24
Adapun konseling menurut Donald G. Mortenson dan Alan M. Schmuller adalah suatu proses hubungan seorang dengan seorang, dimana
yang seorang dibantu oleh orang lainnya untuk meningkatkan pengertian dan kemampuannya dalam menghadapi masalahnya.
28
Berdasarkan pengertian konseling tersebut, dapat dipahami bahwa konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh konselor yang
dilakukan secara khusus dengan cara tatap tatap muka dengan konseling guna mengatasi masalah yang dihadapinya
.
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dilihat dari beberapa fungsi bimbingan dan konseling bagi perkembangan
pribadi siswa sebagai mahluk sosial yang senantiasa brsosialisasi dengan masyarakat baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri yaitu menempati bidang pelayanan siswa dalam keseluruhan proses kegiatan pendidikan. Dalam
hubungan ini, bimbingan dan konseling berfungsi memberikan layanan pada siswa agar dapat berkembang menjadi pribadi mandiri. Dan dalam
pelaksanaannya, bimbingan dan konseling memiliki berbagai fungsi. Menurut Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A. Juntika Nurihsan
mengemukakan bahwa Bimbingan dan Konseling dalam membantu individu memiliki fungsi Pemahaman, Preventif pencegahan, Pengembangan,
Perbaikan penyembuhan, Penyaluran, Adaptasi, dan Penyesuaian.
29
28
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling; Suatu Uraian Ringkas, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985, cet. Ke-2, h. 12.
29
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, cet. Ke-1, h. 16.
25
Wardati, M.Pd dan Mohammad Jauhar, S.Pd lebih lanjut menjelaskan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya. b.
Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. c.
Fungsi penuntasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang mengahasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh
peserta didik. d.
Fungsi pengembangan atau pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai
potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
e. Fungsi kuratif, yakni membantu para peserta didik agar mereka dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya. f.
Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah. g.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
h. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan
kebutuhan konseli.
i. Fungsi penyesuian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
j. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak.
k. Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
l. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
30
30
Wardati dan Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan Konseling di Sekolah, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011, cet. Ke-1, h. 20-24.