Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan

(1)

PENGGUNAAN KERANGKA TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DI DALAM MELAKUKAN PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI E-GOVERNMENT PEMKO MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

AUFAR IBNA 040403007

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul ”Penggunaan TAM di dalam Melakukan Penilaian Adopsi E-Government Pemko Medan”.

Keberhasilan adopsi e-government merupakan hal yang penting di dalam pengembangan e-government. Adopsi e-government itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itulah yang penulis identifikasi pada Tugas Akhir ini. Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut, maka diharapkan hal tersebut akan menjadi masukan bagi pihak pengembang e-government tersebut.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka. Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat baik bagi kita semua.

Medan, Februari 2009


(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibunda tercinta, Najimah Nasution, S.Ag yang dengan sabar mendoakan, memberikan support dan tak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang kepada penulis. Juga kepada adik tercinta, Amila Ibna yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dan kepada kak Mariamah yang telah memberikan support. Untuk ayahanda tercinta (Alm) Drs. H. Ibrahim YWR, terima kasih untuk semua kasih sayang yang telah ayahanda berikan.

2. Bapak Ir. Nazaruddin, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan terbaik kepada penulis.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Aulia Ishak, ST, MT dan Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM selaku koordinator tugas akhir.

5. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc, Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, dan Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan koreksi terbaik untuk penyempurnaan tugas akhir ini.

6. Bapak Drs. Marihot Tampubolon selaku Sekretaris Balitbang Kota Medan yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Pemko Medan.


(4)

7. Bapak Harunsyah dan pegawai-pegawai Dinas Infokom dan PDE Kota Medan yang telah membantu penulis di dalam penyelesaian tugas akhir ini

8. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Industri yang banyak membantu memudahkan proses administrasi, Bang Bowo, Bang Tumijo, Kak Dina, Bu Ani, Kak Rahma, Bang Kumis.

9. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

10. Bapak H. Zulkarnain Yusuf Nasution, Abangda Zul Ahyudi, dan teman baik penulis Heru Pramana yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian tugas akhir ini.

11. Teman-teman terbaik penulis, Andri Nasution, Maya Weliza, ST; Amerina Syafharini, ST; Ivo Andika, ST; Izet Mustakim, Miko Hasriyono, Digo Andesa, dan Aminuddin Sihombing. Terima kasih untuk semua dukungan yang kalian berikan.

12. Teman-teman angkatan 2004, Ilham, Fikri, Alfen, Dameyanti, ST; Valentine, Yuri, Albert, Fiktor, Nangkok, Cha-Cha, Ella, Fika, Hariadi, Indra, Rawi, Hermansyah, Rinaldi, Robin, Fajar, Ari, Ade, ST; Venisa, ST; Yudi, ST; Immanuel, dan seluruh anggota ”A Work Of System” yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sebagai salah satu generasi terbaik yang dimiliki oleh Teknik Industri USU.

13. Rekan-rekan di Laboratorium Menggambar Teknik, Ari Astalita M, Fadilah Amelia, Khafiyan Siregar, dan Hafiz (ex).


(5)

14. Senior-senior, Bang Januar ‘03, Bang Bag Kinantan, ST; Bang Syaiful Azhari Siregar, ST; dan Bang Suharmiko, ST.

15. Adik-adik stambuk, Siti Maretia, Reviana Riza, Nela Siregar, Silka, serta Iswan, Azmi, dan Fajar.

Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang dapat membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Terima Kasih.


(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-3 1.3.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.3.3. Manfaat ... I-4 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5 II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Objek Penelitian ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-4 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-5


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-5 2.4.1. Struktur Organisasi ... II-5 2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-7 2.5. E-Government (Pemerintahan Elektronik) Pemerintah

Kota Medan ... II-12 2.5.1. Sejarah E-Government Pemerintah Kota Medan ... II-12 2.5.2. Perkembangan E-Government Pemerintah Kota Medan ... II-15 2.5.3. Pengguna E-Government Pemerintah Kota Medan ... II-16 III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. TAM (Technology Acceptance Model) ... III-1 3.1.1. External Variable ... III-2 3.1.2. Perceived Ease of Use ... III-3 3.1.3. Perceived Usefulness ... III-4 3.1.4. Attitude Toward Using ... III-5 3.1.5. Behavioral Intention ... III-5 3.1.6. Actual Usage... III-5 3.1.7. Penggunaan Kerangka TAM ... III-6 3.2. Electronic Government (E-Government) ... III-7 3.2.1. Definisi E-Government ... III-7 3.2.2. Jenis Pelayanan pada E-Government ... III-9


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.2.3. Tipe Relasi E-Government ... III-13 3.2.4. Tingkatan Evolusi E-Government ... III-15 3.3. Structural Equation Modeling (SEM) ... III-17 3.3.1. Definisi Umum SEM ... III-21 3.3.2. Istilah-Istilah dalam SEM ... III-22 3.3.3. Tahapan Pemodelan SEM ... III-24 3.3.4. Perangkat Lunak Pemodelan SEM ... III-25 3.4. Perancangan Sampel ... III-27 3.4.1. Tipe Sampling ... III-27 3.4.1.1. Probability Sampling ... III-27 3.4.1.2. Nonprobability Sampling ... III-29 3.4.2. Ukuran Sampel Penelitian ... III-31 IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Variabel Penelitian ... IV-2 4.4. Kuesioner Penelitian ... IV-4 4.5. Sampel Penelitian ... IV-5 4.6. Prosedur Penelitian ... IV-6 4.6.1. Merumuskan Permasalahan ... IV-8


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.6.2. Menetapkan Tujuan Penelitian ... IV-8 4.6.3. Studi Pustaka ... IV-8 4.6.4. Penggunaan Kerangka TAM ... IV-9 4.6.5. Pengumpulan Data ... IV-9 4.6.6. Pengolahan Data ... IV-11 4.6.7. Analisa Pemecahan Masalah ... IV-14 4.6.8. Kesimpulan dan Saran... IV-15 V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-31 5.2.1. Uji Keakuratan Instrumen ... V-31 5.2.1.1. Uji Validitas ... V-31 5.2.1.2. Uji Reliabilitas ... V-40 5.2.2. Analisa Structural Equation Modeling (SEM) ... V-35 5.2.2.1. Membangun Model Berbasis Teori ... V-36 5.2.2.2. Menciptakan Diagram Jalur ... V-36 5.2.2.3. Identifikasi Variabel Exogenous dan Endogenous V-37 5.2.2.4. Mengkonversi Diagram Jalur ... V-41 5.2.2.5. Membuat Matrik Korelasi ... V-47 5.2.2.6. Evaluasi Estimasi dan Uji Kesesuaian... V-50


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.6.1. Evaluasi Estimasi ... V-50 5.2.2.6.2. Uji Kesesuaian ... V-62 5.2.2.7. Interpretasi Struktur ... V-65 5.2.3. Melakukan Penilaian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Adopsi E-Government Pemko Medan ... V-67 5.2.4. Pengolahan Data untuk Responden yang Belum Pernah

Menggunakan E-Government ... V-68

VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa terhadap Responden yang Pernah Menggunakan

E-Government ... VI-1

6.2. Analisa terhadap Responden yang Belum Pernah Menggunakan

E-Government ... VI-4

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-3


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

4.1. Variabel Penelitian ... IV-2 5.1. Data Jenis Kelamin Responden ... V-2 5.2. Data Usia Responden ... V-2 5.3. Data Pekerjaan Responden ... V-2 5.4. Data Pendidikan Responden ... V-3 5.5. Data Pendapatan per Bulan Responden... V-3 5.6. Hasil Jawaban Variabel Perceived Ease of Use ... V-4 5.7. Hasil Jawaban Variabel Perceived Usefulness ... V-7 5.8. Hasil Jawaban Variabel Perceived Trust ... V-10 5.9. Hasil Jawaban Variabel User Satisfaction ... V-13 5.10. Hasil Jawaban Variabel Demographic Factors ... V-16 5.11. Hasil Jawaban Variabel E-Government Adoption ... V-19 5.12. Hasil Jawaban Variabel Behavioral Intention to Use E-Government ... V-22 5.13. Hasil Jawaban Variabel Perceived Behavioral Control ... V-22 5.14. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Perceived Ease of Use ... V-29 5.15. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Perceived Usefulness ... V-31 5.16. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Perceived Trust ... V-32 5.17. Hasil Perhitungan Validitas Variabel User Satisfaction ... V-34 5.18. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Demographic Factors ... V-35 5.19. Hasil Perhitungan Validitas Variabel E-Government Adoption ... V-37


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.20. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Behavioral Intention

to Use E-Government ... V-38

5.21. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Perceived Behavioral Control... V-40 5.22. Hasil Perhitungan Reliabilitas ... V-41 5.23. Variabel Indikator ... V-44 5.24. Variabel Exogenous dan Variabel Endogenous... V-46 5.25. Bentuk Konversi Diagram Jalur... V-51 5.26. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada Perceived

Ease of Use ... V-61

5.27. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada Perceived

Usefulness ... V-61

5.28. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada Perceived

Trust ... V-62

5.29. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada User

Satisfaction ... V-63

5.30. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada E-Government

Adoption ... V-64

5.31. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada Behavioral


(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.32. Hasil Korelasi dengan Program SPSS Versi 13 Pada Perceived

Behavioral Control... V-65

5.33. Interpretasi Koefisien Korelasi ... V-66 5.34. Rangkuman Tingkat Hubungan Setiap Variabel ... V-68 5.35. Hasil Uji Kesesuaian ... V-70 5.36. Interpretasi Hasil Pengolahan ... V-72


(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Medan ... II-6 3.1. Model Dasar Technology Acceptance Model ... III-2 3.2. Tigkatan Evolusi E-Government... III-15 3.3. Model Kierja Pemasaran ... III-19 3.4. Diagram Alur Model Struktural ... III-20 3.5. Tampilan Software AMOS ... III-26 3.6. Tampilan Software SPSS ... III-26 4.1. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-7 4.2. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-11 5.1. Model Penilaian Adopsi E-Government... V-43 5.2. Hubungan Variabel Demographic Factors ... V-48 5.3. Diagram Jalur Demographic Factors ... V-49


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penilaian Adopsi E-Government ... L-1 2. Data Jawaban Responden ... L-8 3. Tabel r ... L-10 4. Output SPSS ... L-11 5. Output AMOS ... L-15


(17)

ABSTRAK

Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Meningkatnya perkembangan TIK telah mendorong perubahan pada kehidupan manusia. Pada sektor publik, perubahan ditandai dengan dikembangkannya electronic government (e-government).

E-government yang juga disebut e-gov, digital government atau online government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya. Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.

E-government dirancang sebagai tempat terjadinya proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat menjadi bagian penting di dalam berfungsinya e-government. Hal ini disebabkan karena proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat pada e-government dapat berjalan dengan baik jika ada partisipasi dari masyarakat di dalam mengadopsi/ memanfaatkan e-government tersebut. Jika tidak ada partisipasi dari masyarakat di dalam mengadopsi government tersebut, maka e-government tidak akan berfungsi dan keberadaannya akan menjadi sia-sia.

Tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengadopsi e-government tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut perlu diketahui agar hal tersebut dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam mengadopsi e-government-nya, sehingga keberadaan e-government yang telah dirancang tersebut tidak menjadi sia-sia. Oleh karena itu, maka penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi e-government tersebut menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi e-government Pemerintah Kota Medan. Formulasi regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah Y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 +

b4x4. Berdasarkan hasil pengolahan, didapat bahwa adopsi e-government (government adoption) dipengaruhi oleh faktor kemauan menggunakan e-government, faktor tujuan menggunakan e-e-government, faktor frekuensi penggunaan e-government, dan faktor minat untuk menggunakan e-government.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Meningkatnya perkembangan TIK telah mendorong perubahan pada kehidupan manusia. Pada sektor publik, perubahan ditandai dengan dikembangkannya electronic government (e-government).

E-government yang juga disebut e-gov, digital government atau online

government adalah penggunaan teknologi informasi ole

memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya. Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.

E-government dirancang sebagai tempat terjadinya proses interaksi antara

pemerintah dengan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat menjadi bagian penting di dalam berfungsinya e-government. Hal ini disebabkan karena proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat pada e-government dapat berjalan dengan baik jika ada partisipasi dari masyarakat di

dalam mengadopsi/ memanfaatkan e-government tersebut. Jika tidak ada partisipasi dari masyarakat di dalam mengadopsi government tersebut, maka e-government tidak akan berfungsi dan keberadaannya akan menjadi sia-sia.


(19)

Informasi yang diperoleh dari pihak Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam mengadopsi/ memanfaatkan e-government masih rendah. Indikasi mengenai hal tersebut terlihat dari sedikitnya feed back/ tanggapan (komentar, saran, atau kritik) yang berasal dari masyarakat Kota Medan terhadap e-government Pemko Medan. Rendahnya partisipasi masyarakat tersebut didukung pula oleh survei yang dilakukan oleh PBB pada tahun 2008 yang menyatakan bahwa e-participation index untuk wilayah Indonesia adalah sebesar 0,0455 untuk skala 0 - 1. Pada survei tersebut Indonesia berada pada ranking ke-145 dari 192 negara yang disurvei.

Tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengadopsi e-government tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut perlu diketahui agar hal tersebut dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam mengadopsi e-government-nya, sehingga keberadaan e-government yang telah dirancang

tersebut tidak menjadi sia-sia. Oleh karena itu, maka penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi e-government tersebut menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Penelitian mengenai adopsi e-government juga pernah dilakukan antara lain oleh Sofia E. Colesca dan Dobrica Liliana (2008) yang berjudul E-Government Adoption in Romania dan oleh Suha AlAwadhi dan Anne Moris

(2008) yang berjudul The Use of UTAUT Model in The Adoption of E-Government Service in Kuwait.


(20)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, dilihat bahwa sangat penting untuk melakukan penilaian terhadap faktor-faktor apa yang mempengaruhi adopsi e-government oleh masyarakat. Faktor-faktor tersebut perlu diketahui agar hal tersebut dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam mengadopsi e-government-nya, sehingga keberadaan e-government yang telah dirancang tersebut tidak menjadi sia-sia.

Maka rumusan permasalahan di dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat dalam menerima (mengadopsi) e-government Pemerintah Kota Medan.

1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian faktor-faktor apa yang mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap e-government Pemerintah Kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap e-government Pemerintah Kota Medan berdasarkan kerangka Technology Acceptance Model (TAM).


(21)

1.3.3. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Memberikan informasi kepada pihak pemerintah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakatnya di dalam mengadopsi e-government yang telah dirancangnya.

2. Menjadi bahan masukan bagi pihak pemerintah dalam rangka pengembangan e-government-nya di masa mendatang.

3. Meningkatkan keterampilan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan adopsi teknologi, khususnya Teknologi Informasi (TI).

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi oleh masyarakat terhadap e-government dari Pemerintahnya.

2. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kerangka TAM (Technology Acceptance Model).

3. Penelitian dilakukan pada e-government Pemerintah Kota Medan.

4. Masyarakat yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat Kota Medan yang menjadi user dari e-government Pemerintah Kota Medan.


(22)

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tidak terjadi perubahan kebijakan politik di Kota Medan. 2. Tidak terjadi perubahan sosial budaya di Kota Medan.

3. Tidak terjadi perubahan (evolusi) terhadap e-government Pemerintah Kota Medan yang ada pada saat penelitian ini dilakukan.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dan dijelaskan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menjelaskan secara singkat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, serta organisasi dan manajemen.

BAB III : LANDASAN TEORI

Tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan masalah akan diuraikan dalam bab ini.


(23)

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Bab ini memuat pembahasan hasil dari pengolahan data dan pembahasan masalah.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang dianggap perlu untuk dilakukan.


(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Objek Penelitian

Kota Medan dibangun pada tahun 1590 oleh Guru Patimpus, cucu Raja Singa Mahraja yang memerintah Negeri Bakerah di Dataran Tinggi Karo. Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama Medan Putri. Pertemuan kampung Medan Putri tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak pertemuan sungai Deli dan sungai Babura. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung Medan Putri yang merupakan cikal bakal Kota Medan cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

Sekitar tahun 1612 setelah dua dasa warsa berdiri Kampung Medan, Sultan Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim Panglimanya bernama Gocah Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli. Gocah Pahlawan membuka negeri baru di Sungai Lalang, Percut. Selaku Wali dan Wakil Sultan Aceh serta dengan memanfaatkan kebesaran imperium Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, sehingga meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Medan Deli sekarang. Dia juga mendirikan kampung-kampung Gunung Klarus, Sampali, Kota Bangun, Pulau Brayan, Kota Jawa, Kota Rengas Percut dan Sigara-gara.


(25)

Dengan tampilnya Gocah pahlawan, maka mulailah berkembang Kerajaan Deli. Pada tahun 1632 Gocah Pahlawan menikah dengan putri Datuk Sunggal. Setelah terjadi perkawinan ini raja-raja di Kampung Medan menyerah pada Gocah Pahlawan. Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya Tuangku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.

Saat Belanda masuk dan akhirnya menjajah Indonesia, maka Kampung Medan Putri secara otomatis juga menjadi bagian dari daerah jajahan Belanda tersebut yaitu dalam rentang waktu tahun 1864-1942. Pada tahun 1858 Elisa Netscher diangkat menjadi Residen Wilayah Riau dan sejak itu pula dia mengangkat dirinya menjadi pembela Sultan Ismail yang berkuasa di kerajaan Siak. Tujuan Netscher itu adalah dengan duduknya dia sebagai pembela Sultan Ismail secara politis tentunya akan mudah bagi Netscher menguasai daerah taklukan kerajaan Siak yakni Deli yang di dalamnya termasuk Kampung Medan Putri.

Perkembangan Medan Putri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, 1 Maret 1887, Ibukota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan, Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah dengan selesainya pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibukota Deli telah resmi pindah ke Medan.


(26)

Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi Gubernemen. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi Gemeente (Kota Praja) dengan Walikota Baron Daniel Mac Kay. Berdasarkan "Acte van Schenking" (Akte Hibah) Nomor 97 Notaris J.M. de-Hondt Junior, tanggal 30 Nopember 1918, Sultan Deli menyerahkan tanah kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung Hindia Belanda. Pada masa awal Kotapraja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.

Sejak itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas dibangun. Beberapa diantaranya adalah Kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru (1919), sekarang RISPA, hubungan Kereta Api Pangkalan Brandan - Besitang (1919), Konsulat Amerika (1919), Sekolah Guru Indonesia di Jl. H.M. Yamin sekarang (1923), Mingguan Soematra (1924), Perkumpulan Renang Medan (1924), Pusat Pasar, R.S. Elizabeth, Klinik Sakit Mata dan Lapangan Olah Raga Kebun Bunga (1929).

Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera yang ketika itu Jepang mendarat di beberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur. Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama Singapore, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjend. Nishimura. Ada empat


(27)

tempat pendaratan mereka ini yakni Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peurlak Aceh Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang). Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan Tanjung Tiram inilah yang masuk ke Kota Medan,

Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya yang zaman Belanda disebut “Gemeente Bestuur“ oleh Jepang diubah menjadi “Medan Sico“ (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil di tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, maka Kota Medan menjadi bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indoesia. Kota Medan pada waktu itu, statusnya dijadikan sebagai Daerah Tingkat II dengan nama Kotamadya. Kotamadya ini dipimpin oleh seorang Walikotamadya. Setelah era reformasi, terjadi sedikit perubahan nama dari Kotamadya Medan menjadi Kota Medan. Begitu pula dengan nama Walikotamadya yang menjadi pemimpinnya, diubah namanya menjadi Walikota.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka ruang lingkup yang menjadi urusan Pemerintah kota Medan antara lain:


(28)

1. perencanaan dan pengendalian pembangunan kota;

2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang kota;

3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat kota; 4. penyediaan sarana dan prasarana umum kota;

5. penanganan bidang kesehatan; 6. penyelenggaraan pendidikan; 7. penanggulangan masalah sosial; 8. pelayanan bidang ketenagakerjaan;

9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; 10. pengendalian lingkungan hidup;

11. pelayanan pertanahan;

12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13. pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. pelayanan administrasi penanaman modal;

2.3. Lokasi Perusahaan

Sekretariat Pemerintah Kota Medan berada di Jalan Kapten Maulana Lubis Nomor 2, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara.

2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi adalah kerangka


(29)

antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu.

Dengan struktur organisasi, setiap karyawan dan pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Struktur organisasi Pemerintah Kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Medan. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi Fungsional dan Staff.

Walikota

Wakil Walikota

Sekretaris Daerah


(30)

2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Agar organisasi perusahaan dapat berjalan secara optimal, dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya masing-masing. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima.

Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian Pemerintah Kota Medan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Walikota

a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

b. mengajukan rancangan Perda;

c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD lepada DPRD

untuk dibahas dan ditetapkan bersama;

e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

f. mengangkat dan memberhentikan Kepala Dinas, Kepala di Lingkungan Lembaga Teknis Daerah, dan Camat

g. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan

h. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(31)

2. Wakil Walikota

a. membantu Walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah; b. membantu Walikota dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal

di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup;

c. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, kelurahan dan/ atau desa

d. memberikan saran dan pertimbangan kepada Walikota dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah;

e. melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh Walikota; dan

f. melaksanakan tugas dan wewenang Walikota apabila Walikota berhalangan.

3. Sekretaris Daerah

a. membantu Walikota dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana pemerintahan.

b. membantu Walikota dalam menyusun kebijakan.

c. membantu Walikota dalam mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

d. memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat daerah.


(32)

e. memberikan usulan kepada Walikota mengenai Pegawai Negeri Sipil yang dapat diangkat menjadi Kepala Dinas.

f. bertindak sebagai pembina Pegawai Negeri Sipil di daerahnya. 4. DPRD

a. membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan Walikota untuk mendapat persetujuan bersama.

b. menetapkan APBD Kota bersama-sama dengan Walikota.

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, keputusan Walikota, APBD, kebijakan pemerintah kota dalam melaksanakan program pembangunan kota, dan kerjasama internasional di kota.

d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur.

e. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah Kota terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah. f. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Walikota dalam

pelaksanaan tugas desentralisasi. 5. Sekretaris DPRD

a. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD. b. menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD. c. mendukung pelaksanaan tugas dan. fungsi DPRD.


(33)

d. menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

e. bertanggung jawab secara teknis operasional kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

6. Dinas

a. bertindak sebagai unsur pelaksana pemerintah kota. b. melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Walikota.

c. merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis sesuai dengan kekhususan bidang tugasnya masing-masing.

d. memberikan laporan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah mengenai perkembangan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Walikota.

e. melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan kekhususan bidang tugasnya masing-masing.

7. Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor)

a. bertindak sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

b. melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Walikota.

c. memberikan laporan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah mengenai perkembangan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Walikota.

d. melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan kekhususan bidang tugasnya masing-masing.


(34)

8. Camat

a. memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

b. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

c. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

d. memberikan usulan kepada Walikota mengenai Pegawai Negeri Sipil yang dapat diangkat menjadi Lurah.

e. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.

f. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. g. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan.

h. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/ atau kelurahan.

i. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/ atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

9. Lurah

a. melaksanakan tugas yang berasal dari sebagian pelimpahan tugas Walikota.

b. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan. c. melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. d. melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat.


(35)

e. menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum.

f. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum di daerahnya masing-masing.

2.5. E-Government (Pemerintahan Elektronik) Pemerintah Kota Medan 2.5.1. Sejarah E-Government Pemerintah Kota Medan

Perwujudan e-government merupakan implementasi dari terbitnya peraturan Pemerintah Pusat, antara lain:

1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencaaan Pembangunan nasional.

2. Keputusan Presiden No. 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.

3. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika Indonesia.

4. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government.

Di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten, Kota) Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah yang disingkat dengan SIMDA dibentuk sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 45 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan Sistem Informasi manajemen Departemen Dalam Negeri (SIMDAGRI) dan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah (SIMDA).


(36)

Pelaksana dan penanggung jawab Sistem Informasi sejak tahun 1992 oleh Pemerintah Pusat telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 5 tanggal 6 Maret Tahun 1992 tentang pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik di seluruh Indonesia. Kepada daerah Tk I dan II diinstruksikan untuk segera membentuk Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) yang mempunyai tugas menangani Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dan sekaligus sebagai Bank Data di daerah. Untuk melaksanakan instruksi tersebut, Pemerintah Kotamadya Medan merealisasikannya dengan membentuk Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala daerah Tingkat II Medan No. 061/1254/SK/1992 Tanggal 20 Juli 1992.

Kemudian pada tahun 1995 diterbitkan lagi SK Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 1995 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik dan kemudian oleh Pemerintah Kotamadya Medan ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kotamadya Medan Daerah Tingkat II Medan No. 17 Tahun 1996; Tanggal 15 Februari 1996 tentang Pembentukan susunan Organisasi dan tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Kotamadya Daerah Tingkat II Medan. Sejak itulah terbentuk secara resmi unit kerja yang menangani masalah SIMDA (termasuk di dalamnya adalah e-government) di jajaran Pemerintah Kotamadya Medan yang kemudian pada awal-awal reformasi berubah lagi.

Berdasarkan Keputusan presiden RI No. 50 Tahun 2000 tanggal 7 April 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia dan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI No. 141/M.PAN/4/2000 tanggal 20 April


(37)

2000 perihal Tim Koordinasi Telematika Indonesia telah dinyatakan bahwa Kantor PDE Propinsi dan Kantor PDE Kabupaten/ Kota adalah perpanjangan Tim Koordinasi Telematika Indonesia di Daerah dan harus diberdayakan. Selanjutnya dalam reorganisasi kelembagaan Pemko Medan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 kembali ditegaskan pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kota Medan dengan berdasarkan kepada Perda Kota Medan No. 5 Tahun 2001 tanggal 26 Juni 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis di lingkungan Pemerintahan Kota Medan dan Surat Keputusan Walikota Medan No. 25 tahun 2001 tentang Pelaksanaan Perda Kota Medan No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis di lingkungan Pemerintahan Kota Medan.

Setelah era Otonomi Daerah pada kelembagaan Pemerintah Kota Medan telah dibentuk pula Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan yang sebelumnya adalah sebuah lembaga instansi vertikal yaitu eks Departemen Penerangan Kota Medan. Dalam perjalanan sejarah Pemerintahan Indonesia, seperti diketahui bahwa pada saat Presiden RI Abdurrahman Wahid mengumumkan susunan Kabinet Persatuan pada tanggal 26 oktober 1999 pada kesempatan itu Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan menyatakan membubarkan Departemen Penerangan RI. Sejalan dengan pelaksaaan otonomi daerah melalui UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dibentuklah lembaga yang mengakomodir eks Departemen Penerangan di Daerah, seperti halnya pembentukan Kantor Informasi dan Komunikasi Kota


(38)

Medan melalui Perda kota Medan No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Terknis di Lingkungan Pemerintah Kota Medan. Hingga terakhir dilakukan penggabungan Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan degan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kota Medan menjadi Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002. Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan inilah yang hingga kini menangani atau mengurusi e-government Pemerintah Kota Medan.

2.5.2. Perkembagan E-Government Pemerintah Kota Medan

E-government adalah merupakan sebuah sistem. Sistem mengalami

perubahan-perubahan (evolusi) dari waktu ke waktu. Hal ini juga terjadi pada e-government yang mengalami evolusi. Menurut Department of Economic and

Social Affairs Division for Public Administration and Development Management

Perserikatan Bangsa-Bangsa, tingkatan evolusi dari e-government terdiri atas lima tingkatan, yaitu Emerging, Enhanced, Interactive, Transactional, dan Conected.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan, e-government Pemerintah Kota Medan sudah sampai pada tahap yang kedua, yaitu tahap Enhanced. Tahap kedua ini ditandai dengan hanya terjadinya interaksi satu arah

antara pemerintah dengan masyarakat. Masyarakat hanya dapat mengakses beberapa jenis informasi yang disajikan oleh pihak pemerintah. Pada tahap ini belum dilakukan pelayanan online seperti form yang bisa di-download untuk


(39)

pembayaran pajak dan aplikasi untuk perpanjangan izin/ lisensi. Masyarakat hanya dapat melihat (mengakses) informasi yang disediakan pemerintah tanpa masyarakat bisa menikmati pelayanan online, seperti yang sudah dapat dilakukan pada tahap ketiga dari evolusi e-government ini.

Pada tahap Enhanced ini, Pemerintah Kota Medan menyediakan informasi mengenai kebijaksanaan umum dan kepemerintahan. Pemerintah Kota juga telah membuat link untuk mengumpulkan informasi yang dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat. Informasi yang dapat diakses itu dalam hal ini antara lain newsletter-newsletter, beberapa Peraturan Daerah (Perda), informasi (berita)

kepemerintahan Kota Medan, dan informasi mengenai gambaran umum kota seperti informasi demografi, sosial, maupun ekonomi.

2.5.3. Pengguna E-Government Pemerintah Kota Medan

E-government Pemerintah Kota Medan, adalah merupakan layanan

Pemerintah Kota Medan yang berbentuk elektronik. Oleh karena merupakan layanan yang dibentuk oleh pemerintah, maka e-government dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah. Tugas pokok dari pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa semua lapisan masyarakat dapat memanfaatkan layanan e-government ini.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan, e-government Pemerintah Kota Medan saat ini belum memiliki kemampuan untuk


(40)

mengidentifikasi siapa sajakah pihak yang sangat berkepentingan untuk mengakses e-government Pemerintah Kota Medan ini. e-government Pemerintah Kota Medan saat ini baru hanya dapat mentabulasi jumlah pengunjung yang mengujunginya.

2.5.4. Content E-Government

Adapun content yang terdapat pada e-government Pemko Medan antara lain:

1. Informasi umum Kota Medan, seperti: a. Sejarah Kota Medan

Bagian ini berisi penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya Kota Medan dan sejarah singkat Kota Medan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

b. Info Kota Medan

Bagian ini berisi penjelasan singkat mengenai keadaan geografis Kota Medan, keadaan demografis Kota Medan, dan kultur Kota Medan.

c. Profil pejabat daerah

Bagian ini berisi penjelasan mengenai nama-nama, alamat, dan nomor telepon dari pejabat daerah yang ada di Pemerintah Kota Medan.

d. Lambang Daerah

Bagian ini berisikan gambar lambang Kota Medan yang disertai dengan penjelasan mengenai arti dari lambang tersebut.


(41)

Bagian ini berisi penjelasan mengenai hari ulang tahun Kota Medan. f. Prestasi dan penghargaan

Bagian ini berisi daftar prestasi dan penghargaan yang telah diraih oleh Pemerintah Kota Medan.

g. Daftar Walikota Medan

Bagian ini berisi daftar Walikota Medan mulai dari Walikota periode pertama hingga Walikota pada periode sekarang.

2. Informasi mengenai Pemerintah Kota Medan, seperti: a. Agenda Pemerintah Kota Medan

Bagian ini berisi daftar kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Medan.

b. Struktur organisasi Pemerintah Kota Medan

Bagian ini berisi gambar struktur organisasi Pemerintah Kota Medan. c. Visi dan misi Pemerintah Kota Medan

Bagian ini berisi penjelasan mengenai visi dan misi dari Pemerintah Kota Medan.

d. Kebijakan Pemerintah Kota Medan

Bagian ini berisi penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan yang dirancang oleh Pemerintah Kota Medan dalam menjalankan visi dan misi yang telah dirancangnya.

3. Informasi unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Medan, seperti: a. Unit Kerja Sekretariat Daerah


(42)

Bagian ini berisi daftar unit-unit kerja yang berlokasi di Sekretariat Daerah Kota Medan.

b. Dinas Daerah

Bagian ini berisi daftar dinas-dinas yang ada di Kota Medan. c. Lembaga Teknis Daerah

Bagian ini berisi daftar lembaga-lembaga teknis daerah yang ada di Kota Medan.

d. Perusahaan Daerah

Bagian ini berisi daftar Perusahaan Daerah (PD) yang ada di Kota Medan. e. Kecamatan

Bagian ini berisi daftar kecamatan yang ada di Kota Medan. 4. Informasi Data Wilayah

Bagian ini berisi penjelasan singkat mengenai seluruh kecamatan ada di Kota Medan.

5. Informasi produk hukum

Bagian ini berisi daftar peraturan-peraturan daerah (Perda) Kota Medan. 6. Informasi pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Kota Medan, seperti:

a. Pelayanan Masyarakat

Bagian ini berisi penjelasan mengenai prosedur pelayanan dari Pemerintah terhadap masyarakat di kotanya, di antaranya adalah prosedur pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), prosedur pembuatan Kartu Keluarga, dan prosedur pembuatan Akte Perkawinan.


(43)

b. Pelayanan Umum

Bagian ini berisi penjelasan mengenai prosedur pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah terhadap masyarakat umum, di antaranya adalah prosedur pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan prosedur pembuatan Izin Penerbangan.

c. Pelayanan Bisnis

Bagian ini berisi penjelasan mengenai prosedur pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan bisnis, di antaranya adalah prosedur pembuatan Izin Industri, prosedur pembuatan Izin Usaha Perfilman dan prosedur pembuatan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). 7. Informasi kepariwisataan di lingkungan Pemerintah Kota Medan, seperti:

a. Informasi mengenai hotel-hotel yang ada di Kota Medan

b. Informasi mengenai pusat perbelanjaan yang ada di Kota Medan c. Informasi mengenai objek wisata yang ada di Kota Medan

8. Informasi mengenai produk unggulan yang ada di Kota Medan, seperti bika ambon, marquisa syrup, dan potato chips.

9. Informasi infrastruktur di lingkungan Pemerintah Kota Medan, seperti: a. Informasi mengenai pelabuhan laut yang ada di Kota Medan b. Informasi mengenai kawasan industri yang ada di Kota Medan

10. Galeri Pemerintah Kota Medan, yang berisikan foto-foto tempat atau lokasi yang menarik di Kota Medan.

11. Buku Tamu, yang merupakan media untuk penyampaian saran dan kritik kepada Pemerintah Kota Medan.


(44)

12. Profil Tokoh, yang berisikan profil tokoh-tokoh yang dianggap cukup berprestasi di Kota Medan.

13. Berita Medan, yang berisikan berita-berita terkait dengan situasi, kondisi, dan kejadian yang terjadi di Kota Medan.

14. Artikel, yang berisikan informasi ringan seputar kehidupan sehari-hari, seperti tips kesehatan, tips memasak, dan informasi teknologi.


(45)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. TAM (Technology Acceptance Model)

TAM (Technology Acceptance Model) pertama sekali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1986. TAM ini merupakan pengembangan dari dari TRA (Theory of Reasoned Action), yaitu suatu model penilaian penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tingkat penerimaan individu terhadap suatu teknologi. Tujuan utama TAM seperti yang dinyatakan oleh Davis adalah untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi dalam penerimaan Teknologi Informasi dengan jangkauan luas dari teknologi informasi dan populasi dari pengguna.

Model dasar TAM seperti yang dikembangkan oleh Davis digambarkan pada Gambar 3.1 Model Dasar Technology Acceptance Model.1

1

Natalia Tangke, Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) pada Badan Pemeriksa Keuangan

Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa Tingkat Penerimaan Pengguna Teknologi Informasi (Information Technology Acceptance) ditentukan oleh enam faktor, yaitu Variabel dari Luar (External Variable), Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan dalam Menggunakan Teknologi (Perceived Ease of Use), Persepsi Pengguna terhadap Kemanfaatan/ Kegunaan Teknologi (Perceived Usefulness), Sikap Pengguna terhadap Penggunaan Teknologi (Attitude Toward Using), Kecenderungan Perilaku (Behavioral Intention), dan Pemakaian Aktual (Actual Usage).


(46)

Gambar 3.1. Model Dasar Technology Acceptance Model

3.1.1. External Variable

External Variable (variabel eksternal) secara langsung akan mempengaruhi persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dari pengguna. Persepsi kemudahan penggunaan dipengaruhi oleh variabel eksternal yang berkenaan dengan karakteristik sistem yang meningkatkan penggunaan dari teknologi, seperti mouse, touch screen, menu, dan icon. Selain itu, pelatihan individu juga akan mempengaruhi kemudahan penggunaan. Semakin banyak pelatihan yang diterima individu, semakin besar tingkat kemudahan dalam penggunaan.

Persepsi manfaat juga dipengaruhi oleh variabel eksternal ini. Contonhya, sedang dipertimbangkan dua teknologi, yang keduanya mempunyai kemudahan yang sama dalam pengunaan. Jika salah satu dari kedua teknologi tersebut memberikan kesalahan yang kecil, maka teknologi tersebut dapat dianggap sebagai teknologi yang lebih berguna.


(47)

Davis (1989) mengatakan bahwa walaupun variabel eksternal tidak mempengaruhi secara langsung pada sikap dan tingkah laku penggunaan teknologi, TAM menggarisbawahi aturan yang menjembatani kepercayaan dan sikap antara variabel eksternal dan sikap. Ini terjadi karena perbedaan tiap individu, misalnya kepribadian atau karakteristik dan kecacatan.

3.1.2. Perceived Ease of Use

Perceived Ease of Use (Persepsi kemudahan penggunaan) dapat

didefinisikan sebagai tingkatan di mana user percaya bahwa teknologi/ sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah dan bebas dari masalah.2

Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi dipengaruhi beberapa faktor.

3

2

Renza Azhari dan Intan Sari H. Z., Model-Model User Acceptance, Jurnal Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008, hal: 1

Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri misalnya pengalaman pengguna terhadap penggunana teknologi yang sejenis. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh pengguna akan mendorong keyakinan penguna akan kemudahan penggunaan teknologi tersebut. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme support yang handal. Mekanisme support yang terpercaya akan membuat pengguna merasa yakin bahwa terdapat mekanisme support yang handal jika kesulitan menggunakan teknologi maka mendorong persepsi pengguna kearah lebih positif.

3

Stevanus Wisnu Wijaya, Kajian Teoritis Technology Acceptance Model Sebagai Model Pendekatan untuk Menentukan Strategi Mendorong Kemauan Pengguna dalam Menggunakan


(48)

Beberapa faktor dibawah ini dapat digunakan untuk mengukur persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan:

a. Menggunakan teknologi tidaklah menyulitkan pengguna

b. Pengguna merasa yakin bahwa mudah untuk mengerjakan apa yang diperlukan dengan teknologi yang tersedia.

c. Pengguna merasa yakin bahwa belajar menggunakan teknologi tidaklah memerlukan usaha yang keras.

3.1.3. Perceived Usefulness

Perceived Usefulness (Persepsi Kemanfaatan) didefinisikan sebagai

tingkatan di mana user percaya bahwa dengan menggunakan teknologi/ sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja.4

Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari beberapa faktor sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan persepsi kemanfaatan di sini adalah persepsi pengguna terhadap manfaat dari teknologi yang digunakan.

5

a. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas pengguna b. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kinerja pengguna

c. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses yang dilakukan pengguna.

4

Renza Azhari dan Intan Sari H. Z., Model-Model User Acceptance, Jurnal Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008, hal: 1


(49)

3.1.4. Attitude Toward Using

Attitude Toward Using (Sikap terhadap Penggunaan) di dalam TAM

dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan teknologi/ sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakannya di dalam pekerjaannya.6

Actual Usage (Pemakaian Aktual) adalah kondisi nyata penggunaan

teknologi. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.

Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/ cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).

3.1.5. Behavioral Intention

Behavioral Intention (Kecenderungan Perilaku) adalah kecenderungan

perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Kecenderungan Perilaku ini dipengaruhi oleh Persepsi Kemanfaatan dan Sikap terhadap Penggunaan.

3.1.6. Actual Usage

6

Arief Wibowo, Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan


(50)

Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.7

3.1.7. Penggunaan Kerangka TAM

Seperti yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, model dasar TAM dibangun atas enam elemen. Walaupun begitu, model dasar TAM ini dapat dimodifikasi sesuai dengan tujuan atau kepentingan suatu penelitian. Banyak penelitian yang menggunakan TAM sebagai model analisa, tetapi TAM yang digunakan dalam tiap penelitian tersebut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, tetapi tidak meninggalkan bentuk dasar (kerangka) dari TAM tersebut. Yang dimaksud dengan kerangka Technology Acceptance Model (TAM) di sini adalah keempat konstruk utama pembentuk TAM yaitu persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kemanfaatan, kemauan untuk menggunakan teknologi, dan penerimaan (adopsi) teknologi.

Keempat konstruk ini adalah merupakan ciri khas dari TAM yang membedakannya dengan model adopsi teknologi lainnya. Oleh karena itu, setiap penelitian yang menggunakan TAM biasanya mengandung keempat konstruk ini di dalam penelitiannya.

7

Arief Wibowo, Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan


(51)

3.2. Electronic Government (E-Government)

Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Meningkatnya perkembangan TIK telah mendorong perubahan pada proses, fungsi, dan kebijakan pada berbagai kegiatan bisnis termasuk pada sektor publik. Perubahan pada sektor publik ditandai dengan dikembangkannya electronic-Government (e-Government).

3.2.1. Definisi E-Government

Ada beberpa definisi mengenai e-government, di antaranya adalah sebagai berikut:8

World Bank (2003), e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh institusi-institusi pemerintah yang memungkinkan terjadinya transformasi hubungan dengan warga masyarakat, pelaku bisnis, dan sesama institusi pemerintah.

Pascual (2003), e-government didefinisikan sebagai penggunaan teknologi untuk meningkatkan akses dan pengiriman jasa atau pelayanan government untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, pekerja, dan

partner bisnis.

Dawes (2002), e-government merupakan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dengan memberikan

8


(52)

manfaat bagi masyarakat dan menyediakan jasa atau pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat.

Devadoss (2002), e-government sebagai pemanfaatan teknologi informasi seperti internet untuk mendukung, mempermudah, dan mengotomatisasi transaksi antara pemerintah dengan konstituennya (masyarakat), dunia usaha, dan pemerintah lainnya.

Turban et al (2002), e-government sebagai penggunaan dari teknologi informasi secara umum dan e-commerce secara khusus untuk menyediakan kepada masyarakat (citizens) dan organisasi-organisasi akses yang menyenangkan terhadap jasa dan informasi pemerintah, menyediakan pengiriman jasa publik kepada masyarakat, partner bisnis dan pemasoknya dan kepada mereka yang bekerja di sektor publik.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya

e-government adalah penggunaan

memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.

E-Government dapat diaplikasikan pad

pelayanan publik, atau proses

Pada sejumlah negara seperti

untuk mengajak kembali ketertarikan warganya pada proses politik. Dalam hal tertentu bahkan dilakukan eksperimen dengan pemilu elektronik, dimana meningkatkan partisipasi pemilu dengan membuat pemilu menjadi mudah.


(53)

Komisi Pemilihan Umum Britania Raya telah melakukan sejumlah proyek percontohan, meski dibayang-bayangi kekhawatiran akan kecurangan alat ini.

3.2.2. Jenis Pelayanan pada E-Government 9

1. Aspek Kompleksitas, yaitu yang menyangkut seberapa rumit anatomi sebuah aplikasi e-government yang ingin dibangun dan diterapkan.

Dalam implementasinya, dapat dilihat sedemikian beragam tipe pelayanan yang ditawarkan oleh pemerintah kepada masyarakatnya melalui e-government. Salah satu cara mengkategorikan jenis-jenis pelayanan tersebut adalah dengan melihatnya dari dua aspek utama, yaitu:

2. Aspek Manfaat, yaitu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan besarnya manfaat yang dirasakan oleh para penggunanya.

Berdasarkan dua aspek di atas, maka jenis-jenis proyek e-government dapat dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu publish, interact, dan transact.

Publish merupakan jenis implementasi e-government yang termudah

karena selain proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan aplikasinya tidak perlu melibatkan sejumlah sumber daya yang besar dan beragam.

Di dalam kelas publish ini, yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, di mana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet. Biasanya instrumen akses yang digunakan adalah komputer atau handphone melalui medium internet, di

9


(54)

mana alat-alat tersebut dapat digunakan untuk mengakses situs departemen atau divisi terkait di mana user kemudian dapat melakulan browsing (melalui link yang ada) terhadap data atau informasi yang dibutuhkan.

Contoh aplikasi e-government di dalam kelas ini adalah sebagai berikut:

• Masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai produk undang-undang maupun peraturan pemerintah yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga legislatif (DPR), eksekutif (Presiden dan Kabinet), maupun yudikatif (Mahkamah Agung).

• Para pengusaha dapat mengetahui syarat-syarat mendirikan sebuah perusahaan terbatas seperti yang diatur dalam undang-undang dan bagaimana prosedur pendirian harus dilaksanakan.

• Peneliti dapat mengakses berbagai data statistik hasil pegkajian berbagai lembaga pemerintahan untuk digunakan sebagai data sekunder.

• Ibu-ibu dapat memperoleh informasi mengenai cara hidup sehat dari situs Departemen Kesehatan.

• Pelajar sekolah menengah dapat mengetahui berbagai program studi yang ditawarkan oleh perguruan tinggi negeri dan akademi milik pemerintah beserta persyaratannya.

Rakyat secara on-line dan real time dapat mengetahui hasil sementara pemilihan umum melalui situs yang dimiliki KPU (Komisi Pemilihan Umum).

Berbeda dengan kelas publish yang sifatnya pasif, pada kelas interact telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang


(55)

berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang biasa digunakan. Yang pertama adalah bentuk portal di mana situs terkait memberikan fasilitas searching bagi mereka yang ingin mencari data atau informasi secara spesifik (pada kelas publish, user hanya dapat mengikuti link saja). Yang kedua adalah pemerintah

menyediakan instrumen di mana masyarakat dapat melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang berkepentingan, baik secara langsung (seperti chatting, telconference, web-TV, dan lain sebagainya), maupun tidak langsung (melalui

e-mail, newsletter, mailing list, dan lain sebagainya).

Contoh implementasinya adalah sebagai berikut:

• Pasien dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui keluhan penyakit yang dideritanya melalui web-TV.

• Departemen-departemen di pemerintahan dapat melakukan wawancara melalui chatting atau e-mail dalam proses perekrutan calon-calon pegawai negeri baru.

• Rakyat dapat berdiskusi secara langsung dengan wakil-wakilnya di DPR atau MPR melalui e-mail atau mailing list tertentu.

• Dosen perguruan tinggi dapat menanyakan dan mencari informasi spesifik mengenai beasiswa melanjutkan studi di luar negeri yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kelas terakhir adalah kelas transact. Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti pada kelas interact, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh


(56)

pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem keamanan yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman dan hak-hak privacy berbagai pihak yang bertransaksi terlindungi dengan baik.

Contoh aplikasi dari kelas ini adalah sebagai berikut:

• Masyarakat dapat mengurus permohonan memperoleh KTP baru atau memperpanjangnya melalui internet.

• Para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak individu atau perusahaan secara on-line melalui internet.

• Melalui aplikasi khusus, rangkaian proses tender proyek-proyek pemerintah dapat dilakukan secara on-line melalui internet.

• Para praktisi bisnis dapat membeli sejumlah hasil riset yang relevan dengan kebutuhannya yang ditawarkan dan dijual oleh Badan Pusat Statistik melalui internet (download).

• Petani yang baru saja melakukan panen dapat langsung menjualpadinya ke Badan Urusan Logistik melalui internet.

• Para pengusaha perkebunan, pertanian, maupun kehutanan dapat secara aktif melakukan jual beli produknya bursa berjangka dari komputernya masing-masing.


(57)

3.2.3. Tipe Relasi E-Government 10

G-to-B atau G2B berfungsi menghubungkan pemerintah dengan kalangan bisnis. Salah satu tugas utama dari sebuah perusahaan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah Negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari, entiti bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Di samping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya sebagai sebuah entiti berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak

Di dalam konsep e-government terdapat empat jenis klasifikasi, yaitu Government to Citizens (G-to-C), Government to Business (G-to-B), Government

to Government (G-to-G), dan Government to Employees (G-to-E).

G-to-C atau G2C adalah merupakan aplikasi e-government yang paling umum, yaitu di mana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat). Contohnya adalah Kepolisian membangun dan menawarkan jasa pelayanan perpanjangan SIM atau STNK melalui internet dengan maksud untuk mendekatkan aparat administrasi kepolisian dengan komunitas para pemilik kendaraan bermotor dan para pengemudi, sehingga yang bersangkutan tidak harus bersusah payah datang ke kantor untuk memperoleh pelayanan.


(58)

saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan efektif dengan industri swasta.

Tipe ketiga adalah G-to-G atau G2G. Di era globalisasi terlihat jelas adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar Negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan social dan budaya, dan lain-lain.

Tipe keempat adalah G-to-E atau G2E. Pada akhirnya, aplikasi e-government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan

para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. Contoh aplikasinya adalah adanya sistem pengembangan karir pegawai pemerintah yang selain bertujuan untuk meyakinkan adanya perbaikan kualitas sumber daya manusia, diperlukan juga sebagai penunjang proses mutasi, rotasi, demosi, dan promosi seluruh karyawan pemerintahan.


(59)

3.2.4. Tingkatan Evolusi E-Government

Tingkatan evolusi dari e-government terdiri atas lima tingkatan, yaitu Emerging, Enhanced, Interactive, Transactional, dan Connected.11 Tingkatan tersebut diilustrasikan seperti yang tertera pada Gambar 3.2 Tingkatan evolusi E-Government

Gambar 3.2. Tingkatan Evolusi E-Government

Tahap pertama yaitu Emerging. Pada tahap ini, keberadaan pemerintahan online utamanya terdiri dari sebuah halaman web dan/ atau suatu website resmi,

link kepada kementerian atau departemen pendidikan, kesehatan, kesejahteraan

sosial, tenaga kerja, dan keuangan mungkin tidak ada. Kebanyakan informasinya adalah statis dan sedikit interaksi dengan para warga/ masyarakat.

Tahap kedua yaitu Enhanced. Pada tahap ini pemerintah menyediakan informasi lebih mengenai kebijaksanaan umum dan kepemerintahan. Pemerintah telah membuat link untuk mengumpulkan informasi yang dengan mudah dapat

11

Department of Economic and Social Affairs Division for Public Administration and Development Management, United Nations E-Government Survey from E-Government to


(60)

diakses oleh masyarakat, dalam hal ini adalah dokumen-dokumen, form-form, laporan-laporan, dan newsletter-newsletter.

Tahap ketiga adalah Interactive. Pada tahap ini pemerintah menyediakan pelayanan online seperti form yang bisa didownload untuk pembayaran pajak dan aplikasi untuk perpanjangan izin/ lisensi. Sebagai tambahan, permulaan dari suatu website atau portal yang interaktif dengan pelayanan-pelayanan untuk mempertinggi perasaan senang dari masyarakat adalah jelas diperlukan.

Tahap keempat adalah Transactional. Pada tahap ini pemerintah mulai untuk mengubah diri mereka dengan memperkenalkan interaksi dua arah antara pemerintah dan masyarakat. Di dalamnya terdapat pilihan untuk pembayaran pajak, aplikasi untuk ID Card, sertifikat kelahiran, paspor, dan perpanjangan izin/ lisensi, yang mirip dengan interaksi G2C, dan mengizinkan masyarakat untuk mengakses pelayanan ini selama 24 jam. Semua transaksi dalam bentuk online.

Tahap kelima adalah Connected yang merupakan tahapan terakhir dari evolusi e-goverment. Pada tahap ini pemerintah mengubah diri mereka menjadi benar-benar connected yang merespon kebutuhan dari masyarakatnya dengan membangun sebuah infrastruktur ”belakang kantor” yang terintegrasi. Ini adalah level dari online e-government yang rumit dan ditandai dengan karakteristik:

1. Koneksi horizontal (di antara pemerintah)

2. Koneksi vertikal (di antara pemerintah pusat dan daerah) 3. Koneksi infrastruktur


(61)

5. Koneksi antara para stakeholder (pemerintah, sector privat, institusi akademik, NGO dan masyarakat sipil).

Sebagai tambahan, e-participation dan perjanjian masyarakat didukung dan didorong oleh pemerintah di dalam proses pengambilan keputusan.

3.3. Structural Equation Modeling (SEM)

Dalam kehidupan nyata, manajemen dihadapkan pada situasi bahwa ada lebih dari satu variabel dependen yang harus saling dihubungkan untuk diketahui derajat hubungannya. Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui apa sajakah dimensi-dimensi dari budaya orientasi pasar dalam organisasi dan apakah budaya orientasi pasar itu berbeda dengan orientasi strategi promosi. Bagaimana kedua faktor orientasi itu mempengaruhi luas sempitnya pertimbangan-pertimbangan dalam memilih sebuah strategi, dan akhirnya bagaimana derajat luas sempitnya pertimbangan itu memepengaruhi efektivitas keputusan penentuan strategi pemasaran. Dalam contoh ini, terlihat adanya berbagai fenomena, dimensi, dan interelasi yang ingin dianalisis. Lalu, apa teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah-masalah rumit tersebut? Teknik SEM (Structural Equation Modeling), merupakan sebuah jawaban.

Model Persamaan Struktural, Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit, secara simultan.12

12

Augusty Ferdinand, Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen, Badan

Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau


(62)

beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor (atau konstruk, yang dibangun dari beberapa variabel indikator). Tentu saja variabel-variabel itu dapat berbentuk sebuah variabel tunggal yang diobservasi atau yang diukur langsung dalam sebuah proses penelitian.

Pemodelan penelitian melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional (yaitu mengukur apa dimensi-dimensi dari sebuah konsep).13

Pada saat seorang peneliti menghadapi pertanyaan penelitian berupa identifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk (seperti yang lazim dilakukan dalam analisis faktor) dan pada saat yang sama peneliti ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah diidentifikasi dimensi-dimensinya itu, SEM akan merupakan alternatif jawaban yang layak dipertimbangkan.

Sebagai contoh, seorang peneliti berdasarkan justifikasi teoritis yang cukup dapat mengembangkan hubungan antara satu variabel terukur (misalnya Kinerja Pemasaran) dengan variabel-variabel terukur lainnya (misalnya, Orientasi Pelanggan, Tingkat Pendapatan Perkapita, Koordinasi Lintas Fungsi) sebagai sebuah model seperti yang disajikan dalam Gambar 3.3 Model Kinerja Pemasaran.


(63)

ORIENTASI

Gambar 3.3 Model Kinerja Pemasaran

Pada gambar terlihat bahwa simpul-simpul pemikiran stratejik yang dikembangkan dan ingin diuji melalui sebuah penelitian adalah bahwa tinggi rendahnya derajat orientasi pasar, tinggi rendahnya tingkat pendapatan perkapita masyarakat serta koordinasi lintas fungsi dalam manajemen untuk menghasilkan produk dan layanan yang sesuai bagi pelanggan akan mempengaruhi tingkat kinerja pemasaran yang dicapai, yang misalnya diukur melalui volume penjualan.

Seorang peneliti mungkin saja berminat untuk mengembangkan dan menguji model yang lebih rumit seperti yang dilihat dalam dunia manajemen perusahaan sehari-hari. Model yang rumit itu misalnya seperti yang disajikan dalam Gambar 3.4 Diagram Alur Model Struktural.


(64)

Informasi

Gambar 3.4. Diagram Alur Model Struktural

Gambar tersebut menunjukkan bahwa Kinerja Pemasaran Produk dirumuskan sebagai sebuah variabel laten (sebuah faktor atau konstruk) yaitu variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi yang diamati, dalam hal ini: Volume Penjualan, Pertumbuhan Pelanggan, dan Pertumbuhan Penjualan. Ketiga variabel yang diamati ini disebut variabel terobservasi (observed variables).

Dengan cara yang sama variabel Derajat Orietasi Pasar dibentuk melalui tiga variabel indikator/ dimensi, yaitu: Pengembangan Informasi Pelanggan, Pengembangan Informasi Pesaing, dan Praktek Koordinasi Lintas Fungsi dalam Manajemen Perusahaan. Sebuah variabel lain juga diamati yaitu Tingkat Tayangan iklan.


(65)

Dengan menggunakan variabel-variabel itu seorang peneliti mengajukan teori bahwa kinerja pemasaran ditentukan oleh derajat orientrasi pasar yang dibangun sebagai sebuah budaya perusahaan serta luasnya komunikasi produk dan komunikasi layanan pada pelanggan aktif dan pelanggan potensial dalam pasar yang dimasuki. Bagaimana menguji model yang agak rumit seperti Gambar 3.4 tersebut? SEM agaknya akan merupakan sebuah jawaban yang patut dipertimbangkan.

Kedua gambar di atas adalah contoh diagram yang digambarkan pada SEM. Diagram-diagram semacam ini bersifat sangat fundamental dalam SEM, sebab diagram ini memungkinkan peneliti untuk menggambarkan hubungan-hubungan yang dihipotesiskan yaitu yang disebut Model. Diagram-diagram ini sangat penting bagi seorang peneliti karena secara visual diagram-diagram itu menjelaskan alur ide-ide peneliti mengenai hubungan antar variabel, untuk kemudian secara langsung diterjemahkan ke dalam persamaan-persamaan yang diperlukan untuk pengujian hipotesis.

3.3.1. Definisi Umum SEM

Setelah berbagai konsep dasar dikemukakan, maka diambil pengertian bahwa Structural Equation Modeling (SEM) adalah teknik statistik yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah


(66)

model, baik itu antar indikator dengan konstruknya, ataupun hubungan antar konstruk.14

3.3.2. Istilah-Istilah dalam SEM

SEM lebih digunakan untuk melakukan confirmatory analysis daipada exploratory analysis. Maksudnya di sini adalah bahwa sebuah model dibuat

berdasar teori tertentu, kemudian SEM digunakan untuk menguji apakah model tersebut dapat diterima ataukah ditolak. Di sini model yang dibuat sudah didasarkan atas teori tertentu, sehingga SEM tidak digunakan untuk membangun sebuah model baru tanpa dasar teori yang sudah ada sebelumnya.

15

1. Variabel Terukur (Measured Variable). Variabel ini disebut juga observed variables, indicator variables (variabel indikator), atau manifest variables

(variabel manifes), digambarkan dalam bentuk segi empat atau bujur sangkar. Variabel terukur adalah variabel yagn datanya harus dicari melalui penelitian lapangan, misalnya melalui instrumen-istrumen survei

Beberapa istilah yang berlaku di dalam diagram SEM adalah sebagai berikut:

2. Faktor. Faktor adalah sebuah variabel bentukan, yang dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata. Karena ia merupakan variabel bentukan, maka disebut Variabel Laten (Latent Variables). Nama lainnya adalah constructs atau unobserved variables. Faktor atau Konstruk

14

Singgih Santoso, Structural Equation Modeling Konsep dan Aplikasi dengan AMOS, Elex Media Komputindo Jakarta, 2007, hal: 12

15


(1)

Estimate S.E. C.R. P Label Use_E-Government

X47 <--- Perceived_Behavioral_Control 1.000

X46 <--- Perceived_Behavioral_Control 1.368 .197 6.952 *** X45 <--- Perceived_Behavioral_Control 1.103 .169 6.544 *** X44 <--- Perceived_Behavioral_Control .461 .127 3.631 *** X43 <--- Perceived_Behavioral_Control -.044 .152 -.292 .770 X42 <--- Perceived_Behavioral_Control -.112 .130 -.857 .391 X41 <--- Perceived_Behavioral_Control .008 .146 .056 .955 X40 <--- Perceived_Behavioral_Control -.083 .162 -.511 .609 X32 <--- E-Government_Adoption 1.000

X33 <--- E-Government_Adoption 1.752 .633 2.768 .006 X34 <--- E-Government_Adoption 1.980 .706 2.804 .005 X14 <--- User_Satisfaction 1.000

X15 <--- User_Satisfaction -.596 .602 -.990 .322 X16 <--- User_Satisfaction -1.870 1.070 -1.747 .081 X17 <--- User_Satisfaction 1.259 .770 1.635 .102 X18 <--- User_Satisfaction 1.538 .885 1.738 .082 X19 <--- User_Satisfaction .495 .539 .919 .358 X20 <--- User_Satisfaction .835 .700 1.193 .233 X21 <--- User_Satisfaction 1.853 1.034 1.792 .073 X22 <--- User_Satisfaction 4.219 2.144 1.967 .049 X23 <--- User_Satisfaction 4.588 2.336 1.964 .050 X24 <--- User_Satisfaction 2.230 1.193 1.870 .061


(2)

Modification Indices (Group number 1 - Default model) Covariances: (Group number 1 - Default model)

M.I. Par Change User_Satisfaction <--> Perceived_Behavioral_Control 35.393 .062 Perceived_Trust <--> Perceived_Behavioral_Control 29.808 .192

Perceived_Trust <--> User_Satisfaction 31.297 .055

Demographic_Factors <--> Perceived_Trust 4.518 -.062

ee2 <--> Perceived_Trust 5.564 .062

ee4 <--> Demographic_Factors 4.542 .029

e24 <--> Perceived_Behavioral_Control 6.248 .093

e24 <--> Perceived_Trust 9.517 .108

e23 <--> ee3 8.778 -.140

e22 <--> Perceived_Behavioral_Control 4.443 .070

e22 <--> ee2 11.095 -.083

e21 <--> Demographic_Factors 4.354 -.069

e21 <--> ee2 4.189 .062

e20 <--> ee2 9.042 .110

e20 <--> e21 11.647 .180

e19 <--> ee2 9.819 .098

e19 <--> e23 6.660 -.113

e19 <--> e20 5.657 .130

e18 <--> ee2 8.598 .084

e18 <--> e21 8.055 .117

e17 <--> e20 9.862 .159

e16 <--> Demographic_Factors 5.905 .092

e16 <--> ee2 5.324 .079

e16 <--> e23 4.414 -.100

e16 <--> e21 6.338 .124

e16 <--> e17 5.060 .106

e15 <--> Demographic_Factors 10.360 .121

e15 <--> ee3 5.851 .132

e15 <--> e 6.024 .049

e15 <--> e16 11.960 .192

e14 <--> ee4 4.655 .041

e14 <--> e20 5.865 .138

e14 <--> e18 9.343 .137

e14 <--> e17 9.537 .140


(3)

M.I. Par Change

e34 <--> e23 7.301 -.096

e34 <--> e14 5.070 .088

e33 <--> ee3 6.514 -.120

e40 <--> Demographic_Factors 7.241 .114

e40 <--> e 7.330 .060

e40 <--> e23 4.645 .116

e40 <--> e16 4.465 .132

e40 <--> e15 15.443 .245

e40 <--> e33 5.844 .130

e41 <--> User_Satisfaction 5.032 -.029

e41 <--> Demographic_Factors 12.865 .137

e41 <--> ee2 9.170 .105

e41 <--> ee4 6.549 .051

e41 <--> e18 4.348 .099

e41 <--> e16 14.977 .218

e41 <--> e15 19.172 .246

e41 <--> e40 16.475 .256

e42 <--> Demographic_Factors 14.056 .128

e42 <--> ee2 5.522 .072

e42 <--> e18 4.024 .085

e42 <--> e16 10.800 .165

e42 <--> e15 21.917 .235

e42 <--> e33 6.350 .109

e42 <--> e40 21.246 .259

e42 <--> e41 21.256 .234

e43 <--> Demographic_Factors 14.699 .153

e43 <--> e 11.397 .071

e43 <--> e18 7.469 .135

e43 <--> e15 15.116 .228

e43 <--> e33 4.784 .110

e43 <--> e40 23.118 .317

e43 <--> e41 9.796 .186

e43 <--> e42 22.365 .250

e45 <--> e20 8.686 -.155

e45 <--> e18 5.016 .092

e45 <--> e15 10.474 .158

e45 <--> e41 5.631 .118

e45 <--> e42 6.523 .113

e45 <--> e43 10.146 .165

e46 <--> e19 6.294 .100

e46 <--> e15 4.638 -.094

e47 <--> User_Satisfaction 12.506 .035

e47 <--> Perceived_Trust 6.569 .085

e47 <--> ee4 5.804 -.037


(4)

M.I. Par Change

e35 <--> e45 12.439 -.149

e36 <--> e 10.816 .055

e36 <--> e22 6.071 .086

e36 <--> e20 5.852 -.123

e36 <--> e15 8.527 .138

e36 <--> e34 7.714 .097

e36 <--> e41 7.224 .129

e36 <--> e45 8.708 .123

e4 <--> Perceived_Trust 4.509 .109

e4 <--> e21 9.624 .182

e4 <--> e20 13.070 .258

e4 <--> e17 4.538 .120

e4 <--> e47 4.825 .113

e4 <--> e38 4.011 -.118

e5 <--> Perceived_Trust 6.327 .119

e5 <--> e21 6.610 .139

e5 <--> e20 11.935 .228

e5 <--> e17 4.289 .108

e5 <--> e15 6.905 -.161

e5 <--> e41 4.763 -.136

e5 <--> e42 5.727 -.133

e5 <--> e35 4.358 .111

e5 <--> e38 4.217 -.112

e5 <--> e4 45.681 .497

e6 <--> e23 4.724 -.095

e6 <--> e15 7.042 .135

e3 <--> e22 4.185 -.051

e3 <--> e32 5.207 -.064

e3 <--> e5 5.167 .086

e2 <--> Perceived_Behavioral_Control 8.078 .096

e2 <--> Perceived_Trust 4.747 .069

e2 <--> e24 7.271 .091

e1 <--> e21 9.804 .114

e1 <--> e18 6.724 .090

e13 <--> e 5.672 .041

e12 <--> User_Satisfaction 10.322 .038

e12 <--> ee3 10.046 -.162

e12 <--> e23 7.614 .124

e12 <--> e20 4.456 -.118

e12 <--> e19 4.075 -.096

e12 <--> e33 7.446 .122

e12 <--> e32 5.454 .100

e12 <--> e44 4.099 -.087

e12 <--> e45 5.307 .106


(5)

M.I. Par Change

e12 <--> e47 7.776 .112

e12 <--> e6 7.630 -.132

e11 <--> User_Satisfaction 5.762 -.028

e11 <--> ee2 4.501 .066

e11 <--> ee3 5.236 .113

e11 <--> e23 4.696 -.094

e11 <--> e20 7.891 .152

e11 <--> e44 5.992 .101

e11 <--> e45 6.956 -.117

e11 <--> e39 4.740 -.099

e11 <--> e1 4.262 .077

e11 <--> e13 5.587 .104

e11 <--> e12 8.054 -.134

e9 <--> Perceived_Behavioral_Control 4.832 .073

e9 <--> User_Satisfaction 4.329 .019

e9 <--> e19 5.111 .084

e8 <--> Perceived_Behavioral_Control 15.032 .158

e8 <--> User_Satisfaction 14.161 .043

e8 <--> e20 5.787 -.129

e8 <--> e45 6.783 .115

e8 <--> e38 4.074 -.089

e8 <--> e1 4.904 -.082

e8 <--> e12 4.502 .099

e7 <--> Demographic_Factors 4.659 -.065

e7 <--> ee2 5.056 .061

e7 <--> e34 4.311 .068

e7 <--> e42 4.930 -.089

e7 <--> e4 11.068 .177

e7 <--> e1 5.412 .077

e7 <--> e11 7.165 .107

e25 <--> Perceived_Behavioral_Control 7.615 .150

e25 <--> e15 9.438 -.205

e25 <--> e33 4.433 -.121

e25 <--> e40 7.217 -.201

e25 <--> e43 16.361 -.285

e25 <--> e45 5.785 -.141

e25 <--> e46 5.669 .125

e25 <--> e11 6.553 .154

e26 <--> e33 4.414 -.101

e26 <--> e35 6.181 .121

e26 <--> e4 4.460 .142

e26 <--> e5 10.494 .201

e27 <--> e21 5.771 -.100

e27 <--> e40 8.636 .156


(6)

M.I. Par Change

e27 <--> e8 5.951 .104

e27 <--> e25 7.764 -.158

e28 <--> User_Satisfaction 4.244 .023

e28 <--> e23 8.657 .125

e28 <--> e32 6.839 .106

e28 <--> e2 4.195 .075

e28 <--> e1 4.803 -.080

e28 <--> e12 7.144 .124

e29 <--> Perceived_Behavioral_Control 11.224 -.169

e29 <--> User_Satisfaction 12.645 -.050

e29 <--> ee2 6.374 .096

e29 <--> ee4 5.120 .050

e29 <--> e44 5.162 -.115

e29 <--> e35 5.184 .122

e29 <--> e37 7.825 .156

e29 <--> e39 4.631 -.120

e29 <--> e13 6.484 -.138

e29 <--> e8 5.178 -.126

e30 <--> e47 5.578 -.093

e30 <--> e37 4.263 .095

e30 <--> e39 5.549 -.108

e31 <--> e41 9.958 .135

e31 <--> e42 5.480 .089

e31 <--> e39 4.973 .085

e31 <--> e4 8.366 -.147

e31 <--> e5 4.781 -.102


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Belanja Online dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

4 76 116

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat kepercayaan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

0 40 116

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic Ticketing (E-Ticket) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

7 81 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SOSTEM E-GOVERNMENT

0 3 83

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Belanja Online dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

0 0 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Belanja Online dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

0 0 11

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filing Berdasarkan Pendekatan Technology Acceptance Model - Unika Repository

0 0 19

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Online Banking dengan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM) Pada Mahasiswa Akuntansi Unika Soegijapranata Semarang - Unika Repository

0 0 13

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BELI KONSUMEN E-COMMERCE BERDASARKAN KERANGKA TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM), DENGAN PERSEPSI KEAMANAN INFORMASI DAN PRIVASI SEBAGAI FAKTOR MEDIASI - Unika Repository

0 0 17

KUESIONER FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BELI KONSUMEN E-COMMERCE BERDASARKAN KERANGKA TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM), DENGAN PERSEPSI KEAMANAN INFORMASI DAN PRIVASI SEBAGAI FAKTOR MEDIASI Identitas Responden

0 0 30