Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.3. Melakukan Penilaian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi E- Government Pemko Medan
Tahapan ini adalah merupakan tahapan pengambilan keputusan mengenai hasil pengolahan yang telah dilakukan. Pada tahap ini ditentukan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi adopsi e-government Pemko Medan.
Pada Tabel 5.29 Interpretasi Hasil Pengolahan dapat dilihat bahwa adopsi e-government e-government adoption dipengaruhi oleh faktor kemauan
menggunakannya, tujuan menggunakannya, frekuensi penggunaannya, dan minat untuk menggunakan e-government behavioral intention to use e-government.
Pada Tabel 5.29 Interpretasi Hasil Pengolahan tersebut, terlihat bahwa nilai hitung pada hubungan e-government adoption dengan faktor kemauan
menggunakan adalah 0,001. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis nol yang menyatakan bahwa kemauan menggunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap
e-government adoption tidak dapat diterima. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa adanya kemauan menggunakan e-government berpengaruh
signifikan terhadap adopsi e-government. Pada Tabel 5.29 Interpretasi Hasil Pengolahan tersebut, terlihat bahwa
nilai hitung pada hubungan e-government adoption dengan faktor tujuan menggunakan adalah 0,006. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis nol yang
menyatakan bahwa tujuan menggunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap e- government adoption tidak dapat diterima. Atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa adanya maksud tujuan menggunakan e-government berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-government.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pada Tabel 5.29 Interpretasi Hasil Pengolahan tersebut, terlihat bahwa nilai hitung pada hubungan e-government adoption dengan faktor frekuensi
penggunaan adalah 0,005. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis nol yang menyatakan bahwa frekuensi penggunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
e-government adoption tidak dapat diterima. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa frekuensi penggunaan e-government berpengaruh signifikan
terhadap adopsi e-government. Pada Tabel 5.29 Interpretasi Hasil Pengolahan tersebut, terlihat bahwa
nilai hitung pada hubungan e-government adoption dengan faktor behavioral intention to use e-government minat untuk menggunakan e-government adalah
0,021. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis nol yang menyatakan bahwa behavioral intention to use e-government tidak berpengaruh signifikan terhadap e-
government adoption tidak dapat diterima. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa minat untuk menggunakan e-government berpengaruh signifikan terhadap
adopsi e-government.
5.2.4. Pengolahan Data untuk Responden yang Belum Pernah Menggunakan E-Government