Pertanggungjawaban dan Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh

Selain DPRD, masih ada institusi pengawasan lainnya, yaitu: 1. Satuan Pengawas Internal SPI seperti Inspektorat Daerah; dan 2. Satuan pengawas eksternal SPE seperti BPK, BPKP, Akuntan Publik dan lain sebagainya.

4. Pertanggungjawaban dan

Pelaporan. Pertanggungjawaban dan pelaporan pengelolaan dana otonomi khusus oleh Pemerintah Aceh kepada Pemerintah berdasarkan Pasal 17 Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2006, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pertanggungjawaban dan pelaporan pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara internal dan eksternal. Secara internal, pertanggungjawaban dan pelaporan dilakukan secara bertingkat. Pertanggungjawaban dan pelaporan dimulai dari Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, dimana SKPD selaku Pengguna Anggaran menyampaikan laporan realisasi pengelolaan keuangan secara periodik kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah BPKD yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya BPKD menyusun laporan realisasi pengelolaan keuangan daerah dengan cara menggabungkan seluruh laporan realisasi pengelolaan keuangan SKPD untuk disampaikan kepada Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan Universitas Sumatera Utara keuangan daerah melalui Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah. Skema 2 Mekanisme Pertanggungjawaban dan Pelaporan Keuangan Daerah Secara Internal SKPD BPKD Sekretaris Daerah Kepala Daerah Secara eksternal untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah, Kepala Daerah menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada DPRD berupa Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang terdiri: a. Laporan perhitungan APBD; b. Nota perhitungan APBD; c. Laporan Aliran Kas d. Neraca Daerah. Dilihat dari siklus anggaran, pertanggungjawaban merupakan siklus yang terakhir, dan selama bagian siklus anggaran ini belum ditutup oleh Perhitungan Anggaran Daerah PAD, maka secara teoritis berarti bahwa siklus anggaran belum selesai dilaksanakan. Hal ini berarti pula bahwa pemerintah belum mempertanggungjawabkan otorisasi yang diberikan oleh badan legislatif kepadanya. Universitas Sumatera Utara Selesainya pembuatan Perhitungan Anggaran Daerah tidak berarti selesainya pertanggungjawaban pemerintah atas otorisasi yang diberikan oleh rakyat melalui DPR. Melainkan hal tersebut merupakan bagian awal dari proses pertanggungjawaban Pemerintah, dimana Pemerintah diwajibkan mengirimkan Perhitungan anggaran yang telah disusun kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Badan Pemeriksa Keuangan membubuhi Perhitungan Anggaran tersebut dengan suatu keterangan tentang pendapatnya, disertai pemberitahuan tentang keberatan-keberatan dan teguran-teguran yang disebabkan oleh pemeriksaan, juga yang mengenai bukti pertanggungjawaban yang disertakan, untuk dalam waktu empat bulan setelah diterima, dimana perlu dikirimkan kembali kepada Pemerintah untuk dijawab dan diperbaiki. Setelah pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan selesai, maka Rancangan Peraturan Daerah mengenai Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang menetapkan perhitungan penutup slot van rekening diajukan oleh Pemerintah kepada DPRD untuk disepakati dan disetujui bersama. Sebelum ditandatangani, Perda Pertanggungjawaban Keuangan Daerah terlebih dahulu disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk dilakukan evaluasi. Persetujuan atas Pertanggungjawaban Keuangan Daerah terhadap Perda mengakhiri siklus suatu anggaran. Universitas Sumatera Utara

BAB IV EFEKTIFITAS DAN TRANSPARANSI DALAM IMPLEMENTASI

PENGELOLAAN DANA OTONOMI KHUSUS PROVINSI ACEH

A. Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pengelolaan Dana Otonomi Khusus

Pemerintahan Daerah merupakan komponen penting dalam keseluruhan tatanan bernegara. Secara teoritis terdapat enam elemen utama yang membentuk Pemerintahan Daerah, yaitu: 1. Adanya urusan otonomi yang merupakan dasar dari kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri; 2. Adanya kelembagaan yang merupakan pewadahan dari otonomi yang diserahkan kepada Daerah; 3. Adanya personil yaitu pegawai yang mempunyai tugas untuk menjalankan urusan otonomi yang menjadi isi rumah tangga daerah yang bersangkutan; 4. Adanya sumber-sumber keuangan untuk membiayai pelaksanaan otonomi daerah. 5. Adanya unsur perwakilan yang merupakan perwujudan dari wakil-wakil rakyat yang telah mendapatkan legitimasi untuk memimpin penyelanggaraan Pemerintahan Daerah; Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN BONDOWOSO BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 3 17

Eksistensi Partai Politik Lokal Di Provinsi Aceh Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Perspektif Uu Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh)

0 11 79

KONSTRUKSI HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH

0 21 71

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI PAPUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT DI KABUPATEN MIMIKA.

0 2 20

PENDAHULUAN POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

0 3 24

TINJAUAN PUSTAKA POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

1 6 64

METODE PENELITIAN POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

0 4 38

PENUTUP POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

0 6 8

Kedudukan Dan Fungsi Komisi Independen panitia pengawas pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam Berdasarkan undang-undang Nomor 11 Tahun 2006.

0 0 6

ANALISIS YURIDIS KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PELABUHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Oleh: Mochamad Abduh Hamzah ABS

0 0 22