Sumber Pendapatan Pemerintah Aceh

1. Sumber Pendapatan Pemerintah Aceh

Sumber pendapatan Pemerintah Aceh, baik pemerintah Provinsi maupun pemerintah Kabupaten dan Kota di Aceh sebagaimana diatur dalam Pasal 179 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, terdiri dari: 1. Pendapatan Asli Daerah PAD Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: a. hasil pajak daerah; b. hasil retribusi daerah; c. hasil perusahaan milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan. d. lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Kewenangan daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan peraturan pelaksanaannya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Universitas Sumatera Utara Jenis penerimaan yang termasuk hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, antara lain laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah. Sedangkan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain hasil penjualan aset daerah dan jasa giro. 2. Dana Perimbangan Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Besarnya jumlah dana perimbangan ini ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN. Bagian daerah dalam bentuk bagi hasil pembagian hasil penerimaan revenue sharing merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketimpangan vertikal vertical imbalance antara pusat dan daerah yang terdiri dari bagi hasil pajak dan bukan pajak sumber daya alam. Pola bagi hasil penerimaan dilakukan dengan persentase tertentu yang didasarkan atas daerah penghasil by origin. Dana Perimbangan ini terdiri dari: a. Dana Bagi Hasil Pajak, yaitu: 1. bagian dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB sebesar 90 sembilan puluh persen; 2. bagian dari penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB sebesar 80 delapan puluh persen; dan Universitas Sumatera Utara 3. bagian dari penerimaan Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21 sebesar 20 dua puluh persen. b. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari hidrokarbon dan sumber daya alam lain, yaitu: 1. bagian dari kehutanan sebesar 80 delapan puluh persen; 2. bagian dari perikanan sebesar 80 delapan puluh persen; 3. bagian dari pertambangan umum sebesar 80 delapan puluh persen; 4. bagian dari pertambangan panas bumi sebesar 80 delapan puluh persen; 5. bagian dari pertambangan minyak sebesar 15 lima belas persen; dan 6. bagian dari pertambangan gas bumi sebesar 30 tiga puluh persen. 7. bagian tambahan dana bagi hasil minyak sebesar 55 lima puluh lima persen dan gas bumi sebesar 40 empat puluh persen. c. Dana Alokasi Umum DAU Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Penggunaan Dana Alokasi Umum ini Universitas Sumatera Utara ditetapkan sepenuhnya oleh daerah. DAU diberikan dalam rangka untuk mengurangi ketimpangan horizontal dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antar pusat dan daerah. Kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan dengan menggunakan konsep fiscal gap, dimana kebutuhan fiskal suatu daerah ditentukan atas kebutuhan fiscal needs dengan potensi daerah fiscal capacity. Berdasarkan konsep ini, distribusi DAU kepada daerah-daerah yang memiliki kemampuan relatif besar akan memperoleh DAU yang lebih kecil dan sebaliknya daerah-daerah yang mempunyai kemampuan keuangan relatif kecil akan memperoleh DAU yang relatif lebih besar. d. Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus DAK adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu. Pengalokasian DAK ditentukan dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. 3. Dana Otonomi Khusus Dana otonomi khusus merupakan dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada Pemerintah Aceh dengan tujuan untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan. Dana otonomi khusus Provinsi Aceh berlaku untuk jangka waktu 20 dua puluh tahun, dengan rincian untuk tahun pertama sampai Universitas Sumatera Utara dengan tahun kelima belas yang besarnya setara dengan 2 dua persen plafon Dana Alokasi Umum Nasional, dan untuk tahun keenam belas sampai dengan tahun kedua puluh besarnya setara dengan 1 satu persen plafon Dana Alokasi Umum Nasional. 4. Lain-lain pendapatan yang sah Lian-lain pendapatan yang sah merupakan sumber pedapatan daerah berupa pemberian hibah, dana darurat, dan penerimaan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sumber Pembiayaan Pemerintah Aceh

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN BONDOWOSO BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 3 17

Eksistensi Partai Politik Lokal Di Provinsi Aceh Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Perspektif Uu Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh)

0 11 79

KONSTRUKSI HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH

0 21 71

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI PAPUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT DI KABUPATEN MIMIKA.

0 2 20

PENDAHULUAN POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

0 3 24

TINJAUAN PUSTAKA POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

1 6 64

METODE PENELITIAN POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

0 4 38

PENUTUP POLITIK HUKUM JUDICIAL REVIEW PASAL 256 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH (UUPA) (SEBUAH STUDI HUKUM MENGENAI KEKISRUHAN PEMILUKADA ACEH 2012).

0 6 8

Kedudukan Dan Fungsi Komisi Independen panitia pengawas pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam Berdasarkan undang-undang Nomor 11 Tahun 2006.

0 0 6

ANALISIS YURIDIS KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PELABUHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Oleh: Mochamad Abduh Hamzah ABS

0 0 22