yang berasal dari pegembalian kembali atas pemberian pinjaman yang diberikan oleh Pemerintah Aceh kepada daerah lain.
B. Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh
Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia dijalankan melalui asas desentralisasi dengan dibentuk dan disusun daerah Provinsi, daerah Kabupaten
dan daerah Kota yang berwenang mengatur dan mengurus sendiri urusan rumah tangganya. Berdasarkan asas tersebut, Pemerintah Pusat melimpahkan sebagian
dari tugas dan wewenang urusan pemerintahannya kepada daerah, sehingga timbul hubungan fungsi dalam arti ada tugas dan wewenang tertentu tetap
dilaksanakan oleh pusat dan ada pula tugas dan wewenang tertentu dilaksanakan oleh daerah.
Sebagai konsekuensi dari pelimpahan wewenang yang dilakukan, Pemerintah Pusat menyerahkan pula sebagian sumber-sumber keuangan kepada
daerah untuk membiayai pelaksanaan tugas dan wewenang penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Sebagaimana halnya dalam pelaksanaan otonomi khusus
di Provinsi Aceh berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006, oleh Pemerintah Pusat diberikan sumber-sumber keuangan kepada Provinsi Aceh
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, termasuk melalui pemberian dana otonomi khusus.
Universitas Sumatera Utara
Secara garis besar, dana otonomi khusus merupakan dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat terhadap pelaksanaan otonomi khusus di
Provinsi Aceh dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Aceh dengan penggunaannya memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi khusus di daerah, sebagaimana tercantum dalam penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh, bahwa Dana otonomi khusus merupakan dana yang dialokasikan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh melalui
pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pendidikan.
Dana otonomi khusus berdasarkan Pasal 183 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pada dasarnya ditujukan
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat public service, dimana penggunaannya telah ditetapkan hanya untuk pengembangan infra struktur,
pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan kesehatan dengan memperhatikan keseimbangan pembangunan antar
KabupatenKota. Adanya tujuan penggunaan dana otonomi khusus, berarti diberikannya
batasan penggunaannya hanya untuk pembangunan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, sehingga dana otonomi khusus tidak dapat dipergunakan
terhadap hal-hal diluar penggunaan yang telah ditentukan, seperti pembangunan gedung kantor pemerintahan, perumahan pegawai, insentif maupun honor bagi
Universitas Sumatera Utara
pegawai, karena hal-hal tersebut pada dasarnya tidak berhubungan langsung dengan masyarakat.
Selain itu, secara implisit dikandung maksud bahwa dana otonomi khusus harus dikelola secara tertib, taat peraturan perundang-undangan, efesien,
ekonomis, efektif dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip managemen
pengelolaan keuangan modern yang sinergis, yaitu harus transparan dan akuntabel sejalan dengan prinsip-prinsip Good Governance.
Dana otonomi khusus yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Aceh berlaku untuk jangka waktu 20 dua puluh tahun, dengan
ketentuan untuk tahun 2008-2022 setara dengan 2 dua persen dari pagu Dana Alokasi Umum Nasional dan untuk tahun 2023-2028 setara dengan 1 satu
paersen dari pagu Dana Alokasi Umum Nasional, yang setiap tahunnya ditransfer kedalam rekening Kas Umum Aceh.
Pemberian limit waktu selama 20 dua puluh tahun berarti diharapkan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi Aceh dengan dana otonomi khusus dapat
mengejar ketertinggalan dan menyetarakan dirinya dengan daerah yang lainnya, sehingga setelah jangka waktu tersebut, Provinsi Aceh diharapkan telah
mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dan mensejahterakan masyarakatnya.
Bila ditinjau dari sisi penyelenggaraan pemerintahan, pemberian dana otonomi khusus dalam pelaksanaan otonomi khusus Provinsi Aceh selama
Universitas Sumatera Utara
20 dua puluh tahun akan menimbulkan pertanyaan, apakah Provinsi Aceh setelah habis limit waktu 20 dua puluh tahun pemberian dana otonomi khusus
akan kembali kepada otonomi umum? Karena dana otonomi khusus pada dasarnya merupakan dana yang dialokasikan dalam pelaksanaan otonomi khusus,
sehingga bila dana otonomi khusus tersebut tidak diberikan lagi berarti tidak ada lagi pelaksanaan otonomi khusus di Provinsi Aceh. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya bila Pemerintah Aceh memperjuangkan dana otonomi khusus agar diberikan selama masih berjalannya pelaksanaan otonomi khusus di Provinsi
Aceh melalui prosedur uji materi. Dana otonomi khusus sebagai bagian dari keuangan daerah Provinsi Aceh,
pada dasarnya harus dikelola dengan sebaik-baiknya oleh Pemerintah Aceh agar tujuan utama dari pemberian anggaran tersebut dapat tercapai. Membesarnya
sumber pendapatan Provinsi Aceh berarti membesar pula tanggung jawab untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat Aceh melalui perbaikan manajemen
pengelolaan keuangan secara tersistem dan terarah.
C. Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh