Tujuan Penelitian Implementasi Program Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengantisipasi Kenakalan Siswa Di SMK Putra Bangsa Depok
14
dan ketiak. Sedangkan pada wanita mulai tumbuh payudara, pinggul serta tumbuh bulu di sekitar kemaluan dan ketiak.
Secara kognitif, tingkat kecerdasan remaja berkembang pesat dan telah dapat berpikir abstrak dan membuat hipotesis. Ia sudah dapat
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dapat mengambil kesimpulan dari suatu pertanyaan. Menurut Piaget, tahap
perkembangan kognisi telah mencapai tahapan formal operational. Oleh sebab itu, remaja sudah dapat berpikir secara abstrak tentang keadaan
dilingkungannya dan dapat juga memprediksikan kehidupannya di masa yang akan datang. Dalam tahapan perkembangan ini, kognisi remaja
dipengarihi oleh faktor skema dan adaptif. Skema adalah pola yang teratur yang melatarbelakangi suatu tingkah laku. Sedangkan adaptif adalah
penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan dengan tujuan dan perjuangan hidup.
11
Perubahan fisik terutama organ-organ seksual dan pertumbuhan kelenjar yang terjadi pada usia remaja serta tekanan sosial yang tinggi
menimbulkan intensitas emosi remaja meninggi, bahkan dapat dikatakan puncak emosional. Pada masa remaja awal, perkembangan emosinya
menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi. Emosinya bersifat negatif dan temperamental seperti
mudah tersinggung dan marah serta mudah murung dan sedih. Walaupun demikian, pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi kematangan perilaku
emosional. Dan pada masa remaja akhir dapat mengendalikan emosinya serta mencapai kematangan emosi. Ciri-ciri kematangan emosi yang
terjadi pada remaja diantaranya adalah penilaian secara kritis terhadap situasi lebih didahulukan sebelum bereaksi secara emosional. Untuk itu,
remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional.
11
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, cet. Ke-15, h. 96.
15
Luapan-luapan emosi yang tinggi pada masa remaja, jika tidak terkendali dapat menimbulkan tingkah laku yang melanggar nilai-nilai
agama dan moral yang merupakan salah satu sumber kenakalan remaja. Oleh sebab itu dimensi moral dan agama sangat penting dalam jiwa
remaja. Nilai-nilai moral dan agama dapat tumbuh dan berkembang melalui pengalaman dan interaksi sosial dengan orang tua, guru, orang
yang lebih dewasa ataupun teman sebayanya.