Jenis-jenis Kenakalan Siswa Kenakalan Siswa
25
Wardati, M.Pd dan Mohammad Jauhar, S.Pd lebih lanjut menjelaskan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya. b.
Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. c.
Fungsi penuntasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang mengahasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh
peserta didik. d.
Fungsi pengembangan atau pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai
potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
e. Fungsi kuratif, yakni membantu para peserta didik agar mereka dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya. f.
Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah. g.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
h. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan
kebutuhan konseli.
i. Fungsi penyesuian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
j. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak.
k. Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
l. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
30
30
Wardati dan Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan Konseling di Sekolah, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011, cet. Ke-1, h. 20-24.
26
Melalui fungsi-fungsi yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah untuk membantu
siswa dalam menjalani proses perkembangan yang kadang kala muncul permasalahan-permasalahan baru yang belum pernah dihadapi oleh siswa.
Tidak jarang siswa merasa kebingungan dan membutuhkan bantuan dari orang yang lebih tahu cara penyelesaian masalah yang dihadapi tersebut. Jika
fungsi tersebut telah terlaksana dengan baik, maka siswa akan mampu berkembang secara wajar dan mantap menuju aktualisasi diri secara optimal.
Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling sebenarnya sudah dapat dilihat dari pengertian bimbingan konseling itu sendiri, yaitu untuk
membantu siswa memahami dirinya sendiri sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Menurut Syahril dan Riska Ahmad, yang dikutip oleh Zikri Neni Iska, ada lima hal yang akan dicapai dalam usaha bimbingan dan konseling di
sekolah, yaitu: a.
Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan, hal ini dapat dilakukan dengan mengenal konsep diri dalam menghadapi permasalahan pribadi
dan lingkungan, sehingga dapat terbentuk pribadi yang mampu mengenal kemampuan dirinya yang berupa kekuatan dan kelemahannya.
b. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis, artinya diharapkan peserta didik dapat menerima dirinya dalam keadaan apa adanya yang ada pada dirinya sendiri dengan ikhlas dan
menjadi keadaan diri yang diterimanya itu sebagai diri yang dapat dikembangkan.
c. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri, artinya apabila seseorang telah
dapat mengenali dirinya dan menerima keadaannya, maka ia mampu untuk mengambil sebuah keputusan yang efektif dan bertanggung jawab
dalam menghadapi sesuatu atau sesuatu yang terjadi pada dirinya.
d. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri, artinya pribadi seseorang dapat
mengarahkan dirinya sendiri sesuai dengan bakat dan minat setelah mampu mengenal dirinya sendiri dan mampu menerima keadaannya.
e. Untuk dapat mewujudnkan diri sendiri, mewujudkan diri dapat juga
berarti menemukan kepercayaan diri, sehingga pribadi yang telah dapat