17
perbuatan disebut
delinquent, apabila
perbuatan-perbuatan tersebut
bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup, atau suatu perbuatan yang anti-sosial dimana di dalamnya terkandung
unsur-unsur arti- normatif”.
16
Definisi di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Fuad Hasan, yaitu “perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh remaja tersebut
menjadi dua bagian, yaitu kenakalan sosiologis dan kena kalan individual”.
Apabila anak memusuhi seluruh konteks kemasyarakatan kecuali konteks kemasyarakatannya sendiri dapat dipandang sebagai kenakalan sosiologis.
Dalam kondisi tersebut kebanyakan anak tidak merasa bersalah bila merugikan orang lain, yang penting tidak merugikan kelompoknya sendiri.
Sedangkan bentuk kenakalan individual adalah anak memusuhi semua orang, baik tetangga, kawan, maupun saudara, bahkan termasuk orang tuanya
sendiri.
17
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah perbuatan yang dilakukan oleh remaja yang bertentangan
dengan norma-norma, baik norma agama, susila, atau norma yang berlaku dalam masyarakat dan dapat merugikan dirinya serta orang lain. Jika
perbuatan melanggar hukum itu dilakukan oleh orang dewasa, maka dinamakan kejahatan, namun apabila dilakukan oleh anak-anak itu tidak
termasuk tindakan melanggar hukum sehingga tidak dikenakan sangsi hukum secara formal, tetapi tindakannya disebut dengan kenakalan.
3. Sebab-sebab Kenakalan Siswa
Ada beberapa faktor yang memyebabkan kenakalan remaja, selain faktor pribadi karena adanya perkembangan fisik yang membuat jiwa remaja
terguncang, faktor lingkungan tempat tinggalnya pun memiliki pengaruh yang
16
Sudarsono, Kenakalan Remaja; Prevensi, Rehabilitasi, dan Reosialisasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, cet. Ke-4, h. 10.
17
Ibid., h. 14.
18
sangat besar terhadap perilaku remaja. Pada dasarnya kenakalan siswa dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a. Factor internal adalah hal-hal yang bersifat dari dalam diri siswa itu
sendiri, baik sebagai akibat dari perkembangan atau pertumbuhan maupun akibat dari suatu jenis penyakit mentalkejiwaan yang ada dalam diri siswa
itu sendiri. b.
Factor eksternal adalah factor yang bersumber dari luar diri pribadi siswa yang bersangkutan, antara lain:
a. Keadaan Keluarga
Sebagian besar anak dibesarkan oleh keluarga, disamping itu kenyataan menunjukkan bahwa di dalam keluargalah anak mendapatkan
pendidikan dan pembinaan pertama kali. Karena itu, perilaku orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan si anak. Tindakan criminal
yang dilakukan oleh orang tua atau salah satu anggota keluarga dapat memperngaruhi jiwa anak.
b. Keadaan Sekolah
Ajang pendidikan kedua bagi anak-anak setalah keluarga adalah sekolah. Selama dalam proses pembinaan, penggemblengan dan
pendidikan sekolah biasanya terjadi interaksi antara sesama siswa, dan antara siswa dengan pendidik. Proses interaksi tersebut dalam
kenyataannya bukan hanya memiliki aspek sosiologi yang positif saja, akan tetapi juga membawa akibat lain yang juga memberi dorongan bagi
anak remaja di sekolah untuk menjadi nakal.
c. Keadaan Masyarakat
Keadaan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam berbagai corak dan bentuk akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung
terhadap anak-anak remaja, dimana mereka hidup berkelompok. Ringkasnya pengaruh lingkungan yang buruk ditambah dengan kontrol