Kota “ Bahwa pengalaman pelaksanaan pembangunan tahun 2008 dan 2009, khususnya pada kegiatan pembangunan yang didanai dengan anggaran yang
bersumber dari TDBH Migas dan dari dana Otsus tahun 2008 dan 2009, telah memperlihatkan secara nyata belum mampu mempercepat terwujudkan
kesejahteraan di Aceh atau di KabupatenKota sebagaimana mestinya. Salah satu tolak ukurnya adalah kenyataan relisasi fisik dan keuangan pada akhir
tahun 2008 dan 2009 pada umumnya dibawah target yang direncanakan. Salah satu maksud dari pelaksanaan otonomi daerah adalah
mempermudah proses pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan akan berjalan dengan efektif dan efesien apabila pemberian pelayanan didekatkan kepada
masyarakat dan bukan dijauhkan. Selain itu KabupatenKota lebih mengetahui situasi dan kondisi wilayahnya masing-masing, sehingga akan lebih
memudahkan dalam mengatasi hambatan dan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaannya. Untuk itu, perlu kiranya dibangun pemikiran
pelimpahan wewenang pengelolaan dana otonomi khusus yang pada dasarnya ditujukan untuk peningkatan pelayanan terhadap masyarakat public service
kepada Kabupaten dan Kota agar pengelolaan dan pemberian pelayanan
kepada masyarakat dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
3. Pengawasan
Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran keuangan daerah bukan merupakan satu tahapan sendiri dari siklus APBD. Pengawasan terhadap
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan APBD mengikuti semua tahap dari siklus APBD, dimana pengawasan menghendaki bahwa pelaksanaan APBD dilakukan sesuai dengan
rencana, aturan permainan, dan tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Bohari, pada umumnya pengawasan bertujuan untuk:
1. Menjaga agar rencana dalam realisasinya tetap terarah pada tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan; 2.
Menjaga agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan peraturan yang berlaku;
3. Menjaga agar tugas itu dijalankan berdaya guna sesuai dengan
tujuan dan sasaran; 4.
Melakukan usaha-usaha untuk mengatasi hambatan, mengendalikan penyimpangan-penyimpangan, serta akibat-
akibatnya.
87
Pengawasan atas pengelolaan dana otonomi khusus Provinsi Aceh berdasarkan Pasal 16 Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 dilakukan oleh
DPRA Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, dimana DPRA melakukan pengawasan terhadap kegiatan perencanaan pengalokasian, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban dari penggunaan dana otonomi khusus. Menurut Pasal 42 ayat 1 huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, dikemukakan bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan terhadap:
1. Pelaksanaan Perda dan Peraturan Perundang-undangan lain;
2. Pelaksanaan Peraturan dan Keputusan Kepala Daerah;
3. Pelaksanaan APBD;
4. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah;
87
Bohari, Hukum Anggaran Negara. Jakarta: Rajawali Pers, 1995. hal.117
Universitas Sumatera Utara
5. Pelaksanaan kerjasama internasional di daerah.
Pengawasan yang dilaksanakan oleh DPRD bersifat pengawasan politik yang lebih bersifat kebijakan strategis, bukan pengawasan teknis
maupun administratif. Dalam hal pelaksanaan pengawasan dana otonomi khusus oleh DPRD, dilakukan melalui 3 tiga bentuk pengawasan, yaitu:
1. Melalui Panitia Anggaran dalam proses perencanaan penggunaan
anggaran. Panitia Anggaran termasuk salah satu alat kelengkapan dewan yang bersifat tetap dan berperan dalam menentukan jumlah dan proporsi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, terutama berkaitan dengan biaya pembangunan dan skala prioritas pembangunan daerah;
2. Melalui Komisi-Komisi DPRD dalam proses pelaksanaan dana otonomi
khusus. Pengawasan dilakukan oleh komisi-komisi berdasarkan bidang tugas masing-masing. Dalam hal ini, pengawasan yang dilakukan
berdasarkan kasus yang terjadi dan selanjutnya hasil pengawasan disampaikan dalam bentuk Rekomendasi kepada eksekutif untuk
ditindaklanjuti. 3.
Melalui Rapat Paripurna dalam proses pertanggungjawaban pengelolaan dana otonomi khusus. DPRD berdasarkan Pasal 42 ayat 1 huruf h
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mempunyai tugas dan wewenang untuk meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
Universitas Sumatera Utara
Selain DPRD, masih ada institusi pengawasan lainnya, yaitu: 1.
Satuan Pengawas Internal SPI seperti Inspektorat Daerah; dan 2.
Satuan pengawas eksternal SPE seperti BPK, BPKP, Akuntan Publik dan lain sebagainya.
4. Pertanggungjawaban dan