Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah
Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK. Meningkatnya perkembangan TIK telah mendorong perubahan pada kehidupan manusia. Pada sektor publik,
perubahan ditandai dengan dikembangkannya electronic government e- government.
E-government yang juga disebut e-gov, digital government atau online government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk
memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya. Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta
aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. E-government dirancang sebagai tempat terjadinya proses interaksi antara
pemerintah dengan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat menjadi bagian penting di dalam berfungsinya e-government. Hal ini
disebabkan karena proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat pada e- government dapat berjalan dengan baik jika ada partisipasi dari masyarakat di
dalam mengadopsi memanfaatkan e-government tersebut. Jika tidak ada partisipasi dari masyarakat di dalam mengadopsi e-government tersebut, maka e-
government tidak akan berfungsi dan keberadaannya akan menjadi sia-sia.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Informasi yang diperoleh dari pihak Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam mengadopsi memanfaatkan e-government
masih rendah. Indikasi mengenai hal tersebut terlihat dari sedikitnya feed back tanggapan komentar, saran, atau kritik yang berasal dari masyarakat Kota
Medan terhadap e-government Pemko Medan. Rendahnya partisipasi masyarakat tersebut didukung pula oleh survei yang dilakukan oleh PBB pada tahun 2008
yang menyatakan bahwa e-participation index untuk wilayah Indonesia adalah sebesar 0,0455 untuk skala 0 - 1. Pada survei tersebut Indonesia berada pada
ranking ke-145 dari 192 negara yang disurvei. Tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengadopsi e-government
tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut perlu diketahui agar hal tersebut dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak
pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam mengadopsi e- government-nya, sehingga keberadaan e-government yang telah dirancang
tersebut tidak menjadi sia-sia. Oleh karena itu, maka penilaian terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi adopsi e-government tersebut menjadi hal yang
penting untuk dilakukan. Penelitian mengenai adopsi e-government juga pernah dilakukan antara
lain oleh Sofia E. Colesca dan Dobrica Liliana 2008 yang berjudul E- Government Adoption in Romania dan oleh Suha AlAwadhi dan Anne Moris
2008 yang berjudul The Use of UTAUT Model in The Adoption of E- Government Service in Kuwait.
Aufar Ibna : Penggunaan Kerangka Technology Acceptance Model Di Dalam Melakukan Penilaian Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemko Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1.2. Perumusan Masalah