Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Agar organisasi perusahaan dapat berjalan secara optimal, dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi yang mempunyai tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya masing-masing. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima.
Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian Pemerintah Kota Medan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Walikota
a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama DPRD; b.
mengajukan rancangan Perda; c.
menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; d.
menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD lepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;
e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;
f. mengangkat dan memberhentikan Kepala Dinas, Kepala di Lingkungan
Lembaga Teknis Daerah, dan Camat g.
mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundangundangan; dan h.
melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Wakil Walikota
a. membantu Walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah;
b. membantu Walikota dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal
di daerah, menindaklanjuti laporan danatau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda,
serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup;
c. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kecamatan, kelurahan dan atau desa d.
memberikan saran dan pertimbangan kepada Walikota dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah; e.
melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh Walikota; dan
f. melaksanakan tugas dan wewenang Walikota apabila Walikota
berhalangan. 3.
Sekretaris Daerah a.
membantu Walikota dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana pemerintahan.
b. membantu Walikota dalam menyusun kebijakan.
c. membantu Walikota dalam mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga
teknis daerah. d.
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat daerah.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
e. memberikan usulan kepada Walikota mengenai Pegawai Negeri Sipil yang
dapat diangkat menjadi Kepala Dinas. f.
bertindak sebagai pembina Pegawai Negeri Sipil di daerahnya.
4. DPRD
a. membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan Walikota untuk
mendapat persetujuan bersama. b.
menetapkan APBD Kota bersama-sama dengan Walikota. c.
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, keputusan Walikota, APBD,
kebijakan pemerintah kota dalam melaksanakan program pembangunan kota, dan kerjasama internasional di kota.
d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Walikota kepada Menteri
Dalam Negeri melalui gubernur. e.
memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah Kota terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah.
f. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Walikota dalam
pelaksanaan tugas desentralisasi. 5.
Sekretaris DPRD a.
menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD. b.
menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD. c.
mendukung pelaksanaan tugas dan. fungsi DPRD.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d. menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
e. bertanggung jawab secara teknis operasional kepada pimpinan DPRD dan
secara administratif bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
6. Dinas
a. bertindak sebagai unsur pelaksana pemerintah kota.
b. melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Walikota.
c. merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis sesuai dengan
kekhususan bidang tugasnya masing-masing. d.
memberikan laporan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah mengenai perkembangan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Walikota.
e. melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan kekhususan
bidang tugasnya masing-masing. 7.
Lembaga Teknis Daerah Badan, Kantor a.
bertindak sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.
b. melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Walikota.
c. memberikan laporan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah mengenai
perkembangan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Walikota. d.
melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan kekhususan bidang tugasnya masing-masing.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
8. Camat
a. memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Walikota untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah. b.
mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. c.
mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.
d. memberikan usulan kepada Walikota mengenai Pegawai Negeri Sipil yang
dapat diangkat menjadi Lurah. e.
mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang- undangan.
f. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
g. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan. h.
membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan. i.
melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau
kelurahan. 9.
Lurah a.
melaksanakan tugas yang berasal dari sebagian pelimpahan tugas Walikota.
b. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan.
c. melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
d. melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
e. menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum.
f. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum di daerahnya masing-masing.
2.5. E-Government Pemerintahan Elektronik Pemerintah Kota Medan 2.5.1. Sejarah E-Government Pemerintah Kota Medan
Perwujudan e-government merupakan implementasi dari terbitnya peraturan Pemerintah Pusat, antara lain:
1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencaaan
Pembangunan nasional. 2.
Keputusan Presiden No. 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.
3. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan
Pendayagunaan Telematika Indonesia. 4.
Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government.
Di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Propinsi, Kabupaten, Kota Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
yang disingkat dengan SIMDA dibentuk sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 45 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan Sistem
Informasi manajemen Departemen Dalam Negeri SIMDAGRI dan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah SIMDA.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pelaksana dan penanggung jawab Sistem Informasi sejak tahun 1992 oleh Pemerintah Pusat telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
No. 5 tanggal 6 Maret Tahun 1992 tentang pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik di seluruh Indonesia. Kepada daerah Tk I dan II diinstruksikan untuk
segera membentuk Kantor Pengolahan Data Elektronik KPDE yang mempunyai tugas menangani Sistem Informasi Manajemen Daerah SIMDA dan sekaligus
sebagai Bank Data di daerah. Untuk melaksanakan instruksi tersebut, Pemerintah Kotamadya Medan merealisasikannya dengan membentuk Kantor Pengolahan
Data Elektronik KPDE berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala daerah Tingkat II Medan No. 0611254SK1992 Tanggal 20 Juli 1992.
Kemudian pada tahun 1995 diterbitkan lagi SK Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 1995 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengolahan Data Elektronik dan kemudian oleh Pemerintah Kotamadya Medan ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kotamadya Medan Daerah Tingkat II
Medan No. 17 Tahun 1996; Tanggal 15 Februari 1996 tentang Pembentukan susunan Organisasi dan tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan. Sejak itulah terbentuk secara resmi unit kerja yang menangani masalah SIMDA termasuk di dalamnya adalah e-government di
jajaran Pemerintah Kotamadya Medan yang kemudian pada awal-awal reformasi berubah lagi.
Berdasarkan Keputusan presiden RI No. 50 Tahun 2000 tanggal 7 April 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia dan Surat Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara RI No. 141M.PAN42000 tanggal 20 April
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2000 perihal Tim Koordinasi Telematika Indonesia telah dinyatakan bahwa Kantor PDE Propinsi dan Kantor PDE Kabupaten Kota adalah perpanjangan Tim
Koordinasi Telematika Indonesia di Daerah dan harus diberdayakan. Selanjutnya dalam reorganisasi kelembagaan Pemko Medan dalam pelaksanaan Otonomi
Daerah sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 kembali ditegaskan pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kota Medan dengan berdasarkan kepada
Perda Kota Medan No. 5 Tahun 2001 tanggal 26 Juni 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis di lingkungan Pemerintahan Kota
Medan dan Surat Keputusan Walikota Medan No. 25 tahun 2001 tentang Pelaksanaan Perda Kota Medan No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis di lingkungan Pemerintahan Kota Medan.
Setelah era Otonomi Daerah pada kelembagaan Pemerintah Kota Medan telah dibentuk pula Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan yang
sebelumnya adalah sebuah lembaga instansi vertikal yaitu eks Departemen Penerangan Kota Medan. Dalam perjalanan sejarah Pemerintahan Indonesia,
seperti diketahui bahwa pada saat Presiden RI Abdurrahman Wahid mengumumkan susunan Kabinet Persatuan pada tanggal 26 oktober 1999 pada
kesempatan itu Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan menyatakan membubarkan Departemen Penerangan RI. Sejalan dengan
pelaksaaan otonomi daerah melalui UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dibentuklah lembaga yang mengakomodir eks Departemen Penerangan di
Daerah, seperti halnya pembentukan Kantor Informasi dan Komunikasi Kota
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Medan melalui Perda kota Medan No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Terknis di Lingkungan Pemerintah Kota
Medan. Hingga terakhir dilakukan penggabungan Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan degan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kota Medan
menjadi Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002. Dinas
Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan inilah yang hingga kini menangani atau mengurusi e-government Pemerintah Kota Medan.
2.5.2. Perkembagan E-Government Pemerintah Kota Medan