Deskripsi Data Deskripsi Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
pembelajaran, seperti guru kurang jelas dalam menyampaikan materi, media pembelajaran kurang tepat atau sering mengobrol di dalam kelas. Oleh karena itu
guru BK berperan penting dalam membantu siswa menyelesaikan kesulitan dalam belajar.
Tabel 4.12 Penyelesaian Masalah Siswa Secara Individu
No. Soal Alternatif jawaban
F
9 Selalu
28 36,8
Sering 15
19,7 Kadang-kadang
17 22,3
Pernah 14
18,4 Tidak pernah
2 2,6
Jumlah 76
100
Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK selalu membantu menyelesaikan masalah siswa secar individu. Hal ini dapat dilihat dari
hasil jawaban 76 responden, 36,8 responden menjawab selalu, 19,7 responden menjawab sering, 22,3 responden menjawab kadang-kadang, 18,4 responden
menjawab pernah, dan 2,6 responden menjawab tidak pernah guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa secara individu.
Setiap siswa pasti memiliki permasalahan yang berbeda-beda, disini guru BK sangat berperan penting dalam menyelesaikan masalah siswa-siswanya. Siswa
dapat berkonsultasi dengan guru BK tentang permasalahan yang sedang mereka hadapi, pemanggilan secara individu dilakukan guru BK setiap seminggu sekali,
hal ini dilakukan agar siswa dapat terpantau dan siswa juga dapat menceritakan masalah pribadi mereka. Setelah siswa menceritakan masalahnya, maka guru BK
akan membimbing siswa dan juga memberikan solusinya.
2
2
Hasil wawancara dengan Bapak M. sholeh
Tabel 4.13 Pemanggilan Siswa ke Ruang BK
No. Soal Alternatif jawaban
F
10 Selalu
21 27,6
Sering 15
19,7 Kadang-kadang
21 27,6
Pernah 16
21,0 Tidak pernah
3 3,9
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK selalu memanggil siswa secara individu ke ruang BK. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah
jawaban responden, 27,6 responden menjawab selalu dan kadang-kadang, 21,0 responden menjawab pernah, 19,7 responden menjawab sering, dan 3,9
responden menjawab tidak pernah guru BK memanggil siswa secara individu ke ruang BK.
Guru BK memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik, tugas guru BK terkait
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat dan kepribadian peserta didik di sekolah. Tugas guru BK yaitu membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi
dan pengembangan kehidupan sosial, oleh karena itu bagi siswa yang bermasalah, akan ada pemanggilan khusus ke ruang BK. Baik itu masalah pribadi, masalah
dengan teman ataupun dengan keluarga. Di ruang BK siswa bebas untuk menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi, dan disinilah peran guru BK
sangat penting, karena guru BK bukan hanya sekedar guru tapi juga sebagai teman cerita bagi siswa.
3
3
Hasil wawancara dengan Ibu Eka Sulistyaningsih
Tabel 4.14 Penyelesaian Masalah Bersama dengan Siswa Lainnya
No. Soal Alternatif jawaban
F
11 Selalu
19 25
Sering 16
21,0 Kadang-kadang
16 21,0
Pernah 14
18,4 Tidak pernah
11 14,4
Jumlah 76
100
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa guru BK selalu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah secara bersama dengan siswa lainnya. Hal ini
dapat dilihat pada tabel di atas yang didapat dari jawaban responden, 25 responden menjawab selalu, 21,0 responden menjawab sering dan kadang-
kadang, 18.4 responden menjawab pernah, dan 14,4 responden yang menjawab guru BK tidak pernah membantu siswa dalam menyelesaikan masalah
secara bersama dengan siswa lainnya. Penyelesaian masalah yang dialami siswa harus dirancang secara cermat dengan melibatkan semua komponen yang ada di
sekolah, keterbukaan siswa dengan guru Bk akan memudahkan guru BK dalam menyelesaikan masalah, penyelesaian masalah bersama dengan siswa lainnya
diadakan di dalam kelas, dengan menanyakan masing-masing siswa dan penyelesaiannya pun diselesaikan secara bersama-sama. Dengan ini siswa dapat
mengerti sifat masing-masing teman mereka.
Tabel 4.15 Memberikan Materi Bimbingan dan Konseling secara Kelompok di Kelas
No. Soal Alternatif jawaban
F
12 Selalu
41 53,9
Sering 6
7,8 Kadang-kadang
22 28,9
Pernah 3
3,9 Tidak pernah
4 5,2
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap minggu guru BK selalu memberikan materi bimbingan dan konseling secara kelompok di kelas. Hal ini
dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 53,9 responden menjawab selalu, 7,8 responden menjawab sering, 28,9 responden menjawab
kadang-kadang, 3,9 responden menjawab pernah, dan 5,2 responden menjawab tidak pernah setiap minggu guru BK memberikan materi bimbingan
dan konseling secara kelompok di kelas. Materi bimbingan dan konseling memang selalu diberikan setiap
minggunya oleh guru BK, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat terselesainya masalah siswa, berkembangnya keterampilan berkomunikasi dan
bersosialisasi, sehingga perkembangan siswa menjadi optimal.
Tabel 4.16 Guru BK Mengadakan Diskusi dengan Para Siswa secara Terbuka di
Sekolah No. Soal
Alternatif jawaban F
13 Selalu
30 39,4
Sering 22
28,9 Kadang-kadang
10 13,1
Pernah 8
10,5 Tidak pernah
6 7,8
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap bulan guru BK selalu mengadakan diskusi dengan para siswa secara terbuka di sekolah. Hal ini dapat
dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 39,4 responden menjawab selalu, 28,9 responden menjawab sering, 13,1 responden menjawab kadang-
kadang, 10,5 responden menjawab pernah, dan 7,8 responden menjawab tidak pernah setiap bulan guru BK mengadakan diskusi dengan para siswa secara
terbuka di sekolah. Dalam diskusi ini semua siswa di ikut sertakan secara aktif dalam
mencapai kemungkinan pemecahan masalah secara bersama-sama, mengutarakan masalahnya, mengutarakan ide-ide, mengutarakan saran-saran yang mereka
miliki. Dalam kegiatan ini yang memegang peranan penting adalah guru bimbingan dan konseling, pembimbing berusaha menciptakan situasi yang
mendorong siswa untuk ikut terlibat dalam diskusi kelompok dan selalu aktif berpartisipasi dan saling berinteraksi diantara mereka.
Tabel 4.17 Membimbing dan Membantu Siswa dalam Menyusun Jadwal Belajar
No. Soal Alternatif jawaban
F
14 Selalu
7 9,2
Sering 7
9,2 Kadang-kadang
25 32,8
Pernah 17
22,3 Tidak pernah
20 26,3
Jumlah 76
100
Dari deskripsi tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK kadang-kadang membimbing dan membantu siswa dalam menyusun jadwal belajar dan semua
kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 9,2 responden menjawab selalu dan sering,
32,8 responden menjawab kadang-kadang, 22,3 responden menjawab pernah, 26,3 responden menjawab tidak pernah guru BK membimbing dan membantu
siswa dalam menyusun jadwal belajar. Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu siswa
dalam proses pembelajaran, khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Dalam hal ini tidak hanya guru yang berperan aktif
dalam tujuan pendidikan sekolah, tetapi konselor juga ikut serta dalam kegiatan pendidikan. Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan
agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya kerja sama antara siswa, kepala
sekolah, guru, guru BK serta orang tua.
Tabel 4.18 Kunjungan ke Rumah Siswa dalam Membantu Masalah Siswa
No. Soal Alternatif jawaban
F
15 Selalu
32 42,1
Sering 19
25 Kadang-kadang
11 14,4
Pernah 10
13,1 Tidak pernah
4 5,2
Jumlah 76
100
Ketika ditanyakan tentang guru BK berkunjung ke rumah siswa dalam membantu masalah yang dihadapi pada matrik di atas didapat jawaban responden
yaitu, 42,1 responden menjawab selalu, 25 responden menjawab sering, 14,4 responden menjawab kadang-kadang, 13,1 responden menjawab pernah,
dan 5,2 responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru BK selalu melaksanakan kunjungan ke rumah siswa dalam membantu
masalah yang dihadapi oleh siswa. Dengan adanya kunjungan ke rumah siswa, itu akan membantu guru BK dalam memperoleh data tambahan tentang keluarga dan
permasalahannya, serta dapat mengkomunikasikan permasalahan siswa dengan lebih kekeluargaan. Diadakannnya kunjungan rumah ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya siswa yang tidak masuk kelas selama seminggu, ataupun siswa yang memiliki permasalahan dengan keluarga.
4
4
Hasil wawancara dengan Bapak M. Sholeh
Tabel 4.19 Layanan Konsultasi Rutin dalam Seminngu Sekali
No. Soal Alternatif jawaban
F
16 Selalu
12 15,7
Sering 31
40,7 Kadang-kadang
15 19,7
Pernah 11
14,4 Tidak pernah
7 9,2
Jumlah 76
100
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK sering memberikan layanan konsultasi secara rutin dalam seminggu sekali. Hal ini dapat dilihat dari
hasil di atas dari 76 jumlah responden, 15,7 responden menjawab selalu, 40,7 responden menjawab sering, 19,7 responden menjawab kadang-kadang, 14,4
responden menjawab pernah, dan 9,2 responden menjawab tidak pernah guru BK memberikan layanan konsultasi secara rutin dalam seminggu sekali. Dengan
adanya layanan konsultasi rutin seminggu sekali, akan memberikan pengaruh positif kepada siswa dan juga menjalin kerja sama antara siswa dan guru BK
dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Tabel 4.20 Mendatangkan Lembaga Kepolisian dan Psikolog
No. Soal Alternatif jawaban
F
17 Selalu
7 9,2
Sering 12
15,7 Kadang-kadang
22 28,9
Pernah 26
34,2 Tidak pernah
9 11,8
Jumlah 76
100
Mendatangkan lembaga-lembaga penting seperti kepolisian dan psikolog ke sekolah dalam membantu permasalahan siswa, merupakan hal yang perlu
dilakukan untuk dapat dijadikan informasi bagi para siswa, akan tetapi guru BK dan kepala sekolah masih kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan ini. Hal
ini dapat dilihat dari hasil tabel di atas yaitu, 9,2 responden menjawab selalu,
15,7 responden menjawab sering, 28,9 responden menjawab kadang-kadang, 34,2 responden menjawab pernah, dan 11,8 responden menjawab tidak pernah
guru BK dan kepala sekolah mendatangkan lembaga-lembaga penting seperti kepolisian dan psikolog ke sekolah dalam membantu permasalahan siswa.
Mendatangkan lembaga kepolisian dan psikolog diharapkan mampu memperluas pengetahuan siswa tentang bahaya pergaulan bebas dan juga
membantu siswa untuk mengetahui kepribadian siswa itu sendiri. Di SMK Putra Bangsa Depok pernah mendatangkan narasumber dari BNN Badan Narkotika
Nasional, yang berkaitan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Dan juga dengan kepolisian, terkait tentang masalah yang sedang ramai saat ini yaitu
masalah pembunuhan dan tawuran, adapun yang berhubungan dengan lalu lintas, kita mengadakan suatu terobosan yaitu pembuatan SIM kolektif di sekolah yang
sedang berjalan sampai sekarang.
5
Tabel 4.21 Mendatangkan Narasumber polisi, doketr tentang Bahaya narkoba dan
pergaulan Bebas No. Soal
Alternatif jawaban F
18 Selalu
22 28,9
Sering 10
13,1 Kadang-kadang
14 18,2
Pernah 28
36,8 Tidak pernah
2 2,6
Jumlah 76
100
Dari data di atas diketahui bahwa guru BK pernah mendatangkan narasumber polisi dan dokter untuk memberikan informasi tentang bahaya
narkoba dan pergaulan bebas. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 28,9 responden menjawab selalu, 13,1 responden menjawab
sering, 18,2 responden menjawab kadang-kadang, 36,8 responden menjawab pernah, dan 2,6 responden menjawab tidak pernah guru BK mendatangkan
5
Hasil wawancara dengan Bapak M. sholeh
narasumber polisi dan dokter untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas.
Pengaruh kehidupan luar yang sangat berbahaya bagi masa depan siswa, hali ini yang membuat sekolah mendatangkan polisi dan dokter untuk dapat
menjelaskan bahaya narkoba serta pergaulan bebas yang banyak dialami oleh para remaja seusia mereka. Maka dari itu, sangatlah penting bagi suatu lembaga
pendidikan khususnya tingkat SMKsederajat dalam menjalin kerjasama dengan lembaga kepolisian, psikolog dan yang lainnya, agar siswa mendapatkan
informasi yang tepat tentang hal-hal yang berkaitan dengan bahaya pergaulan, bahaya narkoba, tawuran dan juga sejenisnya.
Tabel 4.22 Membantu Menyelesaikan Masalah dengan Siswa Lain
No. Soal Alternatif jawaban
F
19 Selalu
19 25
Sering 23
30,2 Kadang-kadang
14 18,2
Pernah 13
17,1 Tidak pernah
7 9,2
Jumlah 76
100
Ketika ditanyakan tentang guru BK membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa lainnya para responden memberikan jawaban yang
bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas yang didapat dari jawaban 76 responden, 25 responden menjawab selalu, 30,2 responden
menjawab sering, 18,2 responden menjawab kadang-kadang, 17,1 responden menjawab pernah, dan 9,2 responden menjawab tidak pernah guru BK
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa lainnya. Dengan melihat skor dari setiap alternatif jawaban, maka dapat disimpulkan bahwa guru
BK sering membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa lainnya, adapun penyelesaian masalahnya dengan memanggil siswa ke ruang BK.
Tabel 4.23 Pemberian Bantuan dalam Mengatasi Halangan dan Rintangan
Perkembangan Pribadi Siswa No. Soal
Alternatif jawaban F
20 Selalu
17 22,3
Sering 12
15,7 Kadang-kadang
27 35,5
Pernah 16
21,0 Tidak pernah
4 5,2
Jumlah 76
100
Berdasarkan data di atas berkaitan dengan guru BK membantu siswa dalam mengatasi halangan dan rintangan yang menghalangi perkembangan
pribadi siswa, layanan ini juga masih belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban 76 responden, 22,3 responden menjawab selalu, 15,7
responden menjawab sering, 35,5 responden menjawab kadang-kadang, 21,0 responden menjawab pernah, dan 5,2 responden menjawab tidak pernah guru
BK membantu siswa dalam mengatasi halangan dan rintangan yang menghalangi perkembangan pribadi siswa. Untuk mengatasi masalah rintangan dalam
perkembangan pribadi siswa, dibutuhkan peran guru BK untuk lebih masuk ke ranah pribadi siswa, untuk lebih memotivasi siswa agar lebih berbuat baik dalam
kehidupan sosialnya. Dan peran guru BK di sini masih belum maksimal karena keterbatasan guru BK yang ada di sekolah.
Tabel 4.24 Siswa Melakukan Kenakalan
No. Soal Alternatif jawaban
F
21 Selalu
14 18,4
Sering 11
14,4 Kadang-kadang
29 38,1
Pernah 15
19,7 Tidak pernah
7 9,2
Jumlah 76
100
Dari tabel 4.24 menunjukkan tentang anggapan siswa bahwa di sekolah kenakalan memang dilakukan oleh siswa, dibuktikan dari hasil jawaban selalu
yang diberikan siswa sebanyak 18,4, 14,4 siswa yang menjawab sering, 38,1 siswa menjawab kadang-kadang, 19,7 siswa menjawab pernah, dan 9,2
siswa menjawab tidak pernah. Seorang pelajar tidak lepas dari kenakalan yang dibuatnya, masalah ini
harus benar-benar dibenahi agar siswa tidak sampai melakukannya kembali, dan peran guru BK saja tidak cukup dalam mengatasi permasalahan ini, perlu adanya
kerja sama dengan guru kelas, orang tua, dan pihak sekolah yang lainnya, agar permasalah ini dapat teratasi dengan baik. Siswa SMK Putra Bangsa Depok masih
suka melakukan kenakalan, tetapi masih dalam tahap yang wajar seperti, membolos, tidak memakai seragam dan pelanggaran tata tertib sekolah yang
lainnya.
6
Maka dari itu, perlunya ketegasan dari guru BK dan pihak sekolah yang lain dalam menangani permasalahn ini.
6
Hasil wawancara dengan Ibu Eka Sulistianingsih
Tabel 4.25 Siswa Mentaati Perintah Guru
No. Soal Alternatif jawaban
F
22 Selalu
39 51,3
Sering 12
15,7 Kadang-kadang
19 25
Pernah 6
7,8 Tidak pernah
- -
Jumlah 76
100
Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa siswa selalu mentaati perintah guru, dilihat dari hasil jawaban selalu yang diberikan siswa sebanyak 51,3, 15,7
menjawab sering, 25 menjawab kadang-kadang, 7,8 menjawab pernah, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah tidak mentaati perintah guru.
Hal ini membuktikan bahwa bimbingan kepada siswa dalam mentaati perintah guru di SMK Putra Bangsa Depok sudah sangat baik, karena pendidikan
penanaman sopan santun disuatu lembaga pendidikan itu sangatlah penting dan juga dapat membantu siswa bagaimana mengambil sutu sikap dalam suatu
keadaan.
Tabel 4.26 Siswa Tidak Masuk Kelas Tanpa Keterangan
No. Soal Alternatif jawaban
F
23 Selalu
2 2,6
Sering 2
2,6 Kadang-kadang
12 15,7
Pernah 15
19,7 Tidak pernah
45 59,2
Jumlah 76
100
Tentang siswa yang tidak masuk kelas tanpa keterangan dikhawatirkan mereka berangkat dari rumah dengan tujuan ke sekolah tetapi ditengah jalan
mereka pergi ke tempat tujuan lain bersama teman-teman mereka, namun bukan berarti setiap siswa yang tidak masuk tanpa keterangan mereka melakukan bolos
sekolah, adakalanya karena kurang kerjasama keluarga dengan pihak sekolah
sehingga tidak memberitahukan alasan mengapa siswa tersebut tidak masuk sekolah.
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa semangat mereka masuk kelas ke sekolah masih tinggi, dibuktikan dengan hasil jawaban siswa tidak pernah tidak
masuk tanpa keterangan sebanyak 59,2, walaupun masih ada siswa yang menjawab pernah sebanyak 19,7, menjawab kadang-kadang menjawab 15,7,
menjawab sering dan selalu sebanyak 2,6.
Tabel 4.27 Siswa Datang Terlambat ke Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
24 Selalu
1 1,3
Sering 3
3,9 Kadang-kadang
18 23,6
Pernah 14
18,4 Tidak pernah
40 52,6
Jumlah 76
100
Dari tabel 4.27 dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah datang terlambat ke sekolah 52,6, sedangkan yang menyatakan pernah 18,4, siswa yang
kadang-kadang datang terlambat 23,6, siswa yang sering datang terlambat 3,9, dan siswa yang selalu datang terlambat ke sekolah 1,3. Hasil ini menunjukkan
masih kurangnya kesadaran siswa untuk mematuhi peraturan sekolah, sehingga perlu bimbingan dari berbagai pihak agar seluruh siswa dapat datang tepat waktu
ke sekolah.
Tabel 4.28 Siswa Melakukan Bolos Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
25 Selalu
- -
Sering 2
2,6 Kadang-kadang
3 3,9
Pernah 6
7,8 Tidak pernah
65 85,5
Jumlah 76
100
Dari tabel 4.28 dapat diketahui bahwa sikap disiplin siswa sangat baik, terbukti bahwa mayoritas siswa menjawab tidak pernah melakukan bolos sekolah
sebanyak 85,5, yang menjawab pernah sebanyak 7,8, yang menjawab kadang- kadang sebanyak 3,9, yang menjawab sering sebanyak 2,6, dan tidak ada
siswa yang menjawab selalu melakukan bolos sekolah. Hal ini membuktikan bahwa kedisiplinan yang ada di sekolah ini sudah cukup baik.
Siswa yang melakukan bolos sekolah biasanya kurang motivasi untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau karena situasi kelas yang terkadang kurang
menyenangkan untuk tetap berada di dalamnya serta pengaruh bujukan dari teman untuk bolos sekolah.
Tabel 4.29 Siswa Merusak Sarana dan Prasarana
No. Soal Alternatif jawaban
F
26 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
7 9,2
Pernah 8
10,5 Tidak pernah
61 80,2
Jumlah 76
100
Tindakan siswa yang tidak pernah melakukan perusakan sarana dan prasarana sudah sangat baik, dilihat dari hasil siswa yang menjawab tidak pernah
sebanyak 80,2, walaupun masih ada siswa yang menjawab pernah sebanyak 10,5, dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 9,2.
Masa remaja merupakan masa peralihan menuju kedewasaan, dia mulai menentuka jalan hidupnya sendiri. Kenakalan remaja cenderung lebih mengarah
kepada perusakan infrastruktur, seperti merusak bangunan sekolah, dan yang bertanggung jawab disini bukan hanya guru BK saja akan tetapi semua pihak juga
harus bertanggung jawab untuk meminimalisir kenakalan tersebut. Dan dari hasil data di atas menunjukkan bahwa siswa di SMK Putra Bangsa Depok tidak pernah
melakukan hal tersebut.
Tabel 4.30 Siswa Suka Mencoret-coret Tembok
No. Soal Alternatif jawaban
F
27 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
6 7,8
Pernah 11
14,4 Tidak pernah
59 77,6
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa upaya sekolah dalam menanamkan kebiasaan cinta lingkungan sudah cukup baik, namum perlu
diadakan tindakan untuk meminimalisasi dilakukannya perbuatan tersebut, terbukti dengan siswa yang tidak pernah melakukan coret-coret tembok
sebanyak77,6, tetapi masih ada siswa yang pernah melakukannya sebanyak 14,4, dan 7,8 siswa yang menjawab kadang-kadang melakukan hal tersebut.
Tabel 4.31 Suka Memeras memalak Teman di Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
28 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
- -
Pernah 5
6,5 Tidak pernah
71 93,4
Jumlah 76
100
Kegiatan memalak memeras bisa digolongkan dalm bentuk kenakalan kriminal yang dilakukan siswa. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 93,4
siswa yang menjawab tidak pernah melakukannya, adapula siswa yang menjawab pernah melakukannya yaitu sebanyak 6,5. Ini menunjukkan angka yang sangat
baik, dan guru BK hendaknya memberikan penyuluhan kepada siswa yang melakukan tindakan tersebut.
Tabel 4.32 Siswa Berkata Kotor di Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
29 Selalu
- -
Sering 1
1,3 Kadang-kadang
23 30,2
Pernah 18
23,6 Tidak pernah
34 44,7
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa menjawab tidak pernah berkata kotor di sekolah sebanyak 44,7, siswa yang menjawab pernah
sebanyak 23,6, namum kadang-kadang 30,2 mereka berbicara tidak sopan dengan mengucapkan kata-kata kotor ketika berbicara dengan orang lain, dan
hanya 1,3 siswa yang sering melakukannya. Hal ini membuktikan bahwa guru sudah cukup baik dalam memberikan pengetahuan tentang tata cara sopan santun
terhadap sesama, dan juga perlu adanya teguran bagi siswa yang berkata kotor di sekolah, agar siswa tidak melakukannya lagi.
Tabel 4.33 Membawa Senjata Tajam ke Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
30 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
1 1,3
Pernah -
- Tidak pernah
75 98,6
Jumlah 76
100
Adakalanya siswa yang hendak melakukan tawuran atau perkelahian di sekolah atau setelah keluar sekolah mereka tidak ragu-ragu membawa senjata
tajam ke sekolah ataupun mereka yang menggunakannya untuk menakut-nakuti teman yang lain agar diberi uang.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa menjawab 98,6 tidak pernah membawa senjata tajam, dan 1,3 siswa menjawab kadang-kadang
membawa senjata tajam ke sekolah.
Tabel 4.34 Siswa Berkelahi dengan Teman di Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
31 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
6 7,8
Pernah 13
17,1 Tidak pernah
57 75
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan menjauhi perkelahian dianggap sudah cukup baik, walaupun masih sangat perlu diminimalisasi, terbukti
dengan siswa yang menjawab tidak pernah berkelahi sebanyak 75, yang pernah berkelahi 17,1, ada juga yang masih kadang-kadang berkelahi yaitu sebanyak
7,8. Dalam masalah ini guru BK mengajak siswa ke ruang BK untuk lebih mengetahui pokok permasalahannya dan juga memberikan sanksi yang dapat
membuat mereka tidak melakukannya lagi.
Tabel 4.35 Siswa Melakukan Tawuran
No. Soal Alternatif jawaban
F
32 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
4 5,2
Pernah 2
2,6 Tidak pernah
70 92,1
Jumlah 76
100
Dari tabel 4.35 sama halnya dengan perkelahian, tindakan menjauhi tawuran pun dianggap sudah cukup baik, walaupun masih sangat perlu
diminimalisasi. Terbukti dengan siswa yang menjawab tidak pernah ikut tawauran sebanyak 92,1, yang pernah ikut tawuran 2,6, dan 5,2 siswa yang kadang-
kadang mengikuti tawuran dengan sekolah lain. Tindakan tidak terpuji ini selalu saja dilakukan oleh siswa denga alasan
menjaga kehormatan dan martabat sekolah, kenakalan ini sudah tergolong dalam tindakan kriminal karena bisa membahayakan orang lain. Guru BK dan pihak
sekolah sangat bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan ini, adanya pemberian sanksi terhadap siswa yang melakukannya dan sanksinya pun sesuai
dengan mekanisme penegakan disiplin yang sudah ada di sekolah. Dan dari hasil wawancara dengan guru BK dan juga wakil kepala sekolah, bahwa SMK Putra
Bangsa Depok tidak pernah melakukan tawuran dengan sekolah lain, ini merupakan pembuktian bahwa pemberian arahan serta penegakan disiplin dari
guru BK sudah cukup baik.
7
7
Hasil wawancara dengan Bapak M. Sholeh dan Ibu Eka Sulistianingsih
Tabel 4.36 Siswa Membawa Buku-buku Porno ke Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
33 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
- -
Pernah -
- Tidak pernah
76 100
Jumlah 76
100
Kematangan organ-organ reproduksi siswa mendorong mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan kearah pemuasan yang mereka inginkan, tetapi
karena adanya norma serta nilai dalam masyarakat yang menentang perbuatan- perbuatan tersebut, maka jalan pemuasan yang lain yang dipilih siswa adalah
dengan mambawa buku-buku porno ke sekolah. Namun dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas semua siswa tidak melakukan hal tersebut, terbukti dari
siswa yang menjawab tidak pernah melakukannya sebanyak 100. Masalah ini menjadi sorotan bagi guru-guru, khususnya guru BK, pemantauan setiap hari atau
adanya pemeriksaan tas dan lain-lain untuk mencegah perbuatan ini sangatlah penting, agar siswa terhindar dari pembawaan buku porno ke sekolah, karena ini
akan merusak moral bagi para siswa.
Tabel 4.37 Siswa Membaca Buku-buku Porno
No. Soal Alternatif jawaban
F
34 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
- -
Pernah 1
1,3 Tidak pernah
75 98,6
Jumlah 76
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sama halnya dengan membawa buku- buku porno ke sekolah, jawaban siswa yang menunjukkan tidak pernah membaca
pun masih sangat baik yaitu 98,6, jika di sekolah mereka tidak membaca tetapi
di tempat lain mereka membaca walaupun hanya 1,3 siswa yang menjawab pernah membacanya. Hal ini membuktikan bahwa perhatian guru BK sudah
cukup baik terhadap siswa, bukan hanya perhatian guru BK saja tetapi orang tua juga sangat berperan dalam hal ini, karena lebih banyak aktivitas siswa yang
dilakukan di rumah dan itu merupakan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik utama.
Tabel 4.38 Siswa Merokok di Sekolah
No. Soal Alternatif jawaban
F
35 Selalu
3 3,9
Sering 3
3,9 Kadang-kadang
7 9,2
Pernah 4
5,2 Tidak pernah
59 77,6
Jumlah 76
100
Tabel 4.38 menerangkan bahwa siswa menjawab tidak pernah merokok sebanyak 77,6, yang menjawab pernah sebanyak 5,2, yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 9,2, dan yang menjawab sering dan selalu merokok di sekolah sebanyak 3,9.
Perilaku merokok dikalangan remaja merupakan tindakan yang melanggar peraturan, mengingat status mereka sebagai pelajar dan usia mereka yang baru
beranjak remaja, pada umumnya perilaku merokok di usia remaja kemungkinan didasari oleh faktor lingkungan dan pergaulan.
Tabel 4.39 Siswa Meminum-minuman Keras
No. Soal Alternatif jawaban
F
36 Selalu
- -
Sering 1
1,3 Kadang-kadang
- -
Pernah 3
3,9 Tidak pernah
72 94,7
Jumlah 76
100
Siswa yang
meminum-minuman keras
pada umumnya
hanya menghilangkan rasa ingn tahu terhadap minuman tersebut. Adakalanya mereka
didorong oleh teman-teman, adapun siswa yang sering melakukannya dikarenaka mereka mengalami suatu masalah dan tidak dapat meyesuaikan diri yang
mengakibatkan fru stasi, ataupun karena lingkungannya yang mengatakan “trend”
terhadap meminum-minuman beralkohol. Hal inilah yang membuat siswa awalnya hanya coba-coba, kemudian karena merasakan ketenangan setelah
meminumnya, maka diantara mereka ada yang terus melakukannya. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak siswa yang tidak
pernah meminum-minuman beralkohol sebanyak 94,7, artinya mayoritas siswa yang tidak melakukannya. Siswa yang menjawab pernah 3,9, siswa yang
menjawab sering 1,3, tetapi tidak ada siswa menjawab selalu dan kadang- kadang melakukannya.
Tabel 4.40 Siswa Menonton Film Porno
No. Soal Alternatif jawaban
F
37 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
10 13,1
Pernah 15
19,7 Tidak pernah
51 67,1
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas diketahui mayoritas siswa tidak pernah menonton film porno, dibuktikan dengan jawaban tidak pernah yang diberikan siswa sebanyak
67,1, siswa yang mengaku pernah menonton sebanyak 19,7, jawaban kadang- kadang 13,1, dan tidak ada yang menjawab selalu dan sering menonton.
Seseorang itu pasti mengalami perubahan, perubahan itu terjadi akibat adanya interaksi dengan orang lain, pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk
pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup dimasyarakat. Kenakalan siswa seperti penyalahgunaan narkoba, hubungan
seks diluar nikah, dan menonton film porno tidak sepenuhnya menjadi kesalahan bagi siswa tersebut, tetapi juga merupakan kesalahan dari pihak lain, misalnya
saja karena kurang terkontrolnya siswa dalam pergaulan. Dalam masalah ini, jangan menitikberatkan pada guru BK saja, akan tetapi seluruh elemen sekolah
serta orang tua bertaggunag jawab dalam hal ini.
Tabel 4.41 Siswa ke Kantin Sekolah saat Pelajaran Berlangsung
No. Soal Alternatif jawaban
F
38 Selalu
2 2,6
Sering 4
5,2 Kadang-kadang
23 30,2
Pernah 17
22,3 Tidak pernah
30 39,4
Jumlah 76
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah ke kantin sekolah saat pelajaran berlangsug yakni 39,4, mengingat ketatnya tata tertib
yang berlaku di sekolah, namun masih adanya siswa yang menjawab kadang- kadang yakni 30,2, hal ini menunjukkan adanya celah yang diberikan oleh guru
mata pelajaran sehingga siswa dapat keluar kelas tanpa sepengetahuan guru, siswa yang menjawab pernah yakni 22,3, jawaban sering 5,2 , tetapi hanya 2,6
yang menjawab selalu.
Tabel 4.42 Siswa Tidak Mengikuti Pelajaran Sampai Selesai
No. Soal Alternatif jawaban
F
39 Selalu
4 5,2
Sering 1
1,3 Kadang-kadang
5 6,5
Pernah 3
3,9 Tidak pernah
63 82,8
Jumlah 76
100
Dari tabel 4.42 dapat diketahui bahwa siswa yang tidak pernah mengikuti pelajaran sampai selesai sebanyak 82,8, siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 6,5, siswa yang menjawab selalu yakni 5,2, yang menjawab pernah sebanyak 3,9, dan yang menjawab sering tidak mengikuti pelajaran sampai
selesai sebanyak 1,3. Siswa yang tidak mengikuti pelajaran sampai selesai ada kemungkinan
karena mereka kurang sehat kemudian diberi izin untuk pulang ke rumah, namun ada juga yang tidak mengikuti pelajaran sampai selesai karena siswa merasa
bosan di kelas kemudian melakukan bolos sekolah.
Tabel 4.43 Siswa Menggunakan Obat-obatan Terlarang
No. Soal Alternatif jawaban
F
40 Selalu
- -
Sering -
- Kadang-kadang
- -
Pernah 1
1,3 Tidak pernah
75 98,6
Jumlah 76
100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perilaku siswa untuk tidak menggunakan narkobaobat-obatan terlarang sudah sangat baik, hal ini terbukti
dari jawaban siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 98,6, dan 1,3 yang menjawab pernah. Remaja yang menggunakan narkoba ini adalah remaja yang
merasa ingin tahu kemudian menggunakannya ataupun karena dorongan dari
teman-teman sekelompoknya. Pemberian informasi tentang bahaya narkoba perlu ditingkatkan dalam hal ini, agar siswa tersebut tidak selamanya terjerumus dalam
kebiasaan tersebut.
Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui kondisi dan gambaran masing-masing yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.
Untuk memberikan interpretasi atau nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto sebagai berikut: a.
Efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 - 100. b.
Cukup efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 - 80. c.
Kurang efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 - 60. d.
Tidak efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40.
8
Untuk menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Menentukan Nilai Harapan NH. Nilai dapat diketahui dengan
mengkalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
Menghitung Nilai Skor NS. Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus :
NS X 100 NH
Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 76 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data implementasi program bimbingan
8
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, Jakarta, PT Bumi Aksara,
2009, Cet.3, h. 35
dan konseling dalam mengantisipasi kenakalan siswa di SMK Putra Bangsa Depok yang terdiri dari 9 aspek yaitu: aspek layanan orientasi, aspek layanan
informasi, aspek layanan penempatan dan penyaluran, aspek layanan penguasaan kontenpembelajaran, aspek layanan konseling perorangan, aspek layanan
bimbingan kelompok, aspek layanan konseling kelompok, aspek layanan konsultasi, dan aspek layanan mediasi yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan
skor 5054. Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.46 di bawah ini:
Tabel 4.44 Nilai Rata-Rata Skor Penelitian
No Aspek
Skor Nilai
Harapan NH
Nilai Skor NS
NS NH x100
Kategori Nilai
1 Layanan
orientasi 490
2 x 5 = 10
490 : 76 = 6,44
6,44 10 x 100 = 64,4
Cukup efektif
2 Layanan
informasi 512
2 x 5 = 10 512 : 76 =
6,73 6,73
10 x 100 = 67,3 Cukup
efektif 3
Layanan penempatan
dan penyaluran
493 2 x 5 = 10
493 : 76 = 6,48
6,48 10 x 100 = 64,8
Cukup efektif
4 Layanan
penguasaan kontenpem
belajaran 506
2 x 5 = 10 506 : 76 =
6,65 6,65
10 x 100 = 66,5 Cukup
efektif
5 Layanan
konseling perorangan
794 3 x 5 = 15
794 : 76 = 10,44
10,44 15 x 100 = 69,6
Cukup efektif
6 Layanan
bimbingan kelompok
490 2 x 5 = 10
490 : 76 = 6,44
6,44 10 x 100 = 64,4
Cukup efektif
7 Layanan
konseling kelompok
410 2 x 5 = 10
410 : 76 = 5,39
5,39 10 x 100 = 53,9
Kurang efektif
8 Layanan
konsultasi 589
2 x 5 = 10 589 : 76 =
7,75 7,75
10 x 100 = 77,5 Cukup
efektif 9
Layanan mediasi
693 3 x 5 = 15
693 : 76 = 9,11
9,11 15 x 100 = 60,7
Kurang efektif
Jumlah 4977
100 4977 : 76
= 65,48 65,48
100 x 100 = 65,48 Cukup
efektif
Berdasarkan hasil interpretasi data secara keseluruhan, dari 9 aspek implementasi program bimbingan dan konseling dalam mengantisipasi
kenakalan siswa yakni berada pada taraf cukup efektif, hal ini sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus di atas yaitu:
65,48 100 x 100 = 65,48 Cukup efektif