Deskripsi Data Deskripsi Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

pembelajaran, seperti guru kurang jelas dalam menyampaikan materi, media pembelajaran kurang tepat atau sering mengobrol di dalam kelas. Oleh karena itu guru BK berperan penting dalam membantu siswa menyelesaikan kesulitan dalam belajar. Tabel 4.12 Penyelesaian Masalah Siswa Secara Individu No. Soal Alternatif jawaban F 9 Selalu 28 36,8 Sering 15 19,7 Kadang-kadang 17 22,3 Pernah 14 18,4 Tidak pernah 2 2,6 Jumlah 76 100 Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK selalu membantu menyelesaikan masalah siswa secar individu. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban 76 responden, 36,8 responden menjawab selalu, 19,7 responden menjawab sering, 22,3 responden menjawab kadang-kadang, 18,4 responden menjawab pernah, dan 2,6 responden menjawab tidak pernah guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa secara individu. Setiap siswa pasti memiliki permasalahan yang berbeda-beda, disini guru BK sangat berperan penting dalam menyelesaikan masalah siswa-siswanya. Siswa dapat berkonsultasi dengan guru BK tentang permasalahan yang sedang mereka hadapi, pemanggilan secara individu dilakukan guru BK setiap seminggu sekali, hal ini dilakukan agar siswa dapat terpantau dan siswa juga dapat menceritakan masalah pribadi mereka. Setelah siswa menceritakan masalahnya, maka guru BK akan membimbing siswa dan juga memberikan solusinya. 2 2 Hasil wawancara dengan Bapak M. sholeh Tabel 4.13 Pemanggilan Siswa ke Ruang BK No. Soal Alternatif jawaban F 10 Selalu 21 27,6 Sering 15 19,7 Kadang-kadang 21 27,6 Pernah 16 21,0 Tidak pernah 3 3,9 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK selalu memanggil siswa secara individu ke ruang BK. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah jawaban responden, 27,6 responden menjawab selalu dan kadang-kadang, 21,0 responden menjawab pernah, 19,7 responden menjawab sering, dan 3,9 responden menjawab tidak pernah guru BK memanggil siswa secara individu ke ruang BK. Guru BK memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik, tugas guru BK terkait dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat dan kepribadian peserta didik di sekolah. Tugas guru BK yaitu membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi dan pengembangan kehidupan sosial, oleh karena itu bagi siswa yang bermasalah, akan ada pemanggilan khusus ke ruang BK. Baik itu masalah pribadi, masalah dengan teman ataupun dengan keluarga. Di ruang BK siswa bebas untuk menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi, dan disinilah peran guru BK sangat penting, karena guru BK bukan hanya sekedar guru tapi juga sebagai teman cerita bagi siswa. 3 3 Hasil wawancara dengan Ibu Eka Sulistyaningsih Tabel 4.14 Penyelesaian Masalah Bersama dengan Siswa Lainnya No. Soal Alternatif jawaban F 11 Selalu 19 25 Sering 16 21,0 Kadang-kadang 16 21,0 Pernah 14 18,4 Tidak pernah 11 14,4 Jumlah 76 100 Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa guru BK selalu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah secara bersama dengan siswa lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas yang didapat dari jawaban responden, 25 responden menjawab selalu, 21,0 responden menjawab sering dan kadang- kadang, 18.4 responden menjawab pernah, dan 14,4 responden yang menjawab guru BK tidak pernah membantu siswa dalam menyelesaikan masalah secara bersama dengan siswa lainnya. Penyelesaian masalah yang dialami siswa harus dirancang secara cermat dengan melibatkan semua komponen yang ada di sekolah, keterbukaan siswa dengan guru Bk akan memudahkan guru BK dalam menyelesaikan masalah, penyelesaian masalah bersama dengan siswa lainnya diadakan di dalam kelas, dengan menanyakan masing-masing siswa dan penyelesaiannya pun diselesaikan secara bersama-sama. Dengan ini siswa dapat mengerti sifat masing-masing teman mereka. Tabel 4.15 Memberikan Materi Bimbingan dan Konseling secara Kelompok di Kelas No. Soal Alternatif jawaban F 12 Selalu 41 53,9 Sering 6 7,8 Kadang-kadang 22 28,9 Pernah 3 3,9 Tidak pernah 4 5,2 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap minggu guru BK selalu memberikan materi bimbingan dan konseling secara kelompok di kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 53,9 responden menjawab selalu, 7,8 responden menjawab sering, 28,9 responden menjawab kadang-kadang, 3,9 responden menjawab pernah, dan 5,2 responden menjawab tidak pernah setiap minggu guru BK memberikan materi bimbingan dan konseling secara kelompok di kelas. Materi bimbingan dan konseling memang selalu diberikan setiap minggunya oleh guru BK, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat terselesainya masalah siswa, berkembangnya keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi, sehingga perkembangan siswa menjadi optimal. Tabel 4.16 Guru BK Mengadakan Diskusi dengan Para Siswa secara Terbuka di Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 13 Selalu 30 39,4 Sering 22 28,9 Kadang-kadang 10 13,1 Pernah 8 10,5 Tidak pernah 6 7,8 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap bulan guru BK selalu mengadakan diskusi dengan para siswa secara terbuka di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 39,4 responden menjawab selalu, 28,9 responden menjawab sering, 13,1 responden menjawab kadang- kadang, 10,5 responden menjawab pernah, dan 7,8 responden menjawab tidak pernah setiap bulan guru BK mengadakan diskusi dengan para siswa secara terbuka di sekolah. Dalam diskusi ini semua siswa di ikut sertakan secara aktif dalam mencapai kemungkinan pemecahan masalah secara bersama-sama, mengutarakan masalahnya, mengutarakan ide-ide, mengutarakan saran-saran yang mereka miliki. Dalam kegiatan ini yang memegang peranan penting adalah guru bimbingan dan konseling, pembimbing berusaha menciptakan situasi yang mendorong siswa untuk ikut terlibat dalam diskusi kelompok dan selalu aktif berpartisipasi dan saling berinteraksi diantara mereka. Tabel 4.17 Membimbing dan Membantu Siswa dalam Menyusun Jadwal Belajar No. Soal Alternatif jawaban F 14 Selalu 7 9,2 Sering 7 9,2 Kadang-kadang 25 32,8 Pernah 17 22,3 Tidak pernah 20 26,3 Jumlah 76 100 Dari deskripsi tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK kadang-kadang membimbing dan membantu siswa dalam menyusun jadwal belajar dan semua kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 9,2 responden menjawab selalu dan sering, 32,8 responden menjawab kadang-kadang, 22,3 responden menjawab pernah, 26,3 responden menjawab tidak pernah guru BK membimbing dan membantu siswa dalam menyusun jadwal belajar. Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu siswa dalam proses pembelajaran, khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Dalam hal ini tidak hanya guru yang berperan aktif dalam tujuan pendidikan sekolah, tetapi konselor juga ikut serta dalam kegiatan pendidikan. Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya kerja sama antara siswa, kepala sekolah, guru, guru BK serta orang tua. Tabel 4.18 Kunjungan ke Rumah Siswa dalam Membantu Masalah Siswa No. Soal Alternatif jawaban F 15 Selalu 32 42,1 Sering 19 25 Kadang-kadang 11 14,4 Pernah 10 13,1 Tidak pernah 4 5,2 Jumlah 76 100 Ketika ditanyakan tentang guru BK berkunjung ke rumah siswa dalam membantu masalah yang dihadapi pada matrik di atas didapat jawaban responden yaitu, 42,1 responden menjawab selalu, 25 responden menjawab sering, 14,4 responden menjawab kadang-kadang, 13,1 responden menjawab pernah, dan 5,2 responden menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru BK selalu melaksanakan kunjungan ke rumah siswa dalam membantu masalah yang dihadapi oleh siswa. Dengan adanya kunjungan ke rumah siswa, itu akan membantu guru BK dalam memperoleh data tambahan tentang keluarga dan permasalahannya, serta dapat mengkomunikasikan permasalahan siswa dengan lebih kekeluargaan. Diadakannnya kunjungan rumah ini harus disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya siswa yang tidak masuk kelas selama seminggu, ataupun siswa yang memiliki permasalahan dengan keluarga. 4 4 Hasil wawancara dengan Bapak M. Sholeh Tabel 4.19 Layanan Konsultasi Rutin dalam Seminngu Sekali No. Soal Alternatif jawaban F 16 Selalu 12 15,7 Sering 31 40,7 Kadang-kadang 15 19,7 Pernah 11 14,4 Tidak pernah 7 9,2 Jumlah 76 100 Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK sering memberikan layanan konsultasi secara rutin dalam seminggu sekali. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 15,7 responden menjawab selalu, 40,7 responden menjawab sering, 19,7 responden menjawab kadang-kadang, 14,4 responden menjawab pernah, dan 9,2 responden menjawab tidak pernah guru BK memberikan layanan konsultasi secara rutin dalam seminggu sekali. Dengan adanya layanan konsultasi rutin seminggu sekali, akan memberikan pengaruh positif kepada siswa dan juga menjalin kerja sama antara siswa dan guru BK dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Tabel 4.20 Mendatangkan Lembaga Kepolisian dan Psikolog No. Soal Alternatif jawaban F 17 Selalu 7 9,2 Sering 12 15,7 Kadang-kadang 22 28,9 Pernah 26 34,2 Tidak pernah 9 11,8 Jumlah 76 100 Mendatangkan lembaga-lembaga penting seperti kepolisian dan psikolog ke sekolah dalam membantu permasalahan siswa, merupakan hal yang perlu dilakukan untuk dapat dijadikan informasi bagi para siswa, akan tetapi guru BK dan kepala sekolah masih kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan ini. Hal ini dapat dilihat dari hasil tabel di atas yaitu, 9,2 responden menjawab selalu, 15,7 responden menjawab sering, 28,9 responden menjawab kadang-kadang, 34,2 responden menjawab pernah, dan 11,8 responden menjawab tidak pernah guru BK dan kepala sekolah mendatangkan lembaga-lembaga penting seperti kepolisian dan psikolog ke sekolah dalam membantu permasalahan siswa. Mendatangkan lembaga kepolisian dan psikolog diharapkan mampu memperluas pengetahuan siswa tentang bahaya pergaulan bebas dan juga membantu siswa untuk mengetahui kepribadian siswa itu sendiri. Di SMK Putra Bangsa Depok pernah mendatangkan narasumber dari BNN Badan Narkotika Nasional, yang berkaitan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Dan juga dengan kepolisian, terkait tentang masalah yang sedang ramai saat ini yaitu masalah pembunuhan dan tawuran, adapun yang berhubungan dengan lalu lintas, kita mengadakan suatu terobosan yaitu pembuatan SIM kolektif di sekolah yang sedang berjalan sampai sekarang. 5 Tabel 4.21 Mendatangkan Narasumber polisi, doketr tentang Bahaya narkoba dan pergaulan Bebas No. Soal Alternatif jawaban F 18 Selalu 22 28,9 Sering 10 13,1 Kadang-kadang 14 18,2 Pernah 28 36,8 Tidak pernah 2 2,6 Jumlah 76 100 Dari data di atas diketahui bahwa guru BK pernah mendatangkan narasumber polisi dan dokter untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas. Hal ini dapat dilihat dari hasil di atas dari 76 jumlah responden, 28,9 responden menjawab selalu, 13,1 responden menjawab sering, 18,2 responden menjawab kadang-kadang, 36,8 responden menjawab pernah, dan 2,6 responden menjawab tidak pernah guru BK mendatangkan 5 Hasil wawancara dengan Bapak M. sholeh narasumber polisi dan dokter untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas. Pengaruh kehidupan luar yang sangat berbahaya bagi masa depan siswa, hali ini yang membuat sekolah mendatangkan polisi dan dokter untuk dapat menjelaskan bahaya narkoba serta pergaulan bebas yang banyak dialami oleh para remaja seusia mereka. Maka dari itu, sangatlah penting bagi suatu lembaga pendidikan khususnya tingkat SMKsederajat dalam menjalin kerjasama dengan lembaga kepolisian, psikolog dan yang lainnya, agar siswa mendapatkan informasi yang tepat tentang hal-hal yang berkaitan dengan bahaya pergaulan, bahaya narkoba, tawuran dan juga sejenisnya. Tabel 4.22 Membantu Menyelesaikan Masalah dengan Siswa Lain No. Soal Alternatif jawaban F 19 Selalu 19 25 Sering 23 30,2 Kadang-kadang 14 18,2 Pernah 13 17,1 Tidak pernah 7 9,2 Jumlah 76 100 Ketika ditanyakan tentang guru BK membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa lainnya para responden memberikan jawaban yang bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas yang didapat dari jawaban 76 responden, 25 responden menjawab selalu, 30,2 responden menjawab sering, 18,2 responden menjawab kadang-kadang, 17,1 responden menjawab pernah, dan 9,2 responden menjawab tidak pernah guru BK membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa lainnya. Dengan melihat skor dari setiap alternatif jawaban, maka dapat disimpulkan bahwa guru BK sering membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa lainnya, adapun penyelesaian masalahnya dengan memanggil siswa ke ruang BK. Tabel 4.23 Pemberian Bantuan dalam Mengatasi Halangan dan Rintangan Perkembangan Pribadi Siswa No. Soal Alternatif jawaban F 20 Selalu 17 22,3 Sering 12 15,7 Kadang-kadang 27 35,5 Pernah 16 21,0 Tidak pernah 4 5,2 Jumlah 76 100 Berdasarkan data di atas berkaitan dengan guru BK membantu siswa dalam mengatasi halangan dan rintangan yang menghalangi perkembangan pribadi siswa, layanan ini juga masih belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban 76 responden, 22,3 responden menjawab selalu, 15,7 responden menjawab sering, 35,5 responden menjawab kadang-kadang, 21,0 responden menjawab pernah, dan 5,2 responden menjawab tidak pernah guru BK membantu siswa dalam mengatasi halangan dan rintangan yang menghalangi perkembangan pribadi siswa. Untuk mengatasi masalah rintangan dalam perkembangan pribadi siswa, dibutuhkan peran guru BK untuk lebih masuk ke ranah pribadi siswa, untuk lebih memotivasi siswa agar lebih berbuat baik dalam kehidupan sosialnya. Dan peran guru BK di sini masih belum maksimal karena keterbatasan guru BK yang ada di sekolah. Tabel 4.24 Siswa Melakukan Kenakalan No. Soal Alternatif jawaban F 21 Selalu 14 18,4 Sering 11 14,4 Kadang-kadang 29 38,1 Pernah 15 19,7 Tidak pernah 7 9,2 Jumlah 76 100 Dari tabel 4.24 menunjukkan tentang anggapan siswa bahwa di sekolah kenakalan memang dilakukan oleh siswa, dibuktikan dari hasil jawaban selalu yang diberikan siswa sebanyak 18,4, 14,4 siswa yang menjawab sering, 38,1 siswa menjawab kadang-kadang, 19,7 siswa menjawab pernah, dan 9,2 siswa menjawab tidak pernah. Seorang pelajar tidak lepas dari kenakalan yang dibuatnya, masalah ini harus benar-benar dibenahi agar siswa tidak sampai melakukannya kembali, dan peran guru BK saja tidak cukup dalam mengatasi permasalahan ini, perlu adanya kerja sama dengan guru kelas, orang tua, dan pihak sekolah yang lainnya, agar permasalah ini dapat teratasi dengan baik. Siswa SMK Putra Bangsa Depok masih suka melakukan kenakalan, tetapi masih dalam tahap yang wajar seperti, membolos, tidak memakai seragam dan pelanggaran tata tertib sekolah yang lainnya. 6 Maka dari itu, perlunya ketegasan dari guru BK dan pihak sekolah yang lain dalam menangani permasalahn ini. 6 Hasil wawancara dengan Ibu Eka Sulistianingsih Tabel 4.25 Siswa Mentaati Perintah Guru No. Soal Alternatif jawaban F 22 Selalu 39 51,3 Sering 12 15,7 Kadang-kadang 19 25 Pernah 6 7,8 Tidak pernah - - Jumlah 76 100 Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa siswa selalu mentaati perintah guru, dilihat dari hasil jawaban selalu yang diberikan siswa sebanyak 51,3, 15,7 menjawab sering, 25 menjawab kadang-kadang, 7,8 menjawab pernah, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah tidak mentaati perintah guru. Hal ini membuktikan bahwa bimbingan kepada siswa dalam mentaati perintah guru di SMK Putra Bangsa Depok sudah sangat baik, karena pendidikan penanaman sopan santun disuatu lembaga pendidikan itu sangatlah penting dan juga dapat membantu siswa bagaimana mengambil sutu sikap dalam suatu keadaan. Tabel 4.26 Siswa Tidak Masuk Kelas Tanpa Keterangan No. Soal Alternatif jawaban F 23 Selalu 2 2,6 Sering 2 2,6 Kadang-kadang 12 15,7 Pernah 15 19,7 Tidak pernah 45 59,2 Jumlah 76 100 Tentang siswa yang tidak masuk kelas tanpa keterangan dikhawatirkan mereka berangkat dari rumah dengan tujuan ke sekolah tetapi ditengah jalan mereka pergi ke tempat tujuan lain bersama teman-teman mereka, namun bukan berarti setiap siswa yang tidak masuk tanpa keterangan mereka melakukan bolos sekolah, adakalanya karena kurang kerjasama keluarga dengan pihak sekolah sehingga tidak memberitahukan alasan mengapa siswa tersebut tidak masuk sekolah. Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa semangat mereka masuk kelas ke sekolah masih tinggi, dibuktikan dengan hasil jawaban siswa tidak pernah tidak masuk tanpa keterangan sebanyak 59,2, walaupun masih ada siswa yang menjawab pernah sebanyak 19,7, menjawab kadang-kadang menjawab 15,7, menjawab sering dan selalu sebanyak 2,6. Tabel 4.27 Siswa Datang Terlambat ke Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 24 Selalu 1 1,3 Sering 3 3,9 Kadang-kadang 18 23,6 Pernah 14 18,4 Tidak pernah 40 52,6 Jumlah 76 100 Dari tabel 4.27 dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah datang terlambat ke sekolah 52,6, sedangkan yang menyatakan pernah 18,4, siswa yang kadang-kadang datang terlambat 23,6, siswa yang sering datang terlambat 3,9, dan siswa yang selalu datang terlambat ke sekolah 1,3. Hasil ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran siswa untuk mematuhi peraturan sekolah, sehingga perlu bimbingan dari berbagai pihak agar seluruh siswa dapat datang tepat waktu ke sekolah. Tabel 4.28 Siswa Melakukan Bolos Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 25 Selalu - - Sering 2 2,6 Kadang-kadang 3 3,9 Pernah 6 7,8 Tidak pernah 65 85,5 Jumlah 76 100 Dari tabel 4.28 dapat diketahui bahwa sikap disiplin siswa sangat baik, terbukti bahwa mayoritas siswa menjawab tidak pernah melakukan bolos sekolah sebanyak 85,5, yang menjawab pernah sebanyak 7,8, yang menjawab kadang- kadang sebanyak 3,9, yang menjawab sering sebanyak 2,6, dan tidak ada siswa yang menjawab selalu melakukan bolos sekolah. Hal ini membuktikan bahwa kedisiplinan yang ada di sekolah ini sudah cukup baik. Siswa yang melakukan bolos sekolah biasanya kurang motivasi untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau karena situasi kelas yang terkadang kurang menyenangkan untuk tetap berada di dalamnya serta pengaruh bujukan dari teman untuk bolos sekolah. Tabel 4.29 Siswa Merusak Sarana dan Prasarana No. Soal Alternatif jawaban F 26 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang 7 9,2 Pernah 8 10,5 Tidak pernah 61 80,2 Jumlah 76 100 Tindakan siswa yang tidak pernah melakukan perusakan sarana dan prasarana sudah sangat baik, dilihat dari hasil siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 80,2, walaupun masih ada siswa yang menjawab pernah sebanyak 10,5, dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 9,2. Masa remaja merupakan masa peralihan menuju kedewasaan, dia mulai menentuka jalan hidupnya sendiri. Kenakalan remaja cenderung lebih mengarah kepada perusakan infrastruktur, seperti merusak bangunan sekolah, dan yang bertanggung jawab disini bukan hanya guru BK saja akan tetapi semua pihak juga harus bertanggung jawab untuk meminimalisir kenakalan tersebut. Dan dari hasil data di atas menunjukkan bahwa siswa di SMK Putra Bangsa Depok tidak pernah melakukan hal tersebut. Tabel 4.30 Siswa Suka Mencoret-coret Tembok No. Soal Alternatif jawaban F 27 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang 6 7,8 Pernah 11 14,4 Tidak pernah 59 77,6 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa upaya sekolah dalam menanamkan kebiasaan cinta lingkungan sudah cukup baik, namum perlu diadakan tindakan untuk meminimalisasi dilakukannya perbuatan tersebut, terbukti dengan siswa yang tidak pernah melakukan coret-coret tembok sebanyak77,6, tetapi masih ada siswa yang pernah melakukannya sebanyak 14,4, dan 7,8 siswa yang menjawab kadang-kadang melakukan hal tersebut. Tabel 4.31 Suka Memeras memalak Teman di Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 28 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang - - Pernah 5 6,5 Tidak pernah 71 93,4 Jumlah 76 100 Kegiatan memalak memeras bisa digolongkan dalm bentuk kenakalan kriminal yang dilakukan siswa. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 93,4 siswa yang menjawab tidak pernah melakukannya, adapula siswa yang menjawab pernah melakukannya yaitu sebanyak 6,5. Ini menunjukkan angka yang sangat baik, dan guru BK hendaknya memberikan penyuluhan kepada siswa yang melakukan tindakan tersebut. Tabel 4.32 Siswa Berkata Kotor di Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 29 Selalu - - Sering 1 1,3 Kadang-kadang 23 30,2 Pernah 18 23,6 Tidak pernah 34 44,7 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa menjawab tidak pernah berkata kotor di sekolah sebanyak 44,7, siswa yang menjawab pernah sebanyak 23,6, namum kadang-kadang 30,2 mereka berbicara tidak sopan dengan mengucapkan kata-kata kotor ketika berbicara dengan orang lain, dan hanya 1,3 siswa yang sering melakukannya. Hal ini membuktikan bahwa guru sudah cukup baik dalam memberikan pengetahuan tentang tata cara sopan santun terhadap sesama, dan juga perlu adanya teguran bagi siswa yang berkata kotor di sekolah, agar siswa tidak melakukannya lagi. Tabel 4.33 Membawa Senjata Tajam ke Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 30 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang 1 1,3 Pernah - - Tidak pernah 75 98,6 Jumlah 76 100 Adakalanya siswa yang hendak melakukan tawuran atau perkelahian di sekolah atau setelah keluar sekolah mereka tidak ragu-ragu membawa senjata tajam ke sekolah ataupun mereka yang menggunakannya untuk menakut-nakuti teman yang lain agar diberi uang. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa menjawab 98,6 tidak pernah membawa senjata tajam, dan 1,3 siswa menjawab kadang-kadang membawa senjata tajam ke sekolah. Tabel 4.34 Siswa Berkelahi dengan Teman di Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 31 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang 6 7,8 Pernah 13 17,1 Tidak pernah 57 75 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan menjauhi perkelahian dianggap sudah cukup baik, walaupun masih sangat perlu diminimalisasi, terbukti dengan siswa yang menjawab tidak pernah berkelahi sebanyak 75, yang pernah berkelahi 17,1, ada juga yang masih kadang-kadang berkelahi yaitu sebanyak 7,8. Dalam masalah ini guru BK mengajak siswa ke ruang BK untuk lebih mengetahui pokok permasalahannya dan juga memberikan sanksi yang dapat membuat mereka tidak melakukannya lagi. Tabel 4.35 Siswa Melakukan Tawuran No. Soal Alternatif jawaban F 32 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang 4 5,2 Pernah 2 2,6 Tidak pernah 70 92,1 Jumlah 76 100 Dari tabel 4.35 sama halnya dengan perkelahian, tindakan menjauhi tawuran pun dianggap sudah cukup baik, walaupun masih sangat perlu diminimalisasi. Terbukti dengan siswa yang menjawab tidak pernah ikut tawauran sebanyak 92,1, yang pernah ikut tawuran 2,6, dan 5,2 siswa yang kadang- kadang mengikuti tawuran dengan sekolah lain. Tindakan tidak terpuji ini selalu saja dilakukan oleh siswa denga alasan menjaga kehormatan dan martabat sekolah, kenakalan ini sudah tergolong dalam tindakan kriminal karena bisa membahayakan orang lain. Guru BK dan pihak sekolah sangat bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan ini, adanya pemberian sanksi terhadap siswa yang melakukannya dan sanksinya pun sesuai dengan mekanisme penegakan disiplin yang sudah ada di sekolah. Dan dari hasil wawancara dengan guru BK dan juga wakil kepala sekolah, bahwa SMK Putra Bangsa Depok tidak pernah melakukan tawuran dengan sekolah lain, ini merupakan pembuktian bahwa pemberian arahan serta penegakan disiplin dari guru BK sudah cukup baik. 7 7 Hasil wawancara dengan Bapak M. Sholeh dan Ibu Eka Sulistianingsih Tabel 4.36 Siswa Membawa Buku-buku Porno ke Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 33 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang - - Pernah - - Tidak pernah 76 100 Jumlah 76 100 Kematangan organ-organ reproduksi siswa mendorong mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan kearah pemuasan yang mereka inginkan, tetapi karena adanya norma serta nilai dalam masyarakat yang menentang perbuatan- perbuatan tersebut, maka jalan pemuasan yang lain yang dipilih siswa adalah dengan mambawa buku-buku porno ke sekolah. Namun dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas semua siswa tidak melakukan hal tersebut, terbukti dari siswa yang menjawab tidak pernah melakukannya sebanyak 100. Masalah ini menjadi sorotan bagi guru-guru, khususnya guru BK, pemantauan setiap hari atau adanya pemeriksaan tas dan lain-lain untuk mencegah perbuatan ini sangatlah penting, agar siswa terhindar dari pembawaan buku porno ke sekolah, karena ini akan merusak moral bagi para siswa. Tabel 4.37 Siswa Membaca Buku-buku Porno No. Soal Alternatif jawaban F 34 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang - - Pernah 1 1,3 Tidak pernah 75 98,6 Jumlah 76 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sama halnya dengan membawa buku- buku porno ke sekolah, jawaban siswa yang menunjukkan tidak pernah membaca pun masih sangat baik yaitu 98,6, jika di sekolah mereka tidak membaca tetapi di tempat lain mereka membaca walaupun hanya 1,3 siswa yang menjawab pernah membacanya. Hal ini membuktikan bahwa perhatian guru BK sudah cukup baik terhadap siswa, bukan hanya perhatian guru BK saja tetapi orang tua juga sangat berperan dalam hal ini, karena lebih banyak aktivitas siswa yang dilakukan di rumah dan itu merupakan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik utama. Tabel 4.38 Siswa Merokok di Sekolah No. Soal Alternatif jawaban F 35 Selalu 3 3,9 Sering 3 3,9 Kadang-kadang 7 9,2 Pernah 4 5,2 Tidak pernah 59 77,6 Jumlah 76 100 Tabel 4.38 menerangkan bahwa siswa menjawab tidak pernah merokok sebanyak 77,6, yang menjawab pernah sebanyak 5,2, yang menjawab kadang- kadang sebanyak 9,2, dan yang menjawab sering dan selalu merokok di sekolah sebanyak 3,9. Perilaku merokok dikalangan remaja merupakan tindakan yang melanggar peraturan, mengingat status mereka sebagai pelajar dan usia mereka yang baru beranjak remaja, pada umumnya perilaku merokok di usia remaja kemungkinan didasari oleh faktor lingkungan dan pergaulan. Tabel 4.39 Siswa Meminum-minuman Keras No. Soal Alternatif jawaban F 36 Selalu - - Sering 1 1,3 Kadang-kadang - - Pernah 3 3,9 Tidak pernah 72 94,7 Jumlah 76 100 Siswa yang meminum-minuman keras pada umumnya hanya menghilangkan rasa ingn tahu terhadap minuman tersebut. Adakalanya mereka didorong oleh teman-teman, adapun siswa yang sering melakukannya dikarenaka mereka mengalami suatu masalah dan tidak dapat meyesuaikan diri yang mengakibatkan fru stasi, ataupun karena lingkungannya yang mengatakan “trend” terhadap meminum-minuman beralkohol. Hal inilah yang membuat siswa awalnya hanya coba-coba, kemudian karena merasakan ketenangan setelah meminumnya, maka diantara mereka ada yang terus melakukannya. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak siswa yang tidak pernah meminum-minuman beralkohol sebanyak 94,7, artinya mayoritas siswa yang tidak melakukannya. Siswa yang menjawab pernah 3,9, siswa yang menjawab sering 1,3, tetapi tidak ada siswa menjawab selalu dan kadang- kadang melakukannya. Tabel 4.40 Siswa Menonton Film Porno No. Soal Alternatif jawaban F 37 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang 10 13,1 Pernah 15 19,7 Tidak pernah 51 67,1 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas diketahui mayoritas siswa tidak pernah menonton film porno, dibuktikan dengan jawaban tidak pernah yang diberikan siswa sebanyak 67,1, siswa yang mengaku pernah menonton sebanyak 19,7, jawaban kadang- kadang 13,1, dan tidak ada yang menjawab selalu dan sering menonton. Seseorang itu pasti mengalami perubahan, perubahan itu terjadi akibat adanya interaksi dengan orang lain, pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup dimasyarakat. Kenakalan siswa seperti penyalahgunaan narkoba, hubungan seks diluar nikah, dan menonton film porno tidak sepenuhnya menjadi kesalahan bagi siswa tersebut, tetapi juga merupakan kesalahan dari pihak lain, misalnya saja karena kurang terkontrolnya siswa dalam pergaulan. Dalam masalah ini, jangan menitikberatkan pada guru BK saja, akan tetapi seluruh elemen sekolah serta orang tua bertaggunag jawab dalam hal ini. Tabel 4.41 Siswa ke Kantin Sekolah saat Pelajaran Berlangsung No. Soal Alternatif jawaban F 38 Selalu 2 2,6 Sering 4 5,2 Kadang-kadang 23 30,2 Pernah 17 22,3 Tidak pernah 30 39,4 Jumlah 76 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah ke kantin sekolah saat pelajaran berlangsug yakni 39,4, mengingat ketatnya tata tertib yang berlaku di sekolah, namun masih adanya siswa yang menjawab kadang- kadang yakni 30,2, hal ini menunjukkan adanya celah yang diberikan oleh guru mata pelajaran sehingga siswa dapat keluar kelas tanpa sepengetahuan guru, siswa yang menjawab pernah yakni 22,3, jawaban sering 5,2 , tetapi hanya 2,6 yang menjawab selalu. Tabel 4.42 Siswa Tidak Mengikuti Pelajaran Sampai Selesai No. Soal Alternatif jawaban F 39 Selalu 4 5,2 Sering 1 1,3 Kadang-kadang 5 6,5 Pernah 3 3,9 Tidak pernah 63 82,8 Jumlah 76 100 Dari tabel 4.42 dapat diketahui bahwa siswa yang tidak pernah mengikuti pelajaran sampai selesai sebanyak 82,8, siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 6,5, siswa yang menjawab selalu yakni 5,2, yang menjawab pernah sebanyak 3,9, dan yang menjawab sering tidak mengikuti pelajaran sampai selesai sebanyak 1,3. Siswa yang tidak mengikuti pelajaran sampai selesai ada kemungkinan karena mereka kurang sehat kemudian diberi izin untuk pulang ke rumah, namun ada juga yang tidak mengikuti pelajaran sampai selesai karena siswa merasa bosan di kelas kemudian melakukan bolos sekolah. Tabel 4.43 Siswa Menggunakan Obat-obatan Terlarang No. Soal Alternatif jawaban F 40 Selalu - - Sering - - Kadang-kadang - - Pernah 1 1,3 Tidak pernah 75 98,6 Jumlah 76 100 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perilaku siswa untuk tidak menggunakan narkobaobat-obatan terlarang sudah sangat baik, hal ini terbukti dari jawaban siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 98,6, dan 1,3 yang menjawab pernah. Remaja yang menggunakan narkoba ini adalah remaja yang merasa ingin tahu kemudian menggunakannya ataupun karena dorongan dari teman-teman sekelompoknya. Pemberian informasi tentang bahaya narkoba perlu ditingkatkan dalam hal ini, agar siswa tersebut tidak selamanya terjerumus dalam kebiasaan tersebut. Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran masing-masing yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interpretasi atau nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut: a. Efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 - 100. b. Cukup efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 - 80. c. Kurang efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 - 60. d. Tidak efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40. 8 Untuk menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut :  Menentukan Nilai Harapan NH. Nilai dapat diketahui dengan mengkalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.  Menghitung Nilai Skor NS. Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.  Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus : NS X 100 NH Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 76 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data implementasi program bimbingan 8 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009, Cet.3, h. 35 dan konseling dalam mengantisipasi kenakalan siswa di SMK Putra Bangsa Depok yang terdiri dari 9 aspek yaitu: aspek layanan orientasi, aspek layanan informasi, aspek layanan penempatan dan penyaluran, aspek layanan penguasaan kontenpembelajaran, aspek layanan konseling perorangan, aspek layanan bimbingan kelompok, aspek layanan konseling kelompok, aspek layanan konsultasi, dan aspek layanan mediasi yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan skor 5054. Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.46 di bawah ini: Tabel 4.44 Nilai Rata-Rata Skor Penelitian No Aspek Skor Nilai Harapan NH Nilai Skor NS NS NH x100 Kategori Nilai 1 Layanan orientasi 490 2 x 5 = 10 490 : 76 = 6,44 6,44 10 x 100 = 64,4 Cukup efektif 2 Layanan informasi 512 2 x 5 = 10 512 : 76 = 6,73 6,73 10 x 100 = 67,3 Cukup efektif 3 Layanan penempatan dan penyaluran 493 2 x 5 = 10 493 : 76 = 6,48 6,48 10 x 100 = 64,8 Cukup efektif 4 Layanan penguasaan kontenpem belajaran 506 2 x 5 = 10 506 : 76 = 6,65 6,65 10 x 100 = 66,5 Cukup efektif 5 Layanan konseling perorangan 794 3 x 5 = 15 794 : 76 = 10,44 10,44 15 x 100 = 69,6 Cukup efektif 6 Layanan bimbingan kelompok 490 2 x 5 = 10 490 : 76 = 6,44 6,44 10 x 100 = 64,4 Cukup efektif 7 Layanan konseling kelompok 410 2 x 5 = 10 410 : 76 = 5,39 5,39 10 x 100 = 53,9 Kurang efektif 8 Layanan konsultasi 589 2 x 5 = 10 589 : 76 = 7,75 7,75 10 x 100 = 77,5 Cukup efektif 9 Layanan mediasi 693 3 x 5 = 15 693 : 76 = 9,11 9,11 15 x 100 = 60,7 Kurang efektif Jumlah 4977 100 4977 : 76 = 65,48 65,48 100 x 100 = 65,48 Cukup efektif Berdasarkan hasil interpretasi data secara keseluruhan, dari 9 aspek implementasi program bimbingan dan konseling dalam mengantisipasi kenakalan siswa yakni berada pada taraf cukup efektif, hal ini sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus di atas yaitu: 65,48 100 x 100 = 65,48 Cukup efektif

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada deskripsi data di atas, maka dapat diketahui bahwa implementasi program bimbingan dan konseling mayoritas siswa menjawab selalu, dengan prosentase 30,2 siswa menjawab selalu beradaptasi dengan lingkungan sekolah. 32,8 siswa menjawab selalu guru BK mengadakan orientasi kelas di awal tahun ajaran baru. 35,5 siswa menjawab pernah, yakni guru BK memberikan informasi jenjang pendidikan perguruan tinggi. 30,2 siswa menjawab pernah, yakni guru BK memberikan informasi dunia pekerjaan. 30,2 siswa menjawab sering, yakni guru BK membantu menemukan dan memahami potensi-potensi siswa. 36,8 siswa menjawab sering, yakni guru BK membantu siswa dalam memilih jurusan. 46,0 siswa menjawab selalu guru BK bekerja sama dengan guru bidang study. 32,8 siswa menjawab pernah, yakni guru BK membimbing siswa disaat siswa mendapat kesulitan belajar. 36,8 siswa menjawab selalu guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa secara individu. 27,6 siswa menjawab selalu, yakni guru BK memanggil siswa ke ruang BK. 25 siswa menjawab selalu, yakni guru BK membantu menyelesaikan masalah bersama siswa lainnya. 53,9 siswa menjawab selau guru BK memberikan materi BK secara kelompok di kelas. 39,4 siswa menjawab selalu guru BK mengadakan diskusi dengan para siswa secara terbuka di sekolah. 32,8 siswa menjawab kadang-kadang, yakni guru BK membimbing dan membantu siswa dalam menyusun jadwal belajar. 42,1 siswa menjawab selalu guru BK mengadakan kunjungan ke rumah siswa dalam membantu masalah siswa. 40,7 siswa menjawab sering, yakni guru BK mengadakan layanan konsultasi rutin dalam seminggu sekali. 34,2 siswa menjawab pernah, yakni guru BK mendatangkan lembaga kepolisian dan psikolog. 36,8 siswa menjawab pernah, yakni guru BK mendatangkan narasumber polisi, dokter tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas. 30,2 siswa menjawab sering guru BK membantu menyelesaikan masalah dengan siswa lain. 35,5 siswa menjawab kadang-kadang guru BK memberikan bantuan dalam mengatasi halangan dan rintangan perkembangan pribadi siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi program bimbingan dan konseling di SMK Putra Bangsa Depok cukup efektif, hal ini terbukti dari hasil interpretasi data secara keseluruhan yakni 65,48, dan juga dari hasil wawancara dengan guru BK bahwa setiap program BK pasti dikoordinasikan dulu dengan koordinator BK, setelah rampung lalu di koordinasikan dengan bagian kesiswaan, setelah itu baru ditindak lanjuti ke kepala sekolah, adanya laporan setiap tiga bulan sekali yang bertujuan untuk mengontrol masalah absensi, sikap siswa, penegakan disiplin dan lain sebagainya. Bimbingan konseling sangat berpengaruh sekali dalam mengatasi kenakalan siswa, dengan adanya BK di sekolah maka berkurang juga kenakalan yang terjadi di sekolah. Adapun program yang diimplementasikan di sekolah ini yaitu: program layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan kontenpembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, dan mediasi. Walaupun masih ada layanan program BK yang belum dapat diimplementasikan dengan baik yaitu program layanan konseling kelompok yang berkaitan dengan keterbukaan siswa di sekolah khususnya dalam berdiskusi, untuk itu perlunya guru BK aktif dalam berdiskusi kelompok di kelas sehingga siswa merasa adanya perhatian dari guru BK. Sedangkan program layanan mediasi juga belum dapat diimplementasikan dengan baik, hal ini berkaitan dengan kerjasama pihak sekolah dengan lembaga lain dalam mengatasi permasalahan siswa. Untuk itu, perlunya kerjasama yang baik antara sekolah dengan lembaga lain seperti kepolisian, psikolog guna menanggulangi kenakalan siswa, dengan adanya evaluasi program maka akan diketahui sejauhmana keberhasilan dari program tersebut. Dan berdasarkan informasi, dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program tersebut. 9 Latar belakang pendidikan guru BK yang sudah sesuai dengan bidangnya, mempermudah guru BK dalam mengatasi kenakalan siswa yang terjadi di sekolah ini, adapun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan BK masih belum memadai karena keterbatasan ruangan yang ada, adanya kerjasama dengan lembaga lain seperti lembaga kepolisian dan psikolog sudah pernah diadakan di sekolah ini yang bertujuan untuk memberiakan informasi kepada siswa tentang bahaya narkoba dan juga pergaulan bebas. 10 Adapun besarnya kenakalan siswa yang biasa dilakukan di SMK Putra Bangsa Depok dapat dilihat dari besarnya prosentase jawaban mayoritas siswa menjawab tidak pernah, yaitu 38,1 siswa menjawab kadang-kadang melakukan kenakalan di sekolah. 51,3 siswa menjawab selalu mentaati perintah guru. 59,2 siswa tidak pernah tidak masuk tanpa keterangan. 52,6 siswa menjawab tidak pernah datang terlambat ke sekolah. 85,5 siswa menjawab tidak pernah melakukan bolos sekolah. 80,2 siswa menjawab tidak pernah merusak sarana dan prasarana di sekolah. 77,6 9 Hasil wawancara dengan Bapak M. Sholeh 10 Hasil wawancara dengan Ibu Eka Sulistianingsih siswa menjawab tidak pernah mencoret-coret tembok. 93,4 siswa menjawab tidak pernah memeras memalak teman di sekolah. 44,7 siswa menjawab tidak pernah berkata kotor di sekolah. 98,6 siswa menjawab tidak pernah menbawa senjata tajam ke sekolah. 75 siswa menjawab tidak pernah berkelahi dengan teman di sekolah. 92,1 siswa menjawab tidak pernah melakukan tawuran. 100 siswa menjawab tidak pernah membawa buku- buku porno ke sekolah. 98,6 siswa menjawab tidak pernah membaca buku- buku porno. 77,6 siswa menjawab tidak pernah merokok di sekolah. 94,7 siswa menjawab tidak pernah meminum minuman keras. 67,1 siswa menjawab tidak pernah menonton film porno. 39,4 siswa menjawab tidak pernah ke kantin sekolah saat pelajaran berlangsung. 82,8 siswa menjawab tidak pernah tidak mengikuti pelajaran sampai selesai. 98,6 siswa menjawab tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan yang terjadi di SMK Putra Bangsa Depok masih dalam tingkatan yang wajar, seperti masalah absensi siswa, kedisiplinan dan sebagainya. Hal ini terbukti dari hasil prosentase jawaban siswa dan juga dari hasil wawancara dengan guru BK bahwa sekolah mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa dan pihak lembaga lain dalam menangantisipasi kenakalan siswa. Sedangkan dalam penyelesaian masalah oleh guru BK dilakukan beberapa cara, yakni dengan pengarahan, pemberian motivasi, skorsing dan juga pemanggilan orang tua. 11 Menurut hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bahwa bentuk usaha yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kenakalan siswa yakni dengan menggunakan mekanisme penanganan kenakalan siswa yang secara detail ada di SOP tentang penanganan masalah siswa, kemudian untuk muatan secara umum, yang pertama pelanggaran diklasifikasikan berdasarkan tingkatannya, mulai dari pelanggaran ringan, sedang, dan berat, kemudian sanksinya pun disesuaikan dengan tingkat pelanggaran. Dari sisi implementasinya, wakasek bidang kesiswaan berkoordinasi dengan semua kepala kompetensi keahliankepala jurusan, serta guru BK di masing-masing 11 Hasil wawancara dengan Bapak M. Sholeh jurusan, kemudian untuk pelaksanaan harian yang menangani permasalahan- permasalahan siswa, yang pertama yaitu semua guru mata pelajaran yang mengajar di kelas itu, kemudian guru BK dan wali kelas. 12 Implementasi program bimbingan dan konseling dalam mengatisipasi kenakalan siswa tidak terlepas dari fungsi pemahaman, yakni berfungsi memberikan pelayanan yang berguna untuk memahami keadaan siswa dan lingkungannya, serta memberikan pemahaman siswa terhadap informasi yang mereka perlukan. Sedangkan fungsi pencegahan, yakni berfungsi untuk mencegah atau menghindarkan siswa dari masalah yang mungkin mengganggu, menghambat atau mungkin menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan siswa. Dengan adanya program BK di sekolah, akan dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk dapat mengetahui potensi yang mereka miliki, dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah- masalah yang mereka alami, dan juga membantu guru untuk mengetahui seberapa besar tingkat kenakalan yang dilakukan para siswa, dengan diberikannya pendekatan secara individual dan juga pendekatan secara kelompok, siswa dapat merasakan adanya bentuk perhatian dari pihak sekolah terutama dari guru BK, dan ini akan mempermudah guru BK dalam mengatasi permasalahan siswa. 12 Hasil wawancara dengan Ibu Eka Sulistianingsih 90 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan: 1. Kenakalan yang terjadi di SMK Putra Bangsa Depok masih dalam tingkatan yang wajar, seperti masalah absensi siswa, kedisiplinan dan sebagainya. Sedangkan dalam penyelesaian masalah oleh guru BK dilakukan beberapa cara, yakni dengan pengarahan, pemberian motivasi, skorsing dan juga pemanggilan orang tua. 2. Kurangnya perhatian dari orang tua, guru dan masyarakat dalam pergaulan siswa, yang mengakibatkan siswa merasa bebas dalam bergaul sehingga kurang memperhatikan pendidikan, terutama pendidikan agama untuk kepentingan anak. 3. Lingkungan pergaulan yang berpengaruh negatif bagi siswa sehingga dapat mempengaruhi perilaku siswa. Oleh karena itu, perlunya pengawasan lebih dari orang tua, guru serta masyarakat dalam memperhatikan pergaulan siswa. 4. Implementasi program bimbingan dan konseling di SMK Putra Bangsa Depok telah berjalan dan diimplementasikan cukup efektif oleh guru BK, yaitu sebesar 65,48. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan personil guru BK yang sudah sesuai, dan juga dari hasil wawancara dengan guru BK bahwa setiap program BK pasti dikoordinasikan dulu dengan koordinator BK. Adanya laporan setiap tiga bulan sekali yang bertujuan untuk mengontrol masalah absensi, sikap siswa, penegakan disiplin dan lain sebagainya. 5. Layanan program BK yang belum dapat diimplementasikan dengan baik yaitu program layanan konseling kelompok yang berkaitan dengan keterbukaan siswa di sekolah khususnya dalam berdiskusi, untuk itu perlunya guru BK aktif dalam berdiskusi kelompok di kelas sehingga siswa merasa adanya perhatian dari guru BK. Sedangkan program layanan mediasi juga belum dapat diimplementasikan dengan baik, hal ini berkaitan dengan kerjasama pihak sekolah dengan lembaga lain dalam mengatasi permasalahan siswa. Untuk itu, perlunya kerjasama yang baik antara sekolah dengan lembaga lain seperti kepolisian, psikolog guna menanggulangi kenakalan siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saran yang perlu disampaikan penulis dalam pembahasan ini. Adapun saran-sarannya sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah, konselor, dan para guru agar saling mendukung dan bekerjasama untuk dapat lebih meningkatkan implementasi program BK di sekolah, seperti bekerja sama dengan orang tua murid dan mendatangkan nara sumber ke sekolah lebih ditingkatkan lagi. 2. Perlunya perluasan ruang BK yang belum memadai untuk menunjang kegiatan BK di sekolah. 3. Guru bimbingan konseling hendaknya tetap mempertahankan program layanan yang sudah berfungsi dengan baik serta mengevaluasi kembali program layanan bimbingan konseling yang masih perlu di tingkatkan agar berfungsi dengan baik dan membuat perencanaan program bimbingan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di MAN Jakarta

1 12 105

Pandangan siswa terhadap peran bimbingan konseling dalam mengatasi tawuran pelajar di SMK Baskara Depok

0 3 136

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KENAKALAN SISWA SMA NEGERI 8 GARUT

0 4 94

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH I BANTUL YOGYAKARTA

0 3 78

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM Implementasi Layanan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter Peduli Sosial dan Percaya Diri Siswa di MIM PK Kartasura.

0 2 14

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)DALAM BIMBINGAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI Implementasi Program Bimbingan Dan Konseling (BK) Dalam Bimbingan Belajar Siswa Di SD Negeri Gemolong 1 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen Tahun 2014/2015.

0 2 15

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA (Studi Situs SMK 1 Blora).

0 2 12

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI KENAKALAN SISWA PADA SMA FAVORIT Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kenakalan Siswa pada SMA Favorit dan Bukan Favorit di KOta Yogyakarta DAN BUKAN FAVORIT DI KOTA YOGYAKARTA.

0 1 17

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI KENAKALAN REMAJA DAN BIMBINGAN KONSELING Prestasi Belajar Ekonomi Ditinjau dari Kenakalan Remaja dan Bimbingan konseling pada Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/

0 0 17

Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Proses Problem Solving Perilaku Kenakalan Siswa di SMK Batik 1 Surakarta jurnal fix

0 1 17