linier berganda dari enam variabel karakteristik kader tersebut, hanya sikap mempunyai pengaruh yang sangat dominant terhadap keaktifan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu yaitu di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan, di mana nilai p = 0.000 p g 0,05. Variabel motivasi p = 0.009, disusul variabel umur p = 0.259 , pendidikan p = 0.621 , status perkawinan p = 0.135, pekerjaan p = 0.612 tidak berpengaruh terhadap keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.

5.7. Pengaruh Pelatihan Terhadap Keaktifan Kader